Incognito, selamat berpisah sayang
Biarlah sendiri menyusun memori
Dari balik bening kaca hotel berbintang
Kenang, kenanglah kenangan abadi
Itulah bait terakhir dari puisi karya Kompasianer Fatmi Sunarya berjudul Incognito, Selamat Berpisah pada lomba Puisi Hospitality di Hotelier Writers.
Banyak cerita asyik, kadang sedikit konyol, nyeleneh yang membuatku tersenyum kala ingat tingkah laku tim front office di hotelku.
Kami memang memiliki hubungan harmonis dengan front office. Erat pertemanan, saling menghargai antar departemen membuat komunikasi semakin lancar.
“Rei, order martabak yuk?”, ajak Nona, menjelang larut malam.
Tadi sore, Nona rudet di lobi dengan seabreg tamu antri. Martabak, bakwan, pisang goreng, menjadi pelepas tegang.
Jam makan berlalu begitu saja jika resepsionis sibuk. Hendak ditangani staf lain, rasanya tanggung. Namanya tanggung jawab, mesti kelar sampai tuntas.
Menurut aturan sebenarnya tak dibenarkan makan cemilan di kantor. Apalagi ketahuan mengunyah makanan ketika melayani tamu. Duh.
Namun, jika urusan tamu masih terkendali, ya bolehlah. Asalkan kantor dijaga kebersihannya.
Suatu hari, Nona sedih diamuk tamu. Ia memberi kode tertentu di komputer. Kubaca di kolom remark “waspada, don’t ask too much!”.
Penasaran dengan keterangan itu, Nona tersenyum getir saat kutanya artinya.
“Itu, tamu #412 lagi sensitif Bu. Jangan banyak tanya, nanti kena semprot", katanya.
“Lho memang kenapa?”.
Nona baru saja kena teguran tamu gegara kamar yang selalu dipakai Mrs. Shigley dipindah ke kamar lain. Bukan upgrade kamar. Wanita karir itu ngambek karena ia gak bisa bermalam di kamar kesayangannya.
Memang boleh ya pilih-pilih kamar? Halnya Mrs. Shigley, telah berbulan-bulan menetap di hotelku.
Namun ia tak berkabar kala dikonfirmasi kapan hendak check-in kembali. Pasalnya ia dalam status sleep out.
Beliau memang pelanggan setia.
Keteledoran mesti ditanggung sendiri, karena itu ia hati-hati menginformasikan tim.
Bagi tim kantor depan, menuliskan permohonan tamu, titip pesan penghuni kamar kepada tim dapat dilakukan di sistem komputer.
Sifatnya rahasia, hanya boleh diketahui tim hotel saja dan dilakukan staf yang memiliki akses ke dalam sistem.
Ada resepsionis yang menulis pesan “ask payment to ibu artis ini ya, jangan lupa!”. Padahal bukan artis, tapi tamu ini memang cantik, ayu seperti artis.
Ada juga pesan ditulis agak konyol “Tikusnya ada di lemari!”. Rupanya putri kecil si tamu ketinggalan boneka tikusnya usai menginap.
Mesti bernada nyeleneh, pesan-pesan ini amat membantu pekerjaan.
Termasuk menuliskan kode singkat DnD, Incognito. Dengan satu kata saja, setiap staf pasti mengerti.
Pesan Do not Disturb agar staf housekeeping tak boleh mengetuk kamar si tamu. Kode DnD pun larangan bagi seluruh staf menelpon ke kamar.
Incognito? Ya, ini pesan tertentu bagi tamu yang tak ingin diketahui, ditelpon oleh siapapun termasuk staf hotel.
Untuk tujuan apa status incognito itu?
Saya pernah menulis tentang incognito. Anda penasaran? Sila klik tautan ini ya, Kapan Anda Dapat Berstatus Incognito Selama Menginap?
Biarlah mengingat memori itu, dari balik kaca hotel berbintang.
Selamat membaca.
Salam hospitality.