Kotekatalk-173: Mau Ferienjob atau Studi di Jerman? Mari, Jelajah Jerman

Hi, Koteker dan Kompasianer. Apa kabar? Masih sehat dan bahagia, bukan.

Komunitas Traveler Kompasiana mengucapkan selamat hari Raya Idul Fitri bagi yang merayakan dan suasana lebaran yang masih terasa sampai saat ini semoga memberikan berkah bagi semua.

Sabtu lalu, Mimin sudah mengajak kalian untuk menyimak Kotekatalk-172 bersama Kompasianer Siti Asiyah atau St. Asia, yang membahas tentang asyiknya berbuka puasa bersama Diaspora Jerman dan sekilas tentang Zaandam, Belanda, di mana narsum sempat bertandang.

Dalam ceritanya, mbak Siti mencatat beberapa hal dalam acara berbuka puasa bersama di negeri orang itu:

Semua berpuasa setelah 15 jam lamanya (musim panas 19 jam an).
Ibu-ibu membawa makanan dari rumah untuk dimakan bersama-sama.
Ada yang menyediakan tempat pribadi untuk acara.
Sholat tarawihnya hanya 11 rakaat. Shaf depan untuk kaum pria dan shaf belakang untuk kaum perempuan.
Ustadz dari Forkom yang keliling ke seluruh penjuru Jerman; Hamburg, Bremen, Ruhr, Gottingen, Berlin, Bonn, Koblenz, Ulm dan Prague, Ceko.

Kemudian tentang Zaandam, mbak Siti rupanya ke sana karena menyambung silaturahim dengan mbak Yuni, salah satu penari, setelah acara Ganjar-Mahfud di Belanda. Inilah gunanya pertemanan dan network, membuat acara piknik nggak ketinggalan. Sudahkah kalian mengumpulkan teman baru hari ini?

Oh, ya, tentang jalan-jalan. Wisata apa saja yang bisa kalian lihat di kota yang mirip negeri dongeng itu?

Bangunan (apartemen, rumah, gedung) berarsitektur unik, berwarna hijau dan putih. Mirip rumah lego.
Ke pantai hanya 10 menit.
Banyak tempat untuk nongkrong seperti cafe dan restaurant.
Suasana pedesaan seperti peternakan masih terasa.
Tak jauh dari Amsterdam, hanya 10 menit dengan bea kereta yang murah (4,10 euro atau 60 ribuan rupiah, dibeli di stasiun atau online).

Makanya, buatlah bucket list jika sedang dalam perjalanan. Di EU terutama Jerman atau Belanda, ke luar negeri sangat dekat dan murah. Transportasi bisa dengan bis atau kereta, tak harus pesawat yang mahal harga tiketnya. Siap-siap, yuk!

Dari Jerman dan Belanda, Mimin ajak kalian untuk membahas isu yang lagi hangat dibicarakan publik di tanah air. Ferienjob!

Yaoloh prihatin banget dengan mereka yang merasa sengsara batin dan jasmani selama di Jerman. Semoga ini pelajaran berharga bagi kita semua. Jika ada yang ingin mengadu nasib ke Jerman, harus tepat dan diorganisir dengan baik. Studi misalnya. Banyak program beasiswa atau program lainnya yang bisa diikuti generasi muda dari seluruh Indonesia tak terkecuali dari negeri kita tercinta Indonesia Raya.

Eh, apa itu sebenarnya Ferienjob? Siapa saja yang boleh melamar? Apa saja hak dan kewajiban mereka yang mendapatkan kesempatan ini?Kapan bisa melamar dan kapan bisa melaksanakannya?

Bagaimana dengan program belajar? Apa saja persiapan yang harus kita lakukan sebelum dan selama berada di Jerman? Berapa beanya? Apa saja masalah paling ribet dari program belajar di negeri sosis ini? Apakah benar bahwa dengan mengikuti Ferienjob atau studi, hasrat kita bisa tersampaikan untuk jalan-jalan, menjelajah Jerman bahkan EU?

Untuk tahu lebih banyak tentang jawabannya, sudah ada mbak Yuliarti Eckel, Diaspora5benua dari Neumarkt, Bayern. Environmentalist ini akan mengisahkan tiga hal; Ferienjob, Studi dan jelajah Jerman. Semoga ini akan membukakan mata kita semua, supaya tidak ada kejadian buruk di masa mendatang, namun generasi muda Indonesia tetap mendapat kesempatan go international.

Pesanggrahan Indonesia e.V, Komunitas Traveler Kompasiana dan Diaspora 5 benua, kami mengundang kalian untuk hadir pada: