"The Cursed Land", Horor Thailand di Tanah Selatan Thailand

2024-10-05 08:32:41 | Diperbaharui: 2024-10-05 08:52:20
"The Cursed Land", Horor Thailand di Tanah Selatan Thailand
Ada Jirayut yang juga hadir dalam screening (sumber gambar: Farahdara) 

Jika mengharapkan teror seperti film-film Horor Thailand lainnya, sebaiknya turunkan ekspektasi di film "The Cursed Land". Film ini lebih menonjolkan sisi lain kehidupan orang Thailand, berhubungan juga dengan kisah kelam di tanah selatan Thailand. Serta, bagaimana bisa hadir dan tumbuh komunitas Muslim di Thailand. 

Jalan ceritanya menarik. Plotnya pun sulit ditebak. Tokoh-tokohnya mampu untuk berperan dengan baik sekali di film ini. Yang menarik, latar lokasi di film ini adalah daerah di mana Jirayut tumbuh dan besar. Hadir juga semalam (4/9), Jirayut dalam screening di CGV Grand Indonesia memberikan sedikit komentar tentang filmnya, bahkan berbicara dalam bahasa Thailand.

Mitt (Ananda Veringham) dan May (Jennis Oprasert) terpaksa harus tinggal di sebuah rumah tua dikarenakan kepindahan tugas Mitt ke wilayah Narathiwat, sebuah kota di wilayah Selatan Thailand, dengan penduduk yang sebagian besar muslim. Rumah tua tersebut ditinggalkan lama oleh pemiliknya. 

Dari sejak pertama menghuni, Mitt merasakan pusing serta mendengarkan suara-suara aneh di rumah tersebut. Teror pun berlangsung, dimulai dengan mengganggu Mitt hingga akhirnya mengganggu penduduk kota. 

Ada Bront Pacaran juga nih (sumber gambar: Farahdara) 

May yang terusik dengan kondisi ayahnya akhirnya mencari cara untuk mengatasinya dengan memanggil Pendeta juga membangun kuil, sayangnya kutukan di rumah tersebut tidak dapat diatasi dengan cara tersebut. Akhirnya mereka membutuhkan Heem (Bront Palarae) untuk mencari ahli agama Islam guna membantu mereka.

Sudut budaya kehidupan orang muslim di Thailand yang budayanya bercampur dengan kebudayaan melayu ditonjolkan dalam film ini. Diceritakan juga konflik di daerah selatan filmnya. Latar waktunya adalah sekitar tahun '90-an, diperlihatkan dengan ponsel dan komputer yang masih analog pada masa itu juga messenger yang digunakan May.

Dengan durasi 2 jam 11 menit film ini mampu membawa penonton ke dimensi lain Thailand. Film ini bisa dinikmati di bioskop pada tanggal 9 Oktober 2024.

 

Kredit Foto/Narasi: @fay.shalamar alias Farahdara Iqlima

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
1 Orang menyukai Artikel Ini
avatar