Hi, Koteker dan Kompasianer. Apa kabar? Masih sehat dan bahagia, bukan.
Hari Sabtu Komunitas Traveler Kompasiana menggelar Kotekatalk-178 membahas BAS, Boulevard Alam Sutra, Tangerang. Itu tempat Kotekatrip-21 diselenggarakan. Narasumbernya mbak Indria Salim, Kompasianer lawas dan mbak Palupi Mustajab, Kompasianer anyar yang didapuk jadi admin offline Koteka.
Perjalanan ke BAS memang harus diperbaiki lagi supaya jauh dari macet dan muter, kelamaan sampainya. Mbak Indria butuh naik gojek disambung trans-Jakarta selama 1,5 jam. Menurut mbak Palupi dengan kendaraan pribadi, ia bisa sampai dalam waktu 20 menit. Kedua narasumber mengakui sudah tahu keberadaan BAS namun baru saat trip itu, menjelajahi kuliner dan jalan-jalan di sana. Sangat menyenangkan, katanya. Hanya saja ada yang harus diperbaiki seperti fasilitas toilet. Kebersihannya sebenarnya tidak hanya tanggung jawab petugas tapi juga pengguna.
Para peserta menikmati makanan dan minuman di Kopi Tiam. Kafe legendaris yang menyajikan masakan Indonesia. Dari BAS ini, mbak Indria menyebut nama PIK, Ecopark Tebet dan hidden gem lain yang pantas direkomendasikan kepada Komunitas Traveler Kompasiana. Lain kali, ya?
Dari Tangerang, Mimin mau mengajak kalian ke Jawa Tengah, tepatnya di Semarang. Kota ini memiliki daerah Semarang Atas dan Semarang Bawah. Tahukah kalian bahwa di kabupaten Semarang, dulunya ada tempat pemujaan para dewa bernama Gedong Songo? Situs yang ditemukan oleh Raffles pada tahun 1804 ini memang menakjubkan di tempat ketinggian nan hijau berudara sejuk. Sungguh menenangkan.
Peninggalan zaman Syailendra pada abad 9 ini konon mirip dengan komplek candi di Dieng. Di sana ada patung Ganesha, Shiwa Mahakala dan Shiwa Mahaguru di antara 9 candinya. Kalian pernah ke sana? Atau setidaknya pernah mendengar ketenaran candi itu?
Bagaimana cara mencapai obyek wisata ini dari Jakarta? Berapa harga tiket masuknya? Apa kuliner khas yang bisa dicicipi selama berkunjung? Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk mengelilingi 9 candi? Apa makna obyek wisata ini bagi masyarakat Semarang dan sekitarnya?
Untuk tahu lebih banyak tentang jawabannya, Mimin mengundang kalian untuk hadir pada:
- Hari/Tanggal: Minggu, 9 Juni 2024
- Pukul: 16.00 WIB atau 11.00 CEST Berlin
- Link zoom: di sini.
- Tema: Mencari Dewa-Dewi di Candi Gedong Songo
- Narasumber: Gana Stegmann (penulis buku "Banyak Cara Menuju Jerman")
Narsum adalah orang asli Semarang yang tinggal di luar negeri. Bertandang ke sana beberapa kali, tetap saja tak jemu. Penulis buku "Banyak Cara Menuju Jerman" itu hanya punya sedikit waktu dan beruntung mengelilingi kompleks candi selama satu jam dengan naik kuda. Bagi guru BK di sebuah sekolah Jerman itu, wisata lokal macam begini yang pantas direkomendasikan bagi generasi muda Indonesia supaya nggak lupa sejarah bangsa. Obyek wisata yang direkomendasikan bagi wisatawan lokal, keluarga muda yang memiliki putra-putri yang diharapkan memiliki kepribadian bangsa Indonesia yang unggul.
Nah, kalian yang sudah pernah ke sana, mau ke sana, belum pernah sama sekali menilik tempat bagus para dewa-dewi zaman dahulu kala ini, silakan merapat. Inilah saatnya! Kita ngobrol soal tempatnya para dewa.
"Ke Bogor jangan lupa mampir ke istana. Di Bogor ada bunga Raflesia. Bersama Komunitas Traveler Kompasiana, kita bangkitkan pariwisata Indonesia" (Menparekraf RI, Sandiaga Uno, Kotekatalk-83, 2 April 2022).
Acara ini terselenggara atas kerjasama Komunitas Traveler Kompasiana, Semarkutigakom dan Pesanggrahan Indonesia e.V.
Sampai jumpa Minggu.
Salam Koteka. (GS)
