Makna Merdeka Bagi Negeri Tanpa Sinyal di Era Internet Unlimited

2023-06-05 15:55:11 | Diperbaharui: 2023-06-06 18:45:53
Makna Merdeka Bagi Negeri Tanpa Sinyal di Era Internet Unlimited
sumber gambar :  https://penaalaufa.blogspot.com/2016/11/apa-itu-merdeka.html

Penulis : Felia Siska

Setiap tanggal 17 Agustus diperingati sebagai hari kemerdekaan Republik Indonesia sejak negara ini proklamirkan pada 17 Agustus 1945. Tidak hanya berbagai kegiatan perayaan yang menjadi esensi setiap peringatan kemerdekaan, akan tetapi memiliki makna tersendiri bagi setiap generasi zamannya, serta momen ini dijadikan sebagai evaluasi kemajuan bangsa dari zaman ke zaman sebagai wujud kemerdekaan yang dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia dari kota hingga pelosok negeri. 

Pada peringatan kemerdekaan tahun ini, Indonesia memasuki usia 78 tahun, dimana jika diibaratkan umur manusia sudah memasuki usia senja dan beberapa tahun lagi memasuki masa keemasan.

Tentu berbagai pencapaian sudah diraih oleh negara ini, baik itu perkembangan pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana, kemajuan di bidang pendidikan, ekonomi, dan politik serta menjadi salah satu negara yang diperhitungkan di wilayah Asia. Pendukung utama dalam meningkatkan pencapaian dari berbagai bidang tersebut adalah penggunaan teknologi informasi.

Berdasarkan laporan survey Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2023 bahwa sekitar 60.148.745 juta orang di Indonesia masih berada di wilayah tanpa jaringan internet (1). Tentu bagi mereka memiliki makna yang berbeda ketika ditanya
tentang makna kemerdekaan itu sendiri.

Penulis ingin menelusuri makna dan esensi “merdeka” bagi mereka yang belum menikmati fasilitas kemerdekaan secara utuh seperti orang yang tinggal di wilayah perkotaan. Mereka memiliki keterbatasan dalam akses informasi dan komunikasi yang dianggap penting dalam kehidupan masyarakat modern.

Bahkan ada yang bilang jika internet lebih penting daripada kebutuhan pokok lainnya. Apa kata mereka yang terbatas dalam berkomunikasi menggunakan telepon seluler, tidak bisa belanja online, tidak bisa berselancar di dunia media sosial yang semakin santer, mereka yang tidak bisa update tentang perkembangan dunia terkini, mereka tidak bisa menikmati fasilitas pendidikan yang menggunakan teknologi dikala anak-anak sekolah zaman sekarang sedang berlomba-lomba menggunakan berbagai flatfom digital untuk menunjang pembelajaran. Kondisi tersebut masih dirasakan oleh Sebagian masyarakat pedalaman
Indonesia.

Potret sehari-hari anak-anak dipedalaman yang masih sangat terbatas dalam penggunaan internet dan sejenisnya tidak menyurutkan semangat mereka mengisi kemerdekaan. Yaa, potret itu masih dirasakan oleh penduduk kampung Jorong Simawik, Nagari Sisawah, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung. Kampung yang terletak dipedalaman Sumatera Barat ini masih setia mendiami negerinya walaupun tidak ada akses jaringan internet dan telepon seluler. Sehari-hari mereka bekerja sebagai petani karet dan sawah, dan sebagian memilih menjadi buruh harian lepas di kebun-kebun orang lain demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Mereka menjalani rutinitas sehari-hari sejak zaman nenek moyang mereka sampai hari ini dengan semangat mengais rezeki untuk kebutuhan keluarga. Ada atau tidak internet tidak mempengaruhi secara langsung kehidupan mereka. Gelak tawa para pemuda dan kaum laki-laki terus menggemah di *lapau (kedai) pada malam-malam harinya sebagai pelepas penat seharian bekerja.

Naah, jika ditanya makna kemerdekaan, ada beberapa jawaban yang berbeda. Sesuai dengan tingkatan umur dan pekerjaan masyarakat. bagi mereka sebagai kepala keluarga makna merdeka adalah mereka merasa lebih merdeka dan sejahtera jika harga karet, pinang, kulit manis dan sejenisnya stabil dan lebih butuh kenaikan harga karet yang jauh turun dibandingkan era tahun 2010-2014, dimana harga karet dari Rp.20.000/kg turun menjadi Rp. 5.000/kg pada saat sekarang. Harga pinang sebelumnya mencapai Rp. 17.000/kg turun menjadi Rp. 6.000/kg (2) . Kondisi ini sangat memukul masyarakat jorong Simawik yang rata-rata sebagai petani karet dan pinang.

