Destinasi Wisata Kepulauan

2025-02-18 03:21:05 | Diperbaharui: 2025-02-18 08:40:39
Destinasi Wisata Kepulauan
Takabonerate (Asri/PEH Balai TN. Taka Bonerate via;Kompas.com)

 

Pengembangan destinasi wisata di sebuah pulau yang terpisah dengan pulau utama ---apapun ukurannya -- untuk menjadi sebuah resort island tidak lah sama dengan lokasi lainnya yang berada di pulau utama.

Pada perkembangannya, tidak sedikit destinasi wisata pulau berhasil dikembangkan serta menjadi destinasi wisata impian para wisatawan, dan bahkan oleh beberapa negara di dunia dijadikan sebagai penggerak utama perekonomian negara mereka.

Adalah negara negara yang oleh PBB dikategorikan dalam Small Island Developing States seperti Maldives, Fiji, Seychelles dan lainnya yang berhasil serta menjadikan pariwisata pulau sebagai sumber utama bagi negara mereka.

Mengapa destinasi wisata di sebuah pulau perlu diulas, apakah berpotensi menggerakan roda perekenomian ?

Air laut yang dangkal dengan pantai berpasir putih di bawah langit biru merupakan pemandangan yang tidak hanya menarik perhatian mata tapi juga menumbuhkan minat kita untuk berkunjung kesana.

Pengembangan destinasi wisata di pulau juga berarti menciptakan peluang usaha dan pekerjaan bagi penduduk setempat dan sekitarnya dalam berbagai bidang seperti misalnya akomodasi, kuliner lokal, dan transportasi.

Sebuah gugusan pulau akan memerlukan transportasi antar pulau pulau -- baik untuk keperluan logistik, angkutan orang dan serta kegiatan pariwisata termasuk island hopping.

Jenis kendaraannya juga tidak hanya dapat berupa kapal motor dan tradisional saja tapi juga pesawar seaplane sehingga para wisatawan memiliki opsi ketika mereka ingin melakukan kegiatan island hopping dengan pesawat.

Dengan terciptanya itu semua, Sumber Daya Manusia kita pada industri pariwisata tidak hanya meningkat kualitasnya tapi juga kuantitasnya serta merata di semua daerah di Indonesia.

Indonesia sebagai negara kepulauan sudah pasti memiliki pulau pulau yang terpisah dari pulau utama -- baik itu yang merupakan satu pulau, gugusan pulau maupun kawasan atol.

Mulai dari KarimunJawa, Spermonde Archipelago, Togean, Sabalana, Takabonerate hingga 17 Pulau serta banyak lagi, semuanya siap memukau siapa saja yang melihatnya hanya dari foto foto di internet.

Oleh karenanya tidak salah mengatakan jika potensi dan tantangan untuk mengembangkan pulau pulau yang kita miliki ini dapat sangat mirip dengan pengembangan destinasi wisata di SIDS tersebut.

Namun tidak (atau belum) semuanya dan sepenuhnya dari semua potensi yang kita miliki tersebut dikembangkan secara maksimal dengan berbagai kondisi dan keadaan yang menyebabkannya.

Perlukah atau dapatkah kita mencontoh langkah dari negara negara SIDS tersebut yang telah berhasil mengembangkan destinasi wisata pulau ?.

Jawabannya sudah pasti bisa, hanya saja sekarang kita akan tiba pada pertanyaan selanjutnya yaitu bagaimana kita memulainya ?

Mencontoh disini juga bukan bukan berarti kita meniru segala langkah yang dilakukan oleh negara negara SIDS tadi tapi dengan mengkombinasikannya dengan kelokalan di masing masing lokasi yang akan kita kembangkan serta juga melihat bagaimana negara negara SIDS tersebut menghadapi segala tantangan yang dihadapi.

Tantangan seperti ketersediaan sumber daya alam yang akan dijadikan bahan dasar produk makanan atau minuman memerlukan sistem transportasi untuk mengangkut logistik dari pulau utama.

Pengembangan kebun di pulau mungkin bisa menjadi jawabannya sehingga bahan bahan pokok yang dipereoleh dengan meminimalkan atau bahkan menghilangkan biaya transportasi untuk angkutan barang dari pulau utama.

Jauhnya lokasi dari pulau utama sering menjadi tantangan tersendiri, tidak hanya dari sisi para investor maupun pemerintah daerah maupun pusat untuk membangun segala fasilitas di pulau yang terpisah dari pulau utama saja tapi juga dari sisi wisatawan terutama pada biaya untuk menjangkau ke pulau tersebut dapat tinggi.

Keberadaan pintu gerbang ke kawasan destinasi wisata pulau sangat krusial, hal ini bisa kita lihat di Taman Nasional Komodo (TNK) dimana kota Labuhan Bajo menjadi pintu gerbangnya untuk menyambut kedatangan -- baik domestik maupun internasional.

Kedatangan internasional (international arrival) disini berarti perlunya keberadaan bandara yang terkoneksi dengan penerbangan maskapai dari berbagai kota di dunia atau setidaknya dengan bandara hub seperti Singapore.

Dengan mengatakan ini, Pemerintah Daerah seyogyanya tidak menjadikan bandara sebagai tempat pergerakan orang (baca : penduduk setempat dan sekitarnya) saja tapi juga memaksimalkan peran bandara sebagai pintu gerbang ke daerah mereka untuk menyambut wisatawan dari berbagai belahan dunia.

Keterbatasan lahan untuk membangun segala fasilitas pendukung kegiatan pariwisata juga sangat krusial ketika kita juga  perlu menyediakan lahan untuk pengelolaan sampah dari kegiatan pariwisata.

Rings of Fire

Kita juga perlu menyadari betul bahwa lokasi negara kita berada di cincin api atau rings of fire bumi serta banyaknya gunung berapi yang tidak hanya berlokasi di daratan tapi juga di lautan, sehingga hal ini memang tidak dapat dikesempangkan begitu saja.

Mungkin pengembangan destinasi wisata di pulau pulau yang sangat berdekatan atau berada pada lintasan cincin api ini dengan tidak membangun fasilitas tapi disediakan transportasi -- baik dengan kapal ataupun pesawat.

Selain itu bila ada di pulau terdekatnya dihuni oleh penduduk maka mereka dapat menyediakan layanan makanan tradisional asli yang dimasak langsung, dengan begitu pengalaman kelokalan masih dapat diperoleh oleh para wisatawan.

Segala potensi dapat kita gali, segala tantangan kita dapat hadapi secara bersama sama dengan cara menyatukan visi serta mengkompromikan semua kepentingan dan ego sektoral untuk mencapai satu tujuan yang lebih baik bagi semua termasuk penduduk lokal.

Pulau Pulau kita yang indah menawan ini sudah lama menunggu (untuk dikembangkan) sehingga bukan waktu lagi yang dibutuhkan melainkan tekad, semangat, konsistensi dan hal lainnya dari para stakeholders di industri pariwisata dan aviasi, termasuk penduduk lokal, pemerintah daerah dan pusat.

Mudah mudahan penantian pulau pulau kita untuk dapat dinikmati keindahannya oleh para pelaku wisata dari berbagai belahan dunia dapat tiba pada kenyataan.

Salam Aviasi dan Pariwisata.

(Oleh : Widyatmoko)

Referensi :
https://www.un.org/ohrlls/content/list-sids
https://sustainabletravel.org/small-islands/

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
0 Orang menyukai Artikel Ini
avatar