Hi, Koteker dan Kompasianer.
Apa kabar? Masih sehat dan bahagia?
Sabtu lalu, Mimin sudah mengajak kalian untuk jalan-jalan ke Ragunan. Taman Margasatwa di Jakarta ini dikatakan tua dan murah - meriah. Chanang, selaku narasumber adalah pemenang lomba blog "Wisata Jakarta Favoritmu" yang diadakan Kopaja71, Inspirasiana dan Koteka. Ia berhasil memenangkan lomba dan berbagi informasi mengenai pengalamannya bersama keluarga ke sana.
Alasan pria asal Batu, Malang ke sana adalah faktor lokasi yang dekat dengan rumah. Hanya 5 km, bonbin bisa dicapai dengan mudah dan murah. Menurutnya, Ragunan adalah tempat yang rimbun di antara panasnya Jakarta dan polusi udara yang memang akhir-akhir ini sedang parah. Apalagi kalau ke sananya jam 6.30 WIB. Masih sejukkk.
Ragunan disebutnya sebagai wisata edukasi, di mana ia membawa bocil ke sana untuk rekreasi sekaligus belajar. Kadang sulit untuk menjawab pertanyaan anak-anak seperti "Mengapa zebra badannya loreng hitam putih." Untuk memuaskan anak-anaknya, Chanang harus pintar berargumen dan mencari media seperti youtube atau buku untuk memperjelas keterangannya.
Bersepeda di sana ternyata juga asyik. Sepeda biasa 10 ribu. Yang tandem 15 ribu. Sebenarnya bisa memakai sepeda dari rumah kalau kalian rumahnya dekat sekali dengan Ragunan.
Dari obrolan Kotekatalk-146 itu, tersibak keistimewaan dari Ragunan. Selain faktor harga tiket yang super murah, ada tempat untuk pre wedding yang keren, WC difable, jogging track, tempat ibu menyusui, gazebo besar dan tempat ibadah.
Sedangkan kekurangan dari Ragunan sendiri adalah faktor kebersihan yang harus ditingkatkan lagi. Walaupun sudah ada ancaman denda 500 ribu jika tertangkap basah membuang sampah sembarangan, kesadaran wisatawan masih rendah. Selain itu, belum ada "feeding time" seperti di bonbin di Taman Safari II atau di luar negeri. Itu tentu saja akan semakin menarik perhatian wisatawan untuk datang, mengedukasi masyarakat untuk menyayangi hewan dan tahu makanan apa yang sehat untuk hewan koleksi bonbin.
Baiklah, dari Kotekatalk-146, Mimin teruskan ke Kotekatalk-147. Kali ini, Komunitas Traveler Kompasiana masih mengangkat tema "Wonderful Indonesia." Yang diangkat kali ini adalah desa wisata Tabek Talang Babungo, Solok, Sumatra Barat. Tempat wisata yang harus ditempuh selama 3 jam dari Padang, akan memanjakan kita dengan panorama alam yang cantik di sekitar desa Jorong Tabek Talang Babungo yang kaya akan hasil bumi seperti tebu, aren dan bunga. Sungguh beruntung 2000 penduduknya, bisa menikmatinya sepanjang masa.
Ada rumah pintar di sana, ada homestay pula. Tempat selfie yang instagramable? Pasti ada. Semua diramu dengan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat sana.
Kebetulan, beberapa tahun yang lalu, Dr. Wijaya Kusuma, M.Pd atau akrab dipanggil Om Jay pernah ke sana dalam sebuah writing camp. Untuk itu, Koteka mengundang Kompasianer lawas dan lestari itu untuk berbagi tentang pengalamannya berkunjung ke desa wisata itu dan bagaimana ia menulis buku. Barangkali saja pengalamannya akan menginspirasi kita semua dan ada tips bagaimana caranya supaya bisa menulis buku.
Apa saja makanan desa yang sudah dinikmatinya? Apa yang harus kita persiapkan jika ingin tinggal di homestay sana? Apa saja fasilitas yang disediakan? Berapa taksiran bea untuk menginap selama semalam di sana? Kegiatan apa saja yang bisa kita lakukan di sana?
Untuk tahu jawabannya, Komunitas Traveler Kompasiana mengundang kalian untuk hadir pada:
- Hari/Tanggal: Sabtu, 14 Oktober 2023
- Pukul: 16.00 WIB Jakarta/ 11.00 CEST Berlin
- Link: Di sini (atau ID Rapat: 843 2338 2466 Kode Sandi: 2fmgDa)
"Ke Bogor jangan lupa ke istana. Di Bogor ada bunga Raflesia. Bersama Komunitas Traveler Kompasiana, kita bangkitkan pariwisata Indonesia." (Menparekraf RI Sandiaga Uno, Kotekatalk-83, 2 April 2023).
Dengan hadir di acara zoom Koteka, sama saja dengan kalian ikut mempromosikan wisata Indonesia. Keren.
Jumpa Sabtu. (GS)