Mereka sangat kesulitan memenuhi kebutuhan pokok keluarga, apalagi biaya pendidikan anak-anak mereka. Mungkinkah nanti jaringan internet menjadi solusi dari permasalahan penduduk ini, karena dengan adanya internet maka akan lebih mudah mendapatkan informasi penjualan karet dan barang-barang pertanian lainnya. Akan lebih mudah untuk menjual dengan harga yang layak. Entah kapan mimpi rakyat terpencil ini terwujud.

Bagaimana menjadi merdeka bagi anak-anak sekolah dan anak muda di jorong ini. Berbeda dengan para golongan berumur di atas, dimana anak-anak usia sekolah sangat membutuhkan jaringan internet, terutama dalam mengakses materi-materi pelajaran.

Menurut CL salah satu siswi Sekolah Menengah di kampung ini menyampaikan bahwa yang paling terasa butuh jaringan internet dan telepon adalah pada masa covid-19, seluruh siswa diliburkan alias belajar daring dari rumah. Karena kebijakan pemerintah pusat sama dan merata kepada seluruh sekolah di Indonesia.

Pada saat itu mereka betul-betul tidak belajar, karena tidak diperbolehkan berkumpul di sekolah. Namun mereka tidak bisa menggunakan jaringan internet. Lain cerita dengan mahasiswa yang berkuliah di pusat Ibukota Provinsi yang berasal dari kampung ini, mereka tidak bisa mengikuti pelajaran daring secara maksimal, karena keterbatasan akses internet (3). Adapun pilihan yang dilakukan adalah berburu jaringan internet ke pusat ibukota kabupaten yang ditempuh 6 jam perjalanan pulang pergi.

Generasi muda di jorong ini berharap di ulang tahun kemerdekaan republik Indonesia ke-78 ini menjadi titik terang untuk kemajuan wilayah-wilayah pedalaman di Indonesia, terutama dalam kemerdekaan mengakses internet dan jaringan selulur yang sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat dunia.

Sungguh demikian penulis melihat dan berkaca dari pengalaman dan kehidupan sehari-hari masyarakat Jorong Simawik bahwa menikmati kemerdekaan tidak melulu tentang fasilitas yang lengkap, namun jauh dibalik itu bahwa masyarakat pedesaan atau pedalaman menikmati arti merdeka yang hakiki.

Anak-anak disini memiliki kebebasan dalam menjelajahi alam yang sangat asri, bebas menghirup udara bersih, sekaligus air bersih karena langsung dari mata airnya. Dikala Sebagian orang sedang kelelahan menghadapi udara yang tercemar dan kesulitan pendapatkan air bersih.

Sisi merdeka berikutnya adalah kenikmatan bermain dengan teman sebaya sepanjang hari dengan tempat bermain gratis tanpa ada saingan dengan games online, perasaan was-was orangtua karena anaknya diculik, dan segudang jadwal les. Terakhir, adanya istilah kemerdekaan dalam kehidupan sederhana.

Yaa, itulah potret negeri pedalaman ini, hidup sederhana tanpa terikat dengan gaya hidup hedonis sebagai bentuk pengaruh iklan media sosial, belanja online dan sebagainya. Kemerdekaan bagi mereka adalah memiliki kesemptan untuk hidup dengan sederhana, menikmati moomen kecil, dan mengembangkan hubungan dekat dan intens dengan lingkungan keluarga dan sekitarnya.

REFERENSI
1. (APJII) APJII. Survei APJII Pengguna Internet di Indonesia Tembus 215 Juta
Orang [Internet]. https://apjii.or.id/. 2023 [dikutip 4 Juni 2023]. Tersedia pada:
https://apjii.or.id/berita/d/survei-apjii-pengguna-internet-di-indonesia-tembus-215-
juta-orang
2. Siska IF. Pelestarian Nilai-nilai Kearifan Lokal Mandulang Ameh di Nagari
Sisawah Sebagai Sumber Belajar IPS. In: Prosiding Seminar Nasional Biologi
Edukasi [Internet]. 2020. hal. 1–9. Tersedia pada: http://mpoc.org.my/malaysian-
palm-oil-industry/
3. Siska F, Rudagi R. Analisis Ketimpangan Pendidikan pada Masa Covid-19 di
Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung. AL MA’ARIEF J Pendidik Sos dan Budaya.
2021;3(1):1–11.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
7 Orang menyukai Artikel Ini
avatar
Dipikir2 betul Mb Fella, merdeka dengan apa adanya. Tpi tidak dipungkiri dijaman serba digital akan "merasa tertinggal ", semoga internet yg skrang dibutuhkan bisa tersalur merata kepelosok negeri. Salam hangata Mbak Falia
2023-06-10 15:05:45
Terimakasih mbak Biyanca, Mudahan suatu hari nanti negeri kami bisa menjadi bagian dari borderless informasi...
2023-06-12 07:45:45
Terima kasih Mbak Felia Siska
2023-06-06 19:43:32
terimakasih atas kesempatannya ibu sri
2023-06-07 14:39:24