Faktanya memang demikian, pengolahan sampah plastik tak cukup dengan kemauan tapi juga kemampuan. Terutama kemampuan dari segi finansial atau pendanaan. Hingga saat ini bahkan Danantara telah merilis ada sekitar 192 perusahaan yang tertarik berinvestasi. Namun seperti sayembara yang belum berakhir, siapa selanjutnya kira-kira yang mau bergabung untuk berinvestasi di bidang pengolahan sampah plastik.
Awalnya saya pribadi berfikir bahwa dengan kemauan dan komitmen yang besar, kita akan bisa menangani dan melakukan pengolahan sampah secara mandiri. Bukankah bangsa ini cukup besar, dan anak mudanya juga punya semangat juang? Meskipun banyak masyarakat di luar sana yang masih terbelakang soal pendidikan bahaya sampah yang tak dikelola bagi kehidupan.
Namun ternyata, pikiran saya itu sirna ketika bertemu dengan salah satu penggiat pengolahan sampah plastik. Saya tidak menyangka, bahwa untuk melakukan reuse dan recycling ternyata modalnya tidak main-main. Secara logika memang masuk akal, karena yang akan diolah adalah jenis sampah yang mengotori bumi, tak bisa terurai oleh bumi dan mencemari bumi.
Saat ini yang sedang banyak dilirik untuk pengolahan sampah adalah mesin pirolisis. Kita segarkan dulu ingatan kita sedikit, soal apa sih mesin pirolisis yang sebenarnya sudah pernah saya tuliskan terdahulu. Jadi mesin pirolisis ini adalah jenis mesin pengolah sampah plastik dan karet yang akan memproses sampah plastik tadi menjadi solar atau bahan bakar minyak. Adapun hasilnya adalah jenis minyak, gas, dan arang (karbon padat) melalui proses yang disebut pirolisis — yaitu pemanasan tanpa (atau dengan sangat sedikit) oksigen.
Nah tahukah anda harga mesin pirolisis ini berapa? Iseng-iseng browsing saya menemukan fakta mengejutkan tentang betapa mahalnya mesin ini. Kira-kira seperti di bawah ini :
Skala / Kapasitas | Kisaran Harga (perkiraan) |
---|---|
Mini / laboratorium / skala rumah tangga | Rp 50 juta ~ Rp 200 juta |
Skala menengah (beberapa ton per hari) | Rp 200 juta ~ beberapa miliar |
Skala industri besar (puluhan ton per hari) | Beberapa miliar hingga puluhan miliar rupiah |
Nah anggaplah untuk skala rumah tangga ini mungkin dijalankan oleh komunitas kecil di satu desa. Tentu saja jangkauannya juga tidak luas, pengolahan pun mungkin masih beberapa ratus kilo per hari. Namun kalau kita perhatikan data statistik, hampir di semua daerah perbandingan sampah yang terkumpul dan yang berhasil diolah masih jauh dari harapan.
Artinya, butuh pengolahan dalam skala besar. Artinya lagi, butuh skala industi besar untuk bisa mengatasi masalah sampah plastik ini supaya tuntas. Balik lagi lihat tabel harga di atas, dimana harga mesin untuk skala industri ini ternyata dimulai dari kalimat "beberapa milyar rupiah".
Dan yang bikin saya percaya bahwa apa yang di publikasikan soal Danantara dan permintaan Investasi itu adalah benar, adalah karena beberapa milyar itu hanya harga mesin. Sementara yang saya lihat di lapangan hari ini, belum mencakup biaya seperti :
- Pembelian lahan dan pengurusan kepemilikan lahan (Processnya agak panjang)
- Pengurusan Perijinan
- Marketing baik secara online dan offline
- Operasional pabrik dan recruitmen
Sudah ada bayangan belum, kira-kira berapa milyar modal yang dibutuhkan di awal sebelum produksi ini bisa jalan? Berapa puluh milyar atau berapa ratus milyar yang dibutuhkan jika ingin diterapkan di seluruh Indonesia?