Cara Membuat Deskripsi dalam Prosa

2023-12-17 09:38:07 | Diperbaharui: 2023-12-18 08:42:18
Cara Membuat Deskripsi dalam Prosa
Ilustrasi anak sedang menulis. Foto: Shutterstock via Kompas.com

Karya tulis berbentuk prosa, terlebih novel, membutuhkan banyak deskripsi agar pembaca dapat merasakan dan larut dalam cerita. Novel yang dipenuhi dialog, bukan saja membosankan, namun juga mengekang imajinasi pembaca. Daripada mengatakan "gunung itu indah", alangkah bagusnya jika gunung itu dideskripsikan secara detail dan biarkan pembaca menemukan sendiri keindahannya.   

Lalu bagaimana cara mendeskripsikan ruang tamu seperti yang telah kita bahas sebelumnya? Ruang tamu adalah wilayah paling publik pada sebuah rumah setelah teras. Ukuran dan bentuk mungkin saja sama, seperti di perumahan. Tetapi tahukah kalian, isi ruang tamu memiliki ciri spesifik sehingga antara satu ruang tamu dengan ruang tamu lainnya pasti berbeda.

Ruang tamu juga merepresentasikan pemiliknya. Kita bisa mempelajari karakter penghuninya hanya dari melihat ruang tamunya.

Misalnya, ukuran ruang tamu. Penjelasan ini dibedakan dari ruang tamu bawaan ketika membeli rumah siap huni, atau alasan lain yang bersifat terpaksa. Seseorang yang senang dikunjungi tetangga atau temannya, cenderung memiliki ruang tamu yang lebar, dan tempat duduk yang nyaman. Penghuni yang sombong, menata barang-barang berharga hingga memenuhi ruang tamu.

Ada juga ruang tamu yang dipenuhi gambar pejabat, terutama anggota militer yang bukan bagian dari anggota keluarga. Penghuni rumah ini memiliki karakter tidak percaya diri sehingga memerlukan “bantuan” gambar untuk menambah rasa percaya diri ketika berhadapan dengan tamu.

Ketika mendeskripsikan ruang tamu, penulis harus paham dengan karakter tokoh yang diceritakan. Jangan sampai ruang tamunya ditulis berantakan tetapi penghuninya digambarkan sebagai sosok yang rapi. Beda hal jika ceritanya bertema horor atau tentang sosok berkepribadian ganda.

Yang tidak kalah penting, dalam mendeskripsikan sesuatu, harus teliti dan detail. Karena ini karya sastra, maka gunakan bahasa pilihan secara cermat sehingga pembaca memiliki gambaran dari obyek yang dideskripsikan melalui bahasa yang indah, tidak kering sebagaimana berita di koran atau laporan kerja.

Deskripsi yang indah dan detail akan membawa pembaca “masuk” dalam ruang tamu tersebut. Ikut mengenalinya dan merasakan suasananya.

Bagaimana cara mendeskripsikannya? Jangan hanya berdasar apa yang dilihat, tetapi gunakan juga perasaan, penciuman, dan perabaan seperti contoh berikut ini.

Aku biarkan rongga dadaku dipenuhi udara dari masa lalu. Mataku menjelajah tiap sudut yang masih sangat aku kenali. Lima belas tahun tidak mampu mengubah ruangan tempat dulu Bapak menghardikku untuk terakhir kali. Di bawah tatapan Ibu yang kebingungan. Andai saja Ibu bisa bersikap lebih tegas, setidaknya ikut memberikan penjelasan pada Bapak, aku tidak perlu menghabiskan waktu dalam lipatan persoalan di tempat jauh.    

Perlahan aku mendekati kursi kecil di mana dulu aku tertunduk mendengarkan semburan kata-kata Bapak. Punggung kursi dari kayu jati masih kokoh. Namun peliturnya telah tertutup debu. Foto Bapak, Ibu, aku, Mas To dan Re, masih terpaku pada dinding sebelah kiri. Meski tidak terlalu luas, Ibu pintar menatanya sehingga masih tersisa ruang di sebelah kursi tamu untuk meletakkan rak vas bunga. Ibu paling cerewet jika aku dan Re terlambat menyiram bunga krisan kesayangannya.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
5 Orang menyukai Artikel Ini
avatar