Keindahan alam Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi destinasi wisata yang dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, namun tidak sedikit potensi tersebut yang sudah dijadikan roda yang dapat mendorong maju perekonomian.Kawasan tersebut bisa berlokasi di pulau, pegunungan, perbukitan, pedesaan dan laiinnya, mari kita melihat beberapa contohnya.
Pulau Nikoi memiliki resort serta menjadikan pulau Nikoi layaknya sebagai private island, resort ini dimiliki oleh sebuah yayasan yang berlokasi di Singapore.Pelayaran dengan kapal pihinisi dengan konsep liveaboarding yang bisa dikatakanan 99% nya dimiliki dan dikelola oleh orang asing dengan menjaring wisatawan mancanegara dengan pendapatan dan pembelanjaan tinggi.
Dari beberapa contoh diatas, ada satu hal yang dapat kita lihat yaitu pemilik atau pengelolanya bukan sepenuhnya oleh warga negara Indonesia, hal ini setidaknya menimbulkan beberapa pertanyaan,seperti misalnya dimana keberadaan pelaku usaha atau investor kita di bidang pariwisata, apakah bidang pariwisata masih dilihat sebagai investasi yang kurang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi para investor kita ?.
Jawaban dari pertanyaan kedua mungkin bisa dijawab dengan kata tidak karena dengan banyaknya pelaku usaha ataupun investor dari luar Indonesia di bidang pariwisata ini, sedangkan untuk jawaban dari pertanyaan pertama tetap menjadi pertanyaan.
Namun mari kita coba untuk melihat faktor faktor yang menyebabkan pertanyaan tersebut masih belum terjawab terutama dari dua faktor yaitu kualitas interaksi dan kualitas kordinasi.
Kualitas Interaksi (Quality Interaction/QI)
Dalam dunia pariwisata, interaksi antara wisatawan dengan penduduk dan pelaku usaha serta penyedia layanan terjadi, oleh karenanya kualitas interaksi di antara mereka merupakan hal yang penting.
Untuk itu kita perlu mengetahui faktor faktor yang dapat memengaruhi kualitas interaksi, misalnya bahasa yang mana dapat memengaruhi komunikasi di antara wisatawan dengan penyedia barang atau layanan yang pada akhirnya dapat memengaruhi output dari interaksi tersebut bernama kepuasaan (dari wisatawan).
Komunikasi antara pemda dengan pemerintah pusat juga dapat menjadi hambatan bagi pengembangan destinasi wisata di daerah, komunikasi disini sebaiknya dari bawah (pemda) ke atas (pemerintah pusat).
Pemda sebagai pihak yang memahami betul seluk beluk pekarangannya, akan tetapi pengembangan tetap perlu diselaraskan dengan visi dan tujuan (jangka panjang) dari pariwisiata Indonesia secara keseluruhan.
Untuk itu kualitas interaksi antara pemda dan pemerintah pusat sangat memainkan peranan yang tidak dapat dikatakan sebagai hal yang kecil artinya.
Hubungan antara pemda dengan pusat dalam pengembangan destinasi wisata tidak berhenti pada kualitas interaksi ini saja tapi juga berlanjut pada kualitas kordinasi ketika sudah pada tahap pembangunan destinasi wisata.
Destinasi wisata juga tidak dapat tumbuh tanpa pertumbuhan trafik kedatangan domestik maupun internasional, dalam hal ini keberadaan bandara sebagai pintu gerbang sangat perlu diperhatikan oleh pemda.
Mungkin peran bandara sebagai pintu gerbang sering dikesampingkan dengan fungsi bandara sebagai kawasan pergerakan orang dan barang bagi penduduk daerah saja, padahal untuk menyambut kedatangan internasional mutlak dibutuhkan bandara internasional ataupun bandara domestik yang terkoneksi dengan bandara internasional terdekat.
Dengan adanya bandara sebenarnya daerah sudah terhubung dengan dunia (connected) tapi tanpa trafik, konektivitas tidak akan tercipta. karena konektivitas artinya adalah state of being connected atau capability of being connected, artinya bila tidak ada trafik penerbangan maka bandara tidak dapat menciptakan interaksi antara penduduk di daerah tersebut dengan daerah maupun negara lain di dunia.
Untuk itu, kami komunitas Aviasiana yang berarti Aviasi dan Pariwisata ingin mencoba mengeksplor kedua hal ini melalui tur bersama anggota yang merupakan content creator untuk melihat secara langsung potensi yang dimiliki oleh setiap daerah yang kita akan kunjungi serta mengenali segala kendala yang mungkin belum tersentuh.
Dengan demikian, kita sebagai Warga Negara memberikan kontribusi terhadap pengembangan pariwisata Indonesia.
Salam Aviasi dan Pariwisata.
(oleh Widyatmoko)
Referensi :
tandfonline.com/doi/full/10.1080/23311975.2018.1470890#inline_frontnotes
merriam-webster.com/dictionary/connectivity