Film pendek "Lastarè" mengisahkan perjalanan batin Irfan, seorang remaja yang harus menghadapi trauma mendalam akibat perundungan yang dialaminya. Film dengan latar tahun 2000-an ini membawa penonton ke dalam alam bawah sadar Irfan, memperlihatkan pergulatan emosionalnya dalam mengambil keputusan terbesar dalam hidupnya.
Film yang disutradarai oleh Dinda Septy W.H. dan diproduseri oleh Uwan Urwan ini tidak hanya menyajikan narasi yang kuat. "Lastarè" juga memperkenalkan keindahan alam Situbondo, dari hutan hingga pantai, serta penggunaan bahasa daerah dan rumah tradisional Situbondo yang memperkaya visual film ini, yaitu Rumah Tabing Tongkok.
Salah satu keunikan film ini adanya monolog berbentuk puisi berbahasa Madura, yang semakin memperkaya pengalaman sinematik. Monolog ini menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat sastra, khususnya sastra daerah, untuk lebih memahami dan mempelajari kekayaan literasi lokal.

Proses pembuatan "Lastarè" melibatkan banyak pihak, mulai dari mahasiswa Universitas Abdurachman Saleh yang turut menjadi kru, komunitas, masyarakat, hingga seniman lokal, yang semuanya merupakan putra-putri asli Situbondo. Film ini lahir dari Situbondo untuk dunia, membawa identitas dan kekayaan budaya lokal ke dalam layar.
"Lastarè" hadir berkat dukungan dari berbagai pihak, termasuk KOMiK (Kompasianer Only Movie Enthus(i)ast Klub) dan Stasiun Kopi Kang Dodik sebagai sponsor utama. Film ini juga mendapatkan dukungan dari beberapa sponsor pendukung seperti takanta.id, Hotel Rosali, Universitas Abdurrahman Saleh, Uniksi, KR Brownies, Fortuna Cafe, Gustilas Ade Kurniawan, Muhammad Ramadhan, dan Rebus Susanto.
Diharapkan, "Lastarè" yang diproduksi @pintuproject.id dapat memperoleh apresiasi lebih luas lagi dengan dikirimkan ke berbagai festival film dan screening di berbagai daerah.
Siapa yang sudah penasaran dengan "Lastarè"?