Sistem Kecanggihan Artificial Intellegent (AI) Seperti Buah Simalakama bagi Mahasiswa

2023-11-01 10:42:16 | Diperbaharui: 2023-11-01 10:42:16
Sistem Kecanggihan Artificial Intellegent (AI) Seperti Buah Simalakama bagi Mahasiswa
“Dosen prodi PGSD Unisri Surakarta Elinda Rizkasari ketika berfoto bersama mahasiswa PGSD Unisri Surakarta dalam acara pelepasan Wisudawan Fkip Unisri Surakarta”/Foto : Dokpri

Pada zaman yang sudah modern saat ini proses peradaban didunia sudah sangat jauh berbeda sekali dibandingkan dengan peradaban terdahulu. Dari segi tekhnologi, sarana prasarana, lingkungan, Adab dan sopan santun perubahan sudah berubah begitu pesat. Dengan semakin majunya tekhnologi menjadi memudahkan manusia untuk mengakses informasi serta menimba ilmu sebanyak – banyaknya. Dengan majunya peradaban manusia yang modern memacu manusia untuk terus menciptakan tekhnologi yang kecerdasannya menyerupai kecerdasan manusia. Para peneliti berlomba – lomba menciptakan sistem tekhnologi canggih dimana kecerdasan tersebut bisa melebihi dari kecerdasan manusia itu sendiri. Dan akhirnya setelah melewati penelitian yang sangat panjang akhirnya terciptalah tekhnologi kecerdasan manusia buatan yang biasa disebut dengan AI (Artificial Intellegence).

Tekhnologi saat ini yang sudah terkenal serta populer yaitu tekhnologi kecanggihan Ai atau Artificial Intellegence, dimana tekhnologi tersebut merupakan kecerdasan manusia buatan yang bisa menggantikan peran manusia. Bagi mahasiswa tentunya hal ini sangatlah membantu dikarenakan bisa membantu menyelesaikan tugas kampus, seminar, ujian skripsi dll.

Meskipun tekhnologi Ai atau Artificial Intellegence sangat membantu mahasiswa dalam belajar, tetapi disisi lain dengan canggihnya tekhnologi pada zaman modern seperti memakan Buah Simalakama bagi mahasiswa. Dimana hal ini bisa menjadi dua mata pisau dimana hal ini bisa menguntungkan dan merugikan bagi mahasiswa.

Keuntungan mahasiswa menggunakan sistem Ai (Artificial Intellegence) antara lain sangat membantu mahasiswa dalam membuat esai, dimana dengan sistem Ai sangat membantu dalam memperbaiki kesalahan dalam penulisan. Kemudian selanjutnya bagi mahasiswa sangat membantu dalam eksplorasi rencana karier dalam pemilihan universitas yang dituju seperti membantu mahasiswa membuat keputusan berdasarkan informasi yang disediakan tentang karier, jurusan, atau program lainnya. Kemudian keuntungan lainnya seperti membantu persiapan dalam wawancara ujian lisan, pengembangan evaluasi portofolio dan sebagai panduan belajar atau persiapan ujian yang disesuaikan

Meskipun kecanggihan sistem AI (Artificial Intellegence) memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa, tetapi sistem AI juga memiliki kerugian serta dampak yang tidak baik bagi mahasiswa. Dampak buruk penggunaan Sistem AI bagi mahasiswa antara lain dengan terciptanya sistem AI maka ke depan akan banyak tercipta banyak pengangguran, dikarenakan Penggunaan AI dalam proses produksi dan layanan dapat menggantikan pekerjaan manusia, menyebabkan pengangguran massal di beberapa sektor. Jika tidak ada tindakan proaktif, hal ini dapat meningkatkan disparitas sosial antara pemilik teknologi AI dan mereka yang kehilangan pekerjaan.

Terutama kerugian bagi mahasiswa setelah lulus akan kesulitan mendapatkan pekerjaan, dikarenakan ke depan profesi mereka akan digantikan dengan sistem AI. Khusunya yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap tahun pertumbuhan lulusan mahasiswa jauh lebih banyak daripada kebutuhan tenaga kerja atau terciptanya tenaga kerja ke depan. Kemudian kerugian selanjutnya bagi mahasiswa adalah bahwa sistem AI bisa membuat mahasiswa menjadi ketergantungan sehingga ketika terjadi masalah jaringan internet maka akan membuat “mahasiswa menjadi lumpuh” dan tidak bisa mengerjakan apa – apa.

“Dosen prodi PGSD Unisri Surakarta Elinda Rizkasari ketika memperkenalkan Modul Baru dari Sistem AI (Artificial Intellegence)”/Foto : Dokpri

Bagi mahasiswa dampak buruk yang fatal Sistem AI bagi mahasiswa adalah bahwa Sistem AI tidak bisa mengajarkan mahasiswa tentang adab dan sopan santun serta yang utama adalah tentang empati dan simpati terhadap sesama. Terutama pada bidang program studi yang mengharuskan menggunakan empati dalam bidang pekerjaannya seperti program studi pendidikan dasar, BK, Paud dll.

Bagi Dosen dan perguruan tinggi penggunaan sistem AI harus dengan pengawasan serta pendampingan bagi mahasiswa dikarenakan apabila mahasiswa terlalu tergantung dengan sistem AI maka akan membuat mahasiswa ketergantungan sehingga ketika sistem AI mengalami gangguan maka mahasiswa tidak akan bisa mengerjakan apa – apa.

Hal ini juga sesuai dengan Penelitian yang sudah diteliti oleh Prima Trisna Aji (2023) bahwa dengan terciptanya sistem AI akan membuat perkembangan zaman menjadi lebih maju modern, bahkan dengan sistem AI bisa membuat kantong ajaib Doraemon menjadi kenyataan. Sedangkan kelemahan sistem AI bahwa sistem ini belum bisa menciptakan rasa empati bagi sesama. Sehingga apabila mahasiswa baru tidak ditempa dengan pembelajaran adab sopan santu serta budi pekerti maka akan membuat mahasiswa menjadi minim akhlaq. Maka dari itu pentingnya mengkombinasi sistem AI dengan pembelajaran offline bagi mahasiswa atau istilah lainnya dengan sistem Blended learning.

Menurut Dosen prodi Pendidikan Dasar Universitas Slamet Riyadi “Elinda Rizkasari” menjelaskan salah satu contoh kecanggihan Sistem AI (Artificial Intellegence) yang bisa dipergunakan untuk mahasiswa antara lain website Chatgpt yang membantu dalam penulis dalam melakukan pharaprase, Perplexity untuk membantu menulis beserta referensi daftar pustakanya, Tome AI membantu dalam melakukan presentasi menjadi lebih mudah serta menarik, Elicit AL membantu melakukan Riset jurnal paper berbagai jurusan, Grammarly berfungsi untuk melakukan cek grammar serta plagiarisme tulisan, Quillbot membantu dalam melakukan pharafrase serta melakukan summarize dalam bahasa Indonesia serta Bahasa Inggris, GPT Zero membantu mendeteksi tulisan buatan Al, Anysummary membantu merangkum berbagai file seperti pdf, docs, video, audio, ppt, Writefull membantu menulis abstrak baik bahasa Indonesia serta bahasa Inggris dan Plagiarismchecker yang berfungsi untuk melakukan cek plagiarisme dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah. *Red

Penulis : Dr. Elinda Rizkasari,Spd.,Mpd

Dosen prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
0 Orang menyukai Artikel Ini
avatar