PW Aisyiyah DKI Jakarta dukung PUSPA: Identifikasi Konselor untuk Keluarga Tangguh

2025-11-12 17:34:04 | Diperbaharui: 2025-11-12 17:34:04
PW Aisyiyah DKI Jakarta dukung PUSPA: Identifikasi Konselor untuk Keluarga Tangguh
AI generated

Keluarga merupakan fondasi utama ketahanan sosial di masyarakat. Namun, di tengah kompleksitas kehidupan perkotaan seperti Jakarta — dengan mobilitas tinggi, tekanan ekonomi, serta tantangan pengasuhan — peran dukungan psikologis dan sosial menjadi semakin penting.

Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) DKI Jakarta telah berupaya menjawab kebutuhan tersebut melalui PUSPA (Pusat Pelayanan Keluarga), yaitu ruang layanan publik yang menyediakan konseling, edukasi keluarga, dan pendampingan sosial bagi warga.

Langkah DPPAPP ini kini mendapat dukungan penuh dari Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) DKI Jakarta, salah satu organisasi perempuan tertua dan paling aktif di Indonesia dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan keluarga.


Kolaborasi yang Berlanjut

Kerja sama antara DPPAPP dan PWA DKI semakin menguat setelah kunjungan silaturahmi pimpinan PWA ke kantor DPPAPP Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas potensi sinergi untuk memperluas jangkauan layanan keluarga di Ibu Kota.

Pertemuan ini melahirkan komitmen baru: penguatan layanan PUSPA melalui keterlibatan tenaga konselor dari jaringan PWA ‘Aisyiyah.
Langkah tersebut merupakan tindak lanjut nyata dari semangat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sipil dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga Jakarta.


Identifikasi Konselor Lewat Google Form

Sebagai langkah awal, Majelis Kesehatan PWA DKI Jakarta membuka proses identifikasi konselor dan tenaga ahli 
Langkah ini bertujuan untuk memetakan potensi sumber daya manusia yang dimiliki ‘Aisyiyah di seluruh wilayah DKI Jakarta — mulai dari psikolog, konselor, bidan, perawat, hingga tenaga penyuluh keluarga.

Formulir tersebut memuat data dasar seperti:

  • Nama dan unit asal (wilayah, daerah, cabang, atau amal usaha)

  • Kualifikasi pendidikan dan profesi

  • Bidang keahlian atau pengalaman konseling (keluarga, remaja, lansia, kesehatan mental, dan lain-lain)

  • Ketersediaan waktu serta lokasi domisili

Data ini nantinya akan digunakan sebagai basis koordinasi antara DPPAPP dan PWA DKI dalam pelaksanaan kegiatan PUSPA, sekaligus membantu perencanaan pelatihan atau pendampingan lanjutan bagi konselor yang terlibat.


Langkah Data-Driven dalam Penguatan Program

Pendekatan berbasis data ini menjadi penting mengingat besarnya potensi jaringan ‘Aisyiyah di Jakarta. Dengan ribuan anggota aktif di lima kota administratif dan Kepulauan Seribu, hasil identifikasi akan memberikan gambaran riil tentang sebaran dan kapasitas tenaga konselor perempuan yang siap berkontribusi.

Di sisi lain, DPPAPP DKI juga memiliki pengalaman dalam mengelola layanan berbasis data, termasuk melalui portal publik dan sistem monitoring kegiatan. Data dari kedua lembaga diharapkan bisa saling melengkapi dalam mendesain program keluarga yang lebih adaptif dan tepat sasaran.


Menuju Layanan Keluarga yang Lebih Komprehensif

Selain mendukung kegiatan konseling keluarga dan parenting, kolaborasi ini juga membuka peluang pengembangan program konseling modifikasi perilaku — misalnya konseling berhenti merokok dan gaya hidup sehat keluarga.
Program semacam ini dapat memperluas peran PUSPA dalam meningkatkan kesehatan fisik dan mental keluarga, sejalan dengan misi PWA ‘Aisyiyah untuk membangun masyarakat berdaya dan berperilaku sehat.


Penutup

Inisiatif identifikasi konselor oleh Majelis Kesehatan PWA DKI Jakarta menjadi contoh konkret bagaimana organisasi masyarakat dapat mengambil bagian dalam memperkuat layanan publik.
Dengan data yang terstruktur, kapasitas yang terukur, dan semangat kolaboratif, sinergi antara DPPAPP dan PWA ‘Aisyiyah DKI Jakarta diharapkan mampu menghadirkan dukungan konseling yang lebih luas, inklusif, dan berkelanjutan bagi keluarga Jakarta. 🌸

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
0 Orang menyukai Artikel Ini
avatar