Bekerja lembur sangat tidak disarankan pada industri aviasi, oleh karenanya jumlah kerja untuk semua pekerja pada industri ini dibatasi.
Salah satu faktor yang melatarbelakangi pembatasan jam kerja ini adalah untuk menghindari keletihan (fatigue) dimana ini merupakan salah satu faktor manusia (human factor) yang menjadi salah satu penyebab terjadinya kesalahan manusia (human error).
Mari kita ilustrasikan dalam berbagai keadaan.
Seorang pilot yang keletihan akan mengalami penurunan kemampuannya untuk mengatasi permasalahan dalam kokpit (situational awarness).
Contoh dari situational awarness adalah pada kecelakaan pesawat dari maskapai United Arlines 173 yang crash di Portland AS pada tahun 1978 , kedua pilot terlalu sibuk mencari solusi dari masalah pada roda pendaratan hingga mereka tidak melihat indikator bahan bakar yang sudah kosong.
Keletihan juga berbahaya pada petugas di pengatur lalu lintas udara (ATC) yang mengatur navigasi udara untuk semua pesawat terutama yang sedang mengudara.
Pesawat harus dijaga jaraknya (separation) baik jarak horizontal nya maupun vertikalnya (ketinggian terbang), keletihan bisa mengakibatkan separation antar pesawat terlambat dan bahkan tidak ada sama sekali bila petugas tidak segera menyadarinya.
Para personnel di pusat pemeliharaan pesawat dapat mengambil suku cadang yang salah bila keletihan sehingga mereka cenderung tidak memeriksa untuk kedua kalinya untuk memastikan apakah suku cadang yang diambilnya sesuai.
Pembatasan jam terbang bagi pilot berbeda beda disetiap negara, misalnya di Amerika - - badan penerbangan Amerika FAA membatasi jam kerja pilot tidak melebihi 60 jam seminggu, tidak melebihi 290 jam dalam dalam 28 hari.
Sedangkan badan penerbangan Eropa EASA melarang jam terbang melebihi 60 jam dalam seminggu dan tidak lebih dari 190 jam dalam 28 hari berturut turut.
Sedangkan dalam penerbangan jarak jauh biasanya terdapat satu pilot tambahan untuk menggantikan salah satu pilot yang perlu beristirahat.
Namun pembatasan jam terbang ini tidak sama pada penerbangan militer atas dasar dan banyak faktor seperti jenis pesawatnya (pembom, tempur, angkut dll) namun pada dasarnya terdapat perhitungan batas jam terbang bagi semua pilot militer.
Dengan memiliki batasan jam terbang, maka pilot pun memiliki waktu untuk istirahat, berkumpul dengan keluarga atau bahkan waktu untuk sang pujaan hati di darat mengajak nonton film dan menyantap sate ayam di pinggir pantai.
Referensi :
atlas-blue.com/how-many-flight-hours-do-military-pilots-get/
https://www.wisnerbaum.com/aviation-accident/why-planes-crash/human-factors-in-aviation/
https://www.flightdeckfriend.com/ask-a-pilot/how-many-hours-can-pilots-work-a-day
==KomAir==