Mata Dunia yang Tak Pernah Tidur

2025-05-15 22:01:46 | Diperbaharui: 2025-05-15 22:59:20
Mata Dunia yang Tak Pernah Tidur

Puisi Karya: [Kita, Mei 2025]

--

Di balik layar kaca,

mata dunia menatap kita

—tanpa berkedip, tanpa jeda—

menggulung sunyi jadi tayangan tanpa suara.

Ia tahu

siapa yang menangis di kamar mandi

jam dua pagi

dan siapa yang menari sambil pura-pura bahagia

di feed yang disaring cahaya.

Mata dunia tak pernah tidur,

ia berjaga

dalam pulsa piksel,

mencatat bisik dan luka

dari mereka yang tak sempat bercerita.

Ia bukan Malaikat,

tapi selalu hadir lebih cepat

dari doa yang belum selesai.

Anak-anak menua di depan gawai

tanpa sempat bertanya,

kenapa langit tak lagi biru

dan hati selalu terburu?

Kita semua

adalah titik dalam jaringan

—terhubung tapi kesepian—

dilihat tapi tak benar-benar dikenal.

Dan saat malam jatuh

ke dalam dada kita,

mata itu tetap terbuka:

memasang iklan

di sela air mata,

menawarkan cinta

dalam bentuk diskon dan data.

Tapi, wahai mata dunia,

kalau kau bisa membaca ini,

tolong—

pejamkan dirimu

untuk sesaat saja.

Biarkan kami menjadi manusia

yang sesungguhnya.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
tag
Suka dengan Artikel ini?
0 Orang menyukai Artikel Ini
avatar