Semarang - Kabar membanggakan datang dari Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Dosen Program Studi Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, Prima Trisna Aji, berhasil lolos sebagai penerima Hibah Nasional RisetMu Batch IX Tahun 2025, salah satu kompetisi penelitian paling bergengsi di lingkungan PTMA. Namanya tercantum resmi dalam lampiran pengumuman nasional, mengusung penelitian yang dinilai inovatif dan dekat dengan kebutuhan masyarakat.
Dalam proposal risetnya, Prima mengangkat topik yang sangat relevan dengan kondisi kesehatan masyarakat saat ini: “Efektivitas Program Nurse-Led Self-Management Berbasis Edukasi Tatap Muka dan Buku Saku Digital terhadap Kepatuhan Minum Obat dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Klinik Pratama Jatipuro Muhammadiyah Karanganyar.” Penelitian ini menawarkan pendekatan baru dalam memadukan edukasi langsung perawat dengan media digital sederhana namun efektif bagi pasien hipertensi.
Di tengah kompetisi yang ketat ribuan proposal bersaing dari seluruh Indonesia keberhasilan Prima menjadi bukti bahwa riset yang dekat dengan masyarakat dapat berdiri kuat di tingkat nasional. Seleksi RisetMu dikenal menilai ketepatan isu, orisinalitas, serta potensi dampak penelitian. Karena itu, lolosnya proposal ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga mengharumkan nama institusi.
Prima tidak menyembunyikan rasa syukurnya. “Alhamdulillah, ini anugerah sekaligus amanah besar. Semoga penelitian ini bisa memberi kontribusi nyata bagi praktik keperawatan. Saya berterima kasih kepada LPPM Unimus dan Kaprodi Spesialis Medikal Bedah yang selalu mendukung perjalanan akademik kami,” ujarnya.
Riset yang diusulkan memiliki nilai kebaruan (novelty) yang kuat. Selama ini, edukasi hipertensi di banyak fasilitas layanan kesehatan sering kali terpisah antara sesi tatap muka dan materi digital. Model yang dikembangkan Prima justru menyatukan keduanya: peran perawat sebagai pendamping utama lewat edukasi langsung, dipadukan dengan buku saku digital yang dapat diakses kapan saja oleh pasien. Pendekatan ini diyakini tidak hanya meningkatkan kepatuhan minum obat, tetapi juga memperkuat pemahaman pasien tentang kondisi kesehatannya.
Kaprodi Spesialis Medikal Bedah Unimus, Dr. Yuni Armi, menyambut capaian ini dengan bangga. “Ini bukan sekadar prestasi personal. Hibah nasional seperti RisetMu adalah bukti bahwa dosen kita siap bersaing dan membawa prodi semakin matang menghadapi akreditasi. Penelitian Prima sangat relevan dan inovatif, terutama karena memadukan teknologi dengan praktik keperawatan di lapangan,” ungkapnya.
Menurutnya, penelitian semacam ini sangat dibutuhkan, mengingat hipertensi masih menjadi salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi tinggi di Indonesia. Peran perawat sebagai motor edukasi kesehatan dinilai krusial dalam membantu pasien menjalani pengelolaan diri yang konsisten.
Dengan terpilihnya penelitian ini sebagai penerima hibah nasional, Unimus menegaskan kembali komitmennya dalam menghasilkan karya ilmiah yang berdampak. Harapannya, model edukasi nurse-led yang dikembangkan Prima dapat menjadi inspirasi dan diterapkan lebih luas di jejaring layanan kesehatan Muhammadiyah sehingga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.