Kotekatalk-216:
Selamat tahun baru China (Dok. Siti/Gana)

Kotekatalk-216:

Mulai : Sabtu, 22 Februari 2025 16:00 WIB
Selesai : Sabtu, 22 Februari 2025 16:40 WIB
zoom
00
00
00
00
Hari Jam Menit Detik
0 Peserta Mendaftar

Hi, Koteker dan Kompasianer. Apa kabar? Masih sehat dan bahagia, bukan? 

Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana dan Pesanggrahan Indonesia e.V Bonn sudah mengajak kalian menyimak perbincangan dengan mbak Yuki Fragariani. Hypnotherapist itu merupakan lulusan Jurusan Bahasa dan Sastra Jepang Unpad. Nggak heran kalau selain bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, ia pandai berbahasa Jepang. 

Saat disapa kabar, mbak Yuki menceritakan sedikit tentang acara jalan-jalannya di Irlandia. Wah, jadi pengen ke danau Kantimayo. Di sana, kita akan merasa seperti bersama Ed Sheeren, yang membawakan lagu "go away, girl." Romantis banget tempatnya pasti.

Dalam Kotekatalk-215, mbak Yuki menceritakan tentang pengalamannya mendalami ilmu Hypnotherapi. Yang belum pernah tahu tentang ini, mbak Yuki menerangkan bahwa ini adalah pengobatan psikis seseorang dengan metode hipnotis, di mana pasien relax tapi nggak tertidur dalam prosesnya. Jadi, jangan khawatir kalau ditanya soal PIN dan lainnya yang sangat pribadi, karena pasti akan tetap ingat, "nggak boleh berbagi."

Pertama kali menekuni dunia hynotherapi ini sejak masa corona tahun 2020, di mana banyak orang stress atau jiwanya sakit. Perempuan ayu itu bertekat ingin membantu orang-orang untuk sembuh dan bergaya hidup sehat. Nggak heran kalau ia segera mengikuti Training online di Arthrintis school selama 9 bulan. Insert course-nya sendiri selama 5 hari bersama mereka yang tergantung narkoba seperti kokain dan tes. Bea-nya terhitung tidak murah. Kira-kira 8000 USD. Tapi cocok juga kalau IA menerima pasien healing, paket 1 - 3 bulan dihargai 750 €. Bisa balik modal. 

Dirunut ke belakang, memang dari muda, mbak Yuki ini memang sudah ada bakat ke sana. Ia sering menjadi teman curhat. Sayang, waktu itu ia belum punya skill. Jadinya, hanya sebagai pendengar. Siapa saja yang ingin menceritakan keluh-kesah, ia siap siaga.

Hanya saja, waktu ditanya tentang perbedaan kebangsaan para pasiennya, ia mengiyakan kalau orang asing seperti orang Irlandia dan Eropa seperti Malta dan Rusia, memiliki karakter yang jauh berbeda dengan orang Indonesia. Orang Indonesia, belum ditanya saja sudah cerita sebuku. Orang asing, mereka membutuhkan rasa aman dan nyaman serta percaya, sebelum bercerita. Untuk menanamkan kepercayaan dengan pasien, ia punya pendekatan sendiri saat pertama kali bertemu di ruang terapi. Jika kurang cocok, baik dari pihak mbak Yuki atau pasien, mbak Yuki akan merekomendasikan ke rekannya yang seprofesi.

Namanya orang, namanya manusia. Pasti punya rasa, punya hati. Kadang,  bisa saja, apa yang diceritakan pasien, menguji kekuatan mental tingkat dewa. Sehingga selfcare sangat penting dalam pekerjaan yang ditekuninya ini. Makanya, sebelum melakukan terapi orang lain, diri sendiri harus sehat dan kuat dulu. Sangat beruntung memiliki lingkaran pertemanan yang seprofesi, sehingga bisa observasi dan bertukar pengalaman dari waktu ke waktu untuk menguatkan diri, mengembangkan diri dan makin maju serta profesional. 

Sebagai salah satu anggota Perempuan Berkebaya Indonesia di Eropa, ia juga terinspirasi untuk mengenalkan kebaya di lingkungan kerjanya. Kebaya adalah warisan budaya Indonesia yang membuatnya bangga, jadi ini akan menjadi ide bagus untuk dirinya sendiri dan orang lain.

Dari Irlandia, Mimin ajak ke tanah air. Masih dengan seri "Wonderful Indonesia", Komunitas Traveler Kompasiana dan Pesanggrahan Indonesia e.V akan mengundang mbak Siti Asiyah yang baru saja mudik ke tanah air untuk melaporkan pengalamannya menyaksikan Gong Xi Fat Chai, perayaan tahun baru China di Yogyakarta. Selamat tahun baru bagi yang merayakan, ya. Dapat angpao berapa?

Mengapa mbak Siti datang ke acara itu? Di mana lokasinya? Bayar, nggak, masuk ke acara? Pertunjukan apa yang ia lihat di sana? Siapa saja yang hadir di sana? Apa jajanan yang dikudapnya selama acara? Dapat angpao kah? Menurut mbak Siti, apakah acara ini ikut mempromosikan wisata lokal? Bukankah Yogyakarta terkenal dengan adat Solo. Sedangkan ini adalah muatan asing dari negeri Tiongkok yang dibawa ke negeri kita. Atau ini sangat memperkaya budaya negeri kita?

Untuk tahu jawabannya, simak obrolannya pada:

  • Hari/Tanggal: Sabtu, 22 Februari 2025
  • Pukul: 16.00 WIB Jakarta/ 10 CET Berlin
  • Link: DI SINI
  • "Ke Bogor jangan lupa mampir ke istana. Di Bogor ada bunga Raflesia. Bersama Komunitas Traveler Kompasiana, kita bangkitkan pariwisata Indonesia" (Menparekraf RI Sandiaga Uno dalam Kotekatalk-83, 2 April 2022).

Jumpa Sabtu.

Salam Koteka. (GS)

 

0 Peserta Mendaftar


Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
0 Orang menyukai Artikel Ini
avatar