Taman Kunang-Kunang. Pepohonan menghijau dan menjulang tinggi tumbuh di sepanjang taman. Berharap kerumunan kunang-kunang berkenan hadir seperti tempo doloe di taman ini saat masih perawan.
Taman itu memanjang dari ujung Jl. Simpang Ijen hingga Jalan Surabaya. Taman di sepanjang Jalan ini berfungsi sebagi paru-parunya Kota Malang. Di tempat inilah event #Temu Kompasiana 2023 Bolang hadirkan.
Menyatu dengan Taman Kunang-Kunang yang sejuk itu, berdiri deretan kedai kuliner berlengkapkan layanan coworking space (ruang berbagi kerja), seperti yang ditawarkan oleh coffee shop bernama rata.space.
Kedai berlantai 2 itu beralamatkan di Jl. Jakarta No. 6 Kota Malang, persis di seberang jalan di mana East Java Super Corridor (EJSC) dan gedung Bakorwil Malang berada.
Di lantai 2 rata.space itulah, terlaksana silaturrahim berbalut pesan-pesan spiritual Ramadhan dan sosialisasi fitur baru #Temu Kompasiana 2023 yang dipandu dengan apik oleh Mbak Santi (14/4/2023).
Di tempat yang sama itu, terlepaslah rindu antar teman komunitas Bolang yang telah lama tak berinteraksi karena berbagai alasan.
Dalam moment itu, Mas Kevin, satu diantara empu komunitas Kompasiana, berkenan berbagi cara mengeksplorasi fitur baru "Temu Kompasiana" dari jarak jauh secara online.
Tiap kompasianer yang memenuhi syarat, berhak membuat komunitas turunan sendiri yang terintegrasi dengan ekosistem Kompasiana. Group-group itu potensial bisa beranak-pinak. Mereka sepertinya didorong untuk mampu berdiri secara independen tanpa harus selalu bergantung pada admin pusat.
Fitur ini merupakan kesempatan emas bagi kompasianer yang ingin membranding diri dan komunitasnya, serta mengembangkan jejaring sosial. Penjelasan lengkapnya ada di link ini.
Mbak Lilik Fatimatuz Zahra, tim Bolang peraih Kompasiana Award 2017 dalam bidang fiksi itu, juga berkenan menyampaikan pengalamannya dalam berkompasiana.
Sejak menjadi Kompasianer (2015), ia berusaha terus menulis dan menulis, one day one article, hingga saat ini. Yuk menulis dan menulis lagi, begitu ia berbagi motivasi kepada para pegiat literasi medsos yang hadir ketika itu.
Sementara itu, Mas Hery, menginformasikan bahwa dalam event ini Bolang sengaja memberikan apresiasi dan hadiah menarik. Sepulang dari acara ini, Yuk kita menulis dan raih hadiahnya. Begitu ia memberikan informasi dengan penuh semangat.
Dalam event ini, juga disampikan pesan-pesan spiritual tentang keistimewaan bulan Ramadhan. Satu diantara keistimewaannya adalah terdapat suatu malam kemuliaan di bulan Ramadhan yang disebut "Lailatu Qadr".
Malam kemuliaan itu me-refer pada malam saat diturunkannya al-Quran, malam yang lebih baik dari 1.000 bulan, dan malam yang penuh berkah.
Mas Yunus selaku penyambung lidah pesan-pesan tersebut, memantik kita untuk senantiasa meningkatkan kualitas ibadah puasa, terutama ketika memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadhan.
Tujuan akhir puasa adalah untuk mencapai mutu taqwa. Tanda esensialnya adalah semakin baik mutu hubungan kita dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam.
Tak kalah menariknya, sang pemandu acara juga memberikan kesempatan kepada tiap peserta yang hadir untuk menyampaikan "curhatnya".
"Saya mengharapkan Bolang mengadakan event semacam ini setidaknya setiap sebulan sekali, biar saya terus termotivasi untuk menulis". Begitu kata Mbak Ivon.
"Wah... saya sudah menulis artikel, tapi begitu saya upload tidak bisa masuk". Saya tidak bisa login. Ya bagaimana lagi, akhirnya saya buat akun baru lagi. Tulisan-tulisan saya yang lama entah bersembunyi di mana... wkkk", begitu curhat Mas Malik.
"Ya, saya juga sama. Saya sudah nulis banyak di Kompasiana, saya tidak bisa login, saya klik lupa password tetap nggak bisa pulih, pasalnya saya lupa password email saya sendiri...wkkk", begitu curhat Mbak Erny. Akhirnya, terpaksa harus buat akun baru lagi.
"Saya juga pernah mengalami hal yang sama, nggak bisa login. Saya klik lupa pasword tetap aja nggak bisa login", begitu kata temen yang lain dengan nada yang relatif sama.
"Saya masih teringat dan berkesan, saat ikut bersama Bolang mengunjungi wisata petik jeruk di Dau ketika itu", begitu kata Mbak Dini. Keseruan itu terekam dalam jejak digital Kompasiana di link ini.
Sedangkan Mbak Wahyu mengatakan, "saya dan keluarga suka sekali saat bersama Bolang mengunjungi Wisata Ngawonggo di kebun bambu ketika itu". Gambaran keviralan Wisata Ngawonggo terekam dalam tulisan Mbak Wahyu sendiri di link ini.
By the way, mereka tampak sekali rindu untuk aktif menulis dan mengikuti kegiatan-kegiatan komunitas Bolang. Untuk itu, yuk bareng-bareng berkompasiana lagi. Artinya, ya "dolan ora dolanan", menulis dan menulis lagi ihwal sesuatu yang bermakna dan bermanfaat. Berbagi dan berbagi lagi, apapun yang bermakna dan membawa maslahah.
Tiba-tiba, di tengah-tengah acara Mbak Dini nyelethuk: "Ada apa ini, kursi kok bergoyang-goyang... oh sepertinya ada gempa, ada gempa".
Benar saja, setelah disearching dengan mesin pencari Google, terdapat laporan telah terjadi gempa dengan kekuatan 6,6 Skala Richter, di daerah Tuban.
Acara jeda sejenak, lalu berlanjut lagi hingga suara adzan maghrib tiba. Semua peserta menikmati ifthar (berbuka puasa) bersama. Terlepaslah rindu antar teman. Tercipta silaturrahim dan mengalir percakapan ringan. Sesekali diiringi tawa kecil di antara mereka. Suasana menghangatkan. Bermakna.
Itulah sebuah event Bolang yang dikemas dengan tajuk "Ifthar & Silaturrahim Pegiat Literasi Media Sosial Malang Raya". Bagaimana dengan komunitas Anda? Salam hangat selalu, kawan!