Hidup Merdeka itu Berdampak

2023-06-08 13:26:30 | Diperbaharui: 2023-06-08 21:54:30
Hidup Merdeka itu Berdampak
 sumber  gambar : https://www.indozone.id/news/Q8snjRJ/kumpulan-gambar-ilustrasi-ucapan-hut-ke-75-kemerdekaan-indonesia-selamat-hari-17-agustus/read-all

Penulis: Susy Haryawan

Merdeka itu sangat luas. Gampang memang merdeka atau bebas dari penjajah. Toh konteks itu bisa ditarik menjadi personal dan eksklusif untuk diri pribadi juga bisa. Kemerdekaan nasional, merdeka dari penjajah itu jelas sudah selesai ketika perang, Belanda, Jepang, atau siapapun asing tidak lagi menguasai dan memerintah negeri ini.

Kini, jauh lebih kontekstual jelas kemerdekaan pribadi. Pribadi merdeka itu yang seperti apa sih? Bagaimana membangun pribadi merdeka? Pribadi merdeka itu seperti apa?

Pernah melihat, menyaksikan, dan merasakan ada pribadi yang tampil apa adanya, tidak takut penilaian orang, tidak ribet dengan penampilan ataupun atribut yang menempel? Itulah salah satu ciri pribadi yang sudah merdeka. Jika orang atau pribadi masih takut dicela, takut dianggap jelek, tidak rapi, tidak sopan, berarti masih tergantung pada penilaian lingkungan.

Mau memilih begini takut, begitu cemas, dan seterusnya. Kemudian, selain tampilan, pribadi itu pasti menarik. Membuat orang nyaman, dekat, merasa seolah sudah lama kenal, padahal sama sekali belum tahu sebelumnya. Enak dan nyambung bicara apa saja. Batasan dan sekat itu sangat minim. Relasi yang ada, kebersamaan itu saling membangun, bukan malah merongrong atau meruntuhkan. Ada nilai plus, memberikan dampak baik, membantu kekurangan, saling mengisi untuk bisa bersinergi. Siapapun itu.

Berbicara hal besar, gagasan, ide-ide untuk kemajuan bersama. Kungkungan wacana makin sempit, karena berkaitan sudah tidak khawatir dengan penilaian pihak lain. Tetapi juga tidak kemudian seenaknya dalam bersikap dan menilai orang dengan tidak bertanggung jawab. Biasa berefleksi dan makin mengenal diri, sehingga makin paham kekurangan dan kelemahan sendiri. Perbaikan terus menerus ini akan membawa energi positif.

Menebarkan dan menularkan sikap positif, optimis, penuh harapan, dan maju ke depan. Masa lalu itu kenangan bukan untuk dibawa ke mana-mana, masa depan itu akan datang, tidak perlu cemas akan itu. Terus bagaimana cara membangun pribadi dewasa? Kenali diri sendiri. Potensi, kekurangan dan kelebihan, terima itu sebagai bagian utuh. Jika memang mampu mengatasi kekurangan, lakukan, jika tidak ya terima sebagai bagian utuh atas keberadaan diri. Memperkembangan potensi yang ada semaksimal mungkin.

Jalani saat ini dan di sini. Here and now, sering orang terkukung masa lalu, menyesal secara berlebihan, luka batin yang dihidupi, dan cemas akan masa depan. Nanti piye ya kalua pendapatanku tidak sesuai dengan kebutuhanku? Sikap di atas akan membuat hidup menjadi beban. Padahal hidup itu asyik, indah, dan menyenangkan. Begitu Tuhan Sang Pencipta itu mengasihi ciptaan-Nya, kita saja yang membuat ruwet dengan pilihan-pilihan susah kita.

Sadari bahwa tidak akan mungkin menyenangkan semua pihak, semua orang, atau merasa memiliki kewajiban untuk selalu tampil yang terbaik. Mustahil bisa demikian. Mau sebaik apapun hidupmu tetap saja aka nada yang mencibir, merasa iri, dan menjelek jelekan. Terima itu sebagai bagian hidup yang tidak bisa kamu ubah.

Berusahalah lebih realistis. Idealis itu penting, namun bisa membuatmu frustasi. Ini dunia bukan surga. Tidak ada yang ideal, sepanjang masih butuh oksigen, H2O , dan karbohidrat untuk hidup. Jalani dan lakukan perutusan sepanjang mampu.

Memberikan apresiasi pada diri sendiri. Jangan harap orang akan memberikan pujian, reward, apresiasi terus. Lakukan saja, dan nikmati proses sehingga mampu memberikan apresiasi pada diri sendiri. Itu penting, bukan sombong. Hidup dalam suka cita, kelimpahan, bukan kekurangan. Prinsip yang oleh Steven Covey dianggap penting ini memang demikian. Jika focus kita kekurangan, kendala, masalah, ya terjadi demikian. Sayang bukan hidup sekali kog suram amat.

Berbagi itu akan juga investasi. Sering kita enggan berbagi, apalagi harta, pengetahuan, atau apapun yang bis akita bagikan. Bagikan saja, jangan khawatir akan kekurangan. Kelimpahan akan menaungi pribadi yang mau berbagi. Hati-hati dengan do ut des, memberi agar mendapatkan, berpamrih. Tidak mudah bukan berarti tidak bisa lho ya. Lakukan, kerjakan, dan jalani. Tanpa beban, tidak usah risau, dan yakin, optimis di depan pasti lebih baik. Tanpa melangkah kita tidak akan sampai ke mana-mana.

Menengok ke sisi lain. Sering Ketika kita ada masalah itu hanya berkeliling pada pohon yang kita pegang erat-erat, coklat, kasar, dan tanpa keindahan. Padahal Ketika kita berpaling sedikit saja, ada pandangan berbeda, lain sama sekali, dan itu adalah potensi solusi. Kemerdekaan itu diupayakan, bukan serta merta ada di dalam diri kita. Lihat saja para pejuang juga bertaruh nyawa untuk kemerdekaan negara ini. Pun kita juga perlu proses, perjuangan, kerja keras untuk bisa mendapatkan kemerdekaan pribadi.

Terima kasih dan salam
Susy Haryawan

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
9 Orang menyukai Artikel Ini
avatar
Sungguh artian MERDEKA yg luar biasa, dalam dan inspiratif. Terimakasih Mas susi yg sudah membuka jendela perspektif dari arti merdeka. Salam
2023-06-09 07:14:11
Makasih, Mas Susy. Semangatnya menular sampai ke sini
2023-06-08 23:25:47
terima kasih sudah 2 artikel Mas Susy..
2023-06-08 21:55:50
merdekaaaa
2023-06-08 18:24:43
Ketigax 🤭
2023-06-08 18:17:47
Lihat 2 komentar