Sekilas dan Sejarah Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma

2023-12-13 21:41:42 | Diperbaharui: 2023-12-13 21:41:42
Sekilas dan Sejarah Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma
Dokpri

Kompasianer Air akan mengadakan tur edukasi ke pangkalan udara Halim Perdanakusuma pada tanggal 23 Desember 2023 nanti, namun ada baiknya jika kita mengetahui sedikit tentang sejarah dari pangkalan udara ini.

Sejarah pangkalan udara Halim Perdanakusuma pada dasarnya sama dengan pangkalan udara lainnya yaitu berasal dari lapangan terbang yang dibangun oleh Belanda sebelum Indonesia merdeka.

Lapter yang pertama kali dibangun oleh Belanda adalah lapter Kalidjati di Subang pada tahun 1914 kemudian dilanjutkan dengan lapter Tjililitan di Batavia pada tahun 1920 serta lapter lainnya baik yang berada di pulau Jawa maupun di pulau pulau lainnya di Indonesia.

Setelah penyerahan kedaulatan pemerintah Belanda kepada RI pada bulan Desember 1949 maka seluruh asset keudaraan Belanda termasuk lapter dan sejumlah pesawat udara diserahkan kepada pemerintah RI yang ketika itu diwakili oleh AURIS.

Penyebutan lapter Tjililitan kemudian berubah menjadi PAU (Pangkalan Angkatan Udara) Tjililitan sebelum berubah menjadi PAU Halim Perdanakusuma pada tanggal 17 Agustus 1952 berdasarkan SK KSAU No. 76.

Selanjutnya penyebutan PAU berubah menjadi Lanud dengan beberapa klasifikasi yang disesuaikan dengan jumlah kekuatan pesawat yang dioperasikan, mulai dari Pangkalan Udara Utama (Lanuma) hingga A,B dan C.

Saat ini Lanud Halim Perdanakusuma membawahi 4 Skadron Udara dan 1 Skadron Teknik yaiti Skadron Udara 2, 17, 31 dan 45 serta Skatek 021 untuk pemeliharaan pesawat.

Sebelumnya Lanud Halim juga pernah menjadi home base dari Skadron Udara 1 dengan kekuatan pesawat pembom B-25 Mitchell , Skadron Udara III dengan kekuatan pesawat P-51 Mustang , Skadron Udara IV dengan pesawat Auster dan Piper Club serta Skadron Udara V dengan pesawat C-47 Dakota yang sementara ditempatkan di lanud Andir, Bandung dengan nama Djawatan Angkutan Udara Militer (DAUM).

Lanud Halim Perdanakusuma dengan luas sekitar 1,700 ha ini awalnya dipimpin oleh seorang Komandan dengan pangkat Kapten Udara dan kemudian sesuai dengan perkembangan kemudian dipimpin oleh perwira berpangkat Kolonel (Penerbang) hingga akhirnya dipimpin oleh perwira tinggi berpangkat Marsekal Pertama (Marsma TNI) hingga kini.

Salam Aviasi Militer

Oleh :

T. Tarigan.S (Herky01)
(Pembina KomAir)

 

Untuk info tur edukasi nya bisa di lihat di halaman Kompasianer Air.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
3 Orang menyukai Artikel Ini
avatar