Kunjungan Perguruan Muhammadiyah Rawamangun ke FKIP Uhamka

2023-12-22 07:38:41 | Diperbaharui: 2023-12-22 09:45:04
Kunjungan Perguruan Muhammadiyah Rawamangun ke FKIP Uhamka
Caption

Sekolah Swasta merupakan bagian penting dalam pendidikan nasional di Indonesia yang unik. Pemerintah Indonesia belum mampu menyediakan sekolah bagi semua warga negara Indonesia. Pendidikan adalah hak dasar warga negara. Sejak dahulu, bahkan sejak Indonesia masih dalam cita-cita, pendidikan swasta sudah menjadi bagian dalam upaya mencerdaskan anak bangsa oleh pribumi di bumi kolonial Hindia Belanda. Muhammadiyah mendirikan sekolah, demikian pula beberapa organisasi yang lain atau individu mendirikan lembaga pendidikan dalam bentuk sekolah, madrasah, ataupun pesantren modern serta pesantren tradisional. Belanda mulai mendirikan sekolah di Hindia Belanda dan juga mengirim para bumiputera studi ke Belanda sebagai dampak kebijakan Politik Etis di negaranya. Pendidikan kaum bangsawan dan lainnya saat itu bertujuan untuk menyiapkan para pegawai pemerintah kolonial. Sedangkan sekolah-sekolah swasta yang didirikan oleh bangsa Hindia Belanda (saat itu), bertujuan untuk pemberdayaan, pencerahan, alat perjuangan bagi bangsa yang tertindas sistem yang dibangun oleh hegemoni Barat.

Sekolah swasta pada saat ini memiliki peran besar dalam pendidikan nasional. Jumlahnya melebihi jumlah sekolah negeri, pun sampai ke perguruan tinggi swasta. Maka pemerintah Republik Indonesia perlu memberikan perhatian besar kepada swasta, karena turut mendidik anak bangsa dengan caranya sendiri. Saat ini sekolah swasta telah hadir dan memiliki beberapa kategori. Beberapa sudah setara bahkan melampaui sekolah negeri yang didirikan pemerintah. Beberapa bagian masih dibawah standar sekolah negeri dengan fasilitas dan pendidik yang masih belum memiliki kualifikasi profesional yang mumpuni.

Pemerintah memberikan dukungan bagi sekolah swasta dengan berbagai cara. Sekolah swasta mempunyai pengelolaan yang beragam, karena dimiliki oleh organisasi, yayasan, perusahaan/bisnis, maupun lainnya. Bahkan sekolah dengan kurikulum internasional juga bisa didirikan di Indonesia dengan syarat dan ketentuan tertentu yang harus diikuti, yang diatur oleh pemerintah.

Kunjungan Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Pendidikan Non Formal (Dikdasmen & PNF), Pimpinan Cabang Muhammadiyah Rawamangun, Jakarta Timur, DKI Jakarta, pada Kamis, 21 Desember 2023 pukul 16.00 – 17.30 WIB ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (FKIP Uhamka) adalah salah satu upaya sebuah ’yayasan’ sekolah swasta untuk mendorong kemajuan yang dimilikinya. Kunjungan dari kepala sekolah dan guru serta pengurus Majelis tersebut bertujuan untuk mengamati fasilitas-fasilitas pembelajaran yang dimiliki oleh FKIP Uhamka. Rombongan mendatangi laboratorium-laboratorium yang ada di FKIP Uhamka serta Laboratorium Praktik Pembelajaran (Microteaching).

FKIP Uhamka menyambut baik kunjungan tersebut, karena kunjungan ini akan mendorong kerja sama yang lebih terbuka antar ramal usaha Muhammadiyah di DKI Jakarta. Saat ini kerja sama belum begitu erat karena itu perlu ada keterbukaan para pihak. Dekan FKIP Uhamka, Purnama Syae Purrohman menyatakan bahwa saat ini adalah eranya keterbukaan. Jika lembaga ingin maju, maka perlu bersinergi dan berkolaborasi dengan para pihak. Membuka diri terhadap kemajuan. Namun demikian, dalam pendidikan dasar dan menengah, perlu juga diperhatikan keterampilan-keterampilan motorik halus bagi perkembangan belajar anak. