Candi Borobudur, Harmoni Kerukunan Umat Beragama

2023-10-12 11:11:20 | Diperbaharui: 2023-10-12 11:11:20
Candi Borobudur, Harmoni Kerukunan Umat Beragama
Keindahan Candi Borobudur. Sumber: Freepik

Candi Borobudur, berdiri megah di tengah-tengah Pulau Jawa, menjadi saksi bisu perkembangan peradaban dan keragaman budaya di Nusantara. 

Monumen ini tidak hanya menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, tetapi juga menjadi warisan dunia yang diakui oleh UNESCO sejak tahun 1991.

Namun, di balik keindahan arsitekturnya, Candi Borobudur juga berperan penting dalam menjaga kerukunan agama, baik di Indonesia maupun dunia.

Keindahan Arsitektur dan Relief Borobudur

Candi Borobudur memiliki desain yang unik berbentuk stupa mandala. Dari kejauhan, bentuknya menyerupai piramida terbalik. Namun, jika dilihat lebih dekat, setiap detailnya memiliki makna filosofis mendalam.

Candi ini terdiri dari sembilan tingkat, dengan enam tingkat berbentuk persegi dan tiga tingkat teratas berbentuk lingkaran.

Keenam tingkat persegi penuh dengan relief yang menggambarkan kisah perjalanan hidup Gautama Buddha, dari kelahirannya hingga pencapaian pencerahannya. Sementara tiga tingkat lingkaran dihiasi dengan 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat patung Buddha.

Ketelitian dalam pembuatan relief di Candi Borobudur menunjukkan kecanggihan teknik pahat dan pemahaman mendalam tentang ajaran Buddha.

Diperkirakan ada lebih dari 2.600 panel relief yang menghiasi dinding candi. Setiap panel menceritakan ajaran moral, kisah, dan legenda yang relevan hingga kini.

Peran Candi Borobudur dalam Kerukunan Agama

  1. Titik Temu Budaya dan Agama: Sebagai sebuah monumen Buddha, Candi Borobudur menjadi bukti keberagaman kepercayaan yang pernah ada di tanah Nusantara. Namun, bukan berarti candi ini hanya relevan bagi penganut Buddha saja. Bagi masyarakat sekitar, terutama Jawa, Borobudur menjadi simbol sinergi antara kepercayaan animisme, Hindu, dan Buddha. Hal ini mencerminkan sikap toleransi dan kerukunan antar umat beragama yang telah ada sejak dulu.

  2. Destinasi Wisata Religi: Setiap tahunnya, Candi Borobudur dikunjungi oleh ribuan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Bukan hanya sebagai objek wisata, tapi juga sebagai tempat ziarah keagamaan. Meski dikenal sebagai monumen Buddha, banyak pula wisatawan dari agama lain yang datang untuk merasakan kedamaian dan keagungan candi ini.

  3. Pendidikan dan Dialog Antar Agama: Karena keunikan dan keuniversalan ajarannya, Candi Borobudur sering dijadikan tempat pelatihan dan dialog antar agama. Sebagai contoh, kegiatan seperti meditasi bersama antar umat beragama sering diadakan di area candi ini. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman dan rasa hormat antar penganut agama yang berbeda.

  4. Simbol Persatuan: Candi Borobudur sering dijadikan sebagai simbol persatuan dan kerukunan di Indonesia. Meski negeri ini memiliki keragaman suku, ras, dan agama, namun semangat Bhinneka Tunggal Ika selalu mengajarkan pentingnya hidup berdampingan dengan damai. Candi Borobudur, dengan latar belakangnya yang multikultural, menjadi representasi fisik dari semangat tersebut.

Dalam konteks global, keberadaan Candi Borobudur memberikan pesan bahwa kerukunan antar umat beragama bukanlah hal yang mustahil. Dengan saling menghargai dan memahami, kita bisa menciptakan dunia yang damai dan harmonis.

Kesimpulannya, Candi Borobudur bukan hanya sebuah monumen yang mengagumkan dari sisi arsitektural, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi kita semua untuk terus menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan kerukunan.

Semoga keindahan dan filosofi yang terkandung dalam Candi Borobudur dapat terus diwariskan kepada generasi-generasi mendatang.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
3 Orang menyukai Artikel Ini
avatar