Menggapai Bahagia di Usia Senja

2023-07-19 16:28:31 | Diperbaharui: 2023-07-19 16:28:31
Menggapai Bahagia di Usia Senja
foto koleksi pribadi penulis

 


Oleh : Budiyanti Anggit

Tujuan hidup tentu ingin bahagia dunia akhirat. Seperti halnya diriku yang
telah menginjak usia senja, ingin menggapai bahagia bersama suami. Kebahagiaan
hakiki yang harus diperjuangakan dengan sungguh-sungguh. Hal itu insya Allah
akan mudah tercapai.

Perjuangan apa saja yang telah aku laksanakan selama ini? jawabnya tentu
beragam hal yang kini sebagian telah aku nikmati yaitu kebahagian dalam berumah
tangga. Syukur Alhamdulillah saat aku sudah purna tugas, rumah tanggaku bahagia
karena aku telah lulus. Lulus sebagai pengabdi negara, lulus karena buah hati kami
sudah lulus kuliah dan semua anak-anakku yang berjumlah tiga orang telah
menikah. Hal ini merupakan kebahagiaan tersendiri kala aku sudah merdeka dari
berbagai kesibukan sebagai ASN selama 38 tahun.

Saat sudah merdeka dari tugas negara setahun lalu, aku leluasa menggapai
kebahagaian diri bersama suami. Bukan hanya materi tetapi kebahagiaan akhirat
pun akan kami gapai. Kini aku benar-benar merdeka dari tugas negara, bebas tidak
menyekolahkan anak dan berusaha membebaskan diri dari tugas duniawi yang
sekiranya sudah waktunya istirahat misalnya, kepengurusan PKK dan organisasi
lainnya.

Kini saatnya aku dan suami bisa memaksimalkan ilmu akhirat demi bekal
kami nanti. Kami sama-sama sebagai anggota pensiun harus bisa memanfaatkan
waktu sebaik mungkin. Bukan sok pamer atau riya, aku ceritakan keseharian yang
bagiku amat bersyukur dengan kesempatan yang diberikan Allah saat kata merdeka
telah aku genggam. Namun, kemerdekaan yang aku terima bukan berarti merdeka
bertindak semaunya sendiri. Merdeka bagiku adalah bisa leluasa mencari bekal
kebahagian yang cenderung kebahagiaan akhirat.

Rasa syukur tak terhingga, kala para guru disibukkan dengan merdeka
belajar, aku pun juga sedang merdeka belajar ala anggota punk ( istilah lain
pensiun). Aku pun membuka diri untuk belajar. Salah satu hal yang aku dan suami
lakukan adalah belajar mendekatkan diri kepada Allah.

Belajar itu tak kenal usia, ada pepatah bahwa mencari ilmu itu sampai akhir
zaman. Seperti halnya aku dan suami. Kami sama-sama buta dalam membaca Al-

Qur’an. Oleh karena itu berbagai usaha kami lakukan agar bisa membaca Al-Qur’an.
Masa pensiun bagiku bisa memaksimalkan kesempatan emas ini.
Mungkin banyak yang heran, mengapa tidak dari dulu belajar Al-Qur’an?

Inilah kenyataan yang membuat diri ini malu. Berbagai faktor menjadikan kami tidak
memutuskan belajar bersamaan dengan anak saat masih kecil. Bisa jadi selain
mementingkan anak dulu atau memang kurang greget juga. Namun, sesal tak ada
gunanya.

Ketika aku sudah pensiun, belajar Al-Qu’an menjadi prioritas. Beberapa
tahun jelang pensiun sebenarnya sudah memulai lewat teman, memanggil guru ngaji
tetapi hal ini mogok karena pandemi covid-19. Guru ngaji tak berani melanjutkan
pelajaran ngaji karena dilarang saling berkomunikasi.

Akhirnya, aku belajar dengan teman guru hingga berani ikut kataman sekolah.
“Bu Yanti, jenengan ikutan kataman ya?” tanya Bu Nur saat itu.
“Malu Bu, belum lancar bacanya lho,” elakku waktu itu. Bu Nur pun langsung
mencantumkan namaku di list grup kataman. Aku mendapatkan jatah juz 5. Mulailah
aku intens belajar dengan Bu Nur. Perlahan –lahan akhirnya aku bisa menuntaskan
Juz 1 sampai 5 sesuai jatahnya. Dorongan Bu Nur amat baik buat membangun
kebenarian.

Kini ketika sudah benar-benar merdeka, aku bisa membaca Al-qur’an. Saat
Ramadan 2023, aku berusaha one day one Juz. Setiap habis salat lima waktu aku
sempatkan membaca walaupun masih belum sempurna. Juz demi Juz aku lalui
dengan lancar. Sampai pada akhir Ramadan, aku bisa sampai juz 28. Jadi kurang 2
juz karena sakit.

Setelah aku bisa membaca Al-Qur’an, suami pun mau belajar dari nol lagi
(iqra). Jika pagi usai salat subuh, kami sempatkan belajar bereng. Alhamdulillah
suami pun bisa katam Al-Qur’an. Rejeki dari Allah tak terhingga, di usia yang sudah
senja masih diberi kesempatan untuk bisa membaca al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an
kini menjadi bagian dari napas kami.

Usai salat Subuh, dan usai salat Maghrib kami selalu mengagendakan untuk membaca Al-Quran sambil belajar pula terjemahan.
Waktu yang kami gunakan amat longgar karena tidak tergesa-gesa menuju sekolah.
Itulah salah satu kegiatan untuk menggapai bahagia saat sudah merdeka dari
tugas sebagai ASN.

Namun, masih harus berjuang demi kesehatan raga. Sehat raga
akan sehat jiwa yang akan menjadikan kebahagiaan melebihi harta apa pun. Hampir
setiap pagi kami berdua selalu melakukan olah raga ringan yaitu jalan kaki. Selama
kurang lebih 3 sampai 4 kali aku dan suami berjalan kaki di tempat yang berbeda

agar tidak bosan. Selain sehat raga, kebersamaan dengan suami menambah
keharmonisan. Waktu bersama suami lebih banyak karena anak-anak sudah
berumah tangga sendiri.

Dengan demikian kemerdekaan yang kita miliki sebaiknya digunakan sebaik
mungkin. Begitu pula sebagai warga negara yang telah merdeka, kita gunakan
sebaik-baiknya untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif. Jika kita bisa
bijak memaknai kata merdeka bagi diri pribadi atau negara, hidup pun akan damai bahagia.

BIODATA PENULIS

Budiyanti Anggit nama pena dari Budiyanti, S.Pd. Wanita alumnus UNNES ini lahir
di Kendal pada 12 Juli. Ia mempunyai 50 buku antologi dan 5 buku solo dan 3 buku
duet. Kelima buku solo tersebut berjudul: Kabut di Ujung Malam (2013); Inilah Cara
Gampang Jadi Penulis (2013); Jurus Cerdas Jadi Guru Penulis (MediaGuru, Juli
2018); Cinta pun Bersemi (MediaGuru, Juli 2018); Sebuah novel Luka Paling
Sempurna (LovRins, Agustus, 2018); 3 Buku duet antara lain: Duet bersama
Kuriawan Al Irsyad, “Kutemukan Diriku pada Dirimu (Elexmedia Komputundo, 2017,
Buku duet kedua bersama Arinda Shafa yangbberjudul “Anakku Tabungan Surgaku”
(Tinta Media, 2019), Tahun 2020 sebuah buku duet parenting bersama Romdyah
berjudul Inspirasi Mendidik Anak Masa Kini (Rizquna, Februari 2020). Alamat bisa
dihubungi melalui email budiyantispd@gmail.com/Akun Facebook, Budiyanti Anggit

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
4 Orang menyukai Artikel Ini
avatar
Sangat inspiratif, sukses karir, sukses didik anak dan semoga sukses pula tabungan akheratnya. Definisi merdeka bahagia disenja usia.
2023-07-19 16:48:23