5 Tip Menulis Teraman Bagi Hotelier

2023-08-14 09:48:25 | Diperbaharui: 2023-08-14 09:48:25
5 Tip Menulis Teraman Bagi Hotelier
Freepik.com

“Wah, kuatir ketahuan Bos”, begitu ujar Neira saat kuajak menulis.

Neira, kolegaku itu berpotensi menjadi penulis yahud, berbagi ilmu dunia perhotelan.

Kerisauan ini pasti terasa, pasalnya kami masih terikat sebagai staf hotel. Dulu perasaanku segalau Neira.

Menjunjung nama baik hotel itu wajib. Aturan itu tertera dalam handbook, buku kecil yang bisa dibawa kemanapun.

“Sssst…jangan sampai mengungkap rahasia dapur hotel”, ujar si Minhot. Mengobok-obok kebiasaan buruk manajemen, itu mesti dijauhi.

Dulu saya pernah mengalami masa gundah itu. Kuatir identitasku ketahuan. Apalagi namaku tercatat di Linkedin.

Di media profesional ini, profil anggota autentik lembaran riwayat hidup, CV. Nama tak bisa disamarkan jika ingin laku direkrut.

Cukup banyak tulisanku yang diunggah ke Linkedin. Disana, gudangnya para hoteliers. Diriku pernah direkrut via media ini hingga dicolek sang pemilik hotel. Aw!

Setelah menginjak 3 bulan di Hotelier Writers, semakin yakin bahwa Minhot tak sendirian. Banyak hotelier juga di komuniti ini. Hasil karyanya pun berkualitas. Tapi Minhot tak usah sebutkan disini ya.

Jauh berjalan, banyak dilihat. Terlalu banyak kisah di hotel yang dapat diulas. Mulai dari aktifitas karyawan, perilaku tamu, keseharian interaksi tamu dan staf, sistem manajemen dan sebagainya.

Lalu bagaimana menulis cara aman ala hotelier agar nyaman dan asyik-asyik aja. Terbebas dari tekanan bos, terhindar celaan kolega kalau ketahuan, misalnya.

Ternyata mudah saja.

Bagi hotelier aktif maupun mantan karyawan, tip sederhana ini dapat membantu menulis tanpa ragu.

Pertama, jika ingin mengungkap peristiwa yang terjadi di masa lampau di sebuah hotel, gunakan saja nama hotel samaran.

Cari nama hotel yang tidak populer dan gak eksis di negri ini. Seperti Hotel Aurora, Hotel Tenang, Hotel Green. Nama hotel karangan sendiri.

Menyingkat nama dengan inisial, misalnya Hotel A, Hotel B, berkonotasi negatif. Sebaiknya hindari.

Bagaimana halnya dengan nama kota? Kota jarang disamarkan. Namun kembali pada kelegaan penulis. Sesekali saya menyebut kota antah berantah bila menyinggung sebuah hotel ngetop.

Kedua, apabila mengulas kisah di sebuah hotel yang tak beroperasi lagi, menyebut nama hotel dengan jelas, tidak masalah.

Misalnya saat kuberkisah Hotel Sheraton Media Jakarta yang terkepung banjir. Menyebut nama  Papandayan International - Park Plaza, yang kini telah berganti nama.

Tersebab manajemen masa lalu, tidak eksis lagi. Tiada lagi sangkut paut sejarah manajemen hotel masa lalu dengan keberadaanku saat ini. Kelar!

Ketiga, nama penulis sebagai lakon, disamarkan menjadi pengganti orang ketiga. Ini akan membantu alur story telling. Si dia ialah diriku.

Namaku Reita, panggilanku Rei. Setiap berkisah selalu bernama sama.

Keempat, kisah hotel horor, mistik, pertikaian di hotel, kriminal, sebaiknya masuk dalam kategori fiksi meski sebenarnya kisah nyata yang dialami.

Dalam kisah fiksi, kita bebas berkisah. Seburuk apapun komplain diulas, tumpahkanlah unek-unek itu.

Bisnis hotel itu sensitif terhadap gosip. Rentan terhadap isu-isu negatif.

Ini bukan candaan. Telah banyak hotel dirugikan gegara cuitan tamu di medsos. Si tamu batal check-in karena bulu kuduk merinding saat tiba di kamar, katanya.

Efek dari kata ‘merinding, akhirnya muncul gosip dahsyat. Ah, penulis ceroboh!

Susah payah manajemen menangkis, publik cenderung memihak berita picisan. Hasutan di medsos sungguh merusak masa depan hotel ini.

Hanya mereka yang berpikir pendek saja berbuat demikian. Terpikirkah para karyawan yang sedih karena hotelnya sepi gegara tulisan sembrono ini?

Karya tulis tak perlu mencari sensasi. Artikel yang membangun pembaca, toh akan tetap populer. Sip!

Kelima, pantang membeberkan keburukan hotel, menumpahkan kekecewaan, tanpa memberi opini, buah pikiran atau solusi.

Terkadang geram terhadap sistem hotel yang buruk. Tulisan berupa saran, kritik pedas yang dikemas rapi lebih dihargai tanpa menyudutkan brand hotel.

Bagaimana jika ulasan positif tentang hotelku sekarang? Bebas saja menyebut brand hotel, asalkan tak berlebihan.

Ambil topiknya, namun tidak hiperbol dengan brand hotel.

Dalam marketing, mengiklankan suatu produk, berpromosi, itu mahal harganya. Seperti kolaborasi Hotelier Writers dengan mengundang hotel sebagai sponsor.

Bila imbalan sepadan, hup! Baru ditangkap.

Diam penggali berkarat, diam ubi berisi. Pengetahuan yang tak disebar, lama kelamaan tak berbekas.

Curahan hati dapat ditulis di blog pribadi, namun blog pengetahuan yang disebar membuat seorang hotelier ekstra hati-hati agar tidak misleading.

Risau lenyap, galau pun sirna. Yuk menulis aja.

Salam hospitality

 

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
8 Orang menyukai Artikel Ini
avatar
Terima ilmunya sdh dibagi. Salam
2023-08-21 22:18:34
Terima kasih kembaki Kak.
2023-08-30 19:05:34
Wah ternyata juga sedikit sikut-sikutan ya di hotel.
2023-08-19 08:33:54
Gak sikut2an sih Mbah. Cuma kita2 ni kadang keder juga kalau ketahuan hehe..
2023-08-19 13:53:10
Semangat menulis
2023-08-18 16:48:01
Yuk, menulis aja 😃👍di HW ya.
2023-08-19 00:20:08
sudah lama bgt saya tinggalkan dunia hospitality terakhir jabatan asst rest manager di group accor jakarta tp dunia perhotelan sangatlah membekas hingga detik ini.
2023-08-16 16:22:11
Ow, yuk menulis! Sip, Kami tunggu ya. Sukses selalu.
2023-08-16 17:13:34
Memang harus tetap menjunjung nama baik kantor juga ya, Mbak saat akan menulis.
2023-08-14 21:24:12
Ya benar Bu. Semangat menulis ya. Salam hospitality
2023-08-16 14:39:52