1. Pelatihan Dasar: Literasi TB & Kesehatan Komunitas
Tujuan:
Memberi common knowledge supaya semua anggota tim paham isu yang sedang ditangani, bahasa yang sama, dan prioritas yang jelas.
Materi utama:
-
Apa itu TB? (penularan, gejala, pencegahan, stigma, TPT, layanan)
-
Peran masyarakat dalam eliminasi TB (community-based approach)
-
Jaringan layanan TB di DKI Jakarta (RS, puskesmas, jejaring Muhammadiyah)
Output yang dihasilkan:
â Semua anggota memiliki pengetahuan standar
â Terbentuk role mapping (siapa edukator, tracer, admin data, humas, dll)
2. Pelatihan Komunikasi Publik & Edukasi Berbasis Nilai Keagamaan
Ini penting karena Muhammadiyah punya kekuatan dakwah, masjid, dan jaringan Ustadz/Ustadzah.
Isi pelatihan:
-
Cara menyampaikan edukasi TB tanpa menakut-nakuti
-
Pendekatan dakwah kesehatan (contoh ayat, adab menjaga tubuh, amanah kesehatan)
-
Teknik komunikasi persuasif untuk perubahan perilaku
Output:
â Terbentuk 10–20 juru edukasi (health champions)
â Tersusun script / template ceramah 3–7 menit tentang TB untuk khutbah, kajian, dan sekolah
Ini bisa langsung dipakai di masjid, kelompok kajian, sekolah Muhammadiyah, dan pengajian ibu-ibu.
3. Pelatihan Screening Komunitas & Penjaringan Kontak Serumah
Agar setelah pelatihan, tim tidak hanya teori — tapi tahu apa tugas lapangan.
Materi:
-
Bagaimana melakukan skrining awal gejala TB
-
Cara identifikasi kontak serumah pasien TB
-
Alur rujukan ke puskesmas / fasilitas Muhammadiyah
Output:
â Formulir skrining sederhana (digital & kertas)
â SOP kunjungan lapangan
â Daftar sasaran awal (misal: sekolah MBS, jamaah masjid, kader Aisyiyah)
4. Pelatihan Pencatatan, Pelaporan, dan Pemantauan Pasien
Supaya kegiatan bisa terukur dan tidak berhenti hanya pada penyuluhan.
Materi:
-
Sistem pendataan sederhana (Google Form / ODK / template excel)
-
Cara mendokumentasikan kegiatan edukasi dan skrining
-
Tracking pasien TPT dan terapi TB (tanpa melanggar kerahasiaan)
Output:
â Template dashboard progres bulanan
â Minimal 1 admin data yang bertanggung jawab
â Indikator kerja jelas:
-
berapa edukasi dilakukan
-
berapa orang diskrining
-
berapa orang dirujuk
5. Pelatihan Kolaborasi & Jejaring Layanan (Puskesmas–RS–Komunitas)
Karena Tim KESMAS tidak boleh bekerja sendiri.
Materi:
-
Alur komunikasi lintas sektor
-
Peran Kemenkes, organisasi masyarakat, dan fasilitas kesehatan
-
Simulasi koordinasi untuk kasus nyata
Output:
â Terbentuk Contact Person resmi dari:
-
Kemenkes / dinkes
-
Puskesmas terdekat
-
RS Muhammadiyah
â WhatsApp Coordination Group yang siap operasional
Setelah Semua Pelatihan → Apa yang Bisa Dikerjakan?
Ini target realistis 30–90 hari pasca pelatihan:
| Kegiatan | Target | Dampak |
|---|---|---|
| Penyuluhan di masjid, sekolah, pengajian | 20–30 sesi | Meningkatkan literasi & kurangi stigma |
| Skrining awal komunitas | 300–1000 orang | Identifikasi suspek & kontak serumah |
| Pemetaan pasien TB Muhammadiyah (jamaah, sekolah, kader) | 1 mapping terstruktur | Dasar rencana intervensi lanjutan |
| Pendampingan pasien TPT & TB | 10–50 kasus awal | Bukti model intervensi komunitas berjalan |
| Laporan bulanan | 1 dokumen resmi | Bahan evaluasi & bahan advokasi |
Kalau model ini berjalan 3 bulan pertama, maka Tim KESMAS sudah punya:
â tim edukator
â SOP kerja
â jejaring dengan fasilitas kesehatan
â data awal sasaran
â program yang bisa direplikasi ke cabang & ranting
Jadi, pelatihan awal terbaik untuk Tim KESMAS adalah yang membuat mereka:
ð¹ paham isu
ð¹ punya keterampilan
ð¹ punya alat kerja
ð¹ punya jaringan
ð¹ dan bisa langsung bergerak dalam 1 minggu setelah pelatihan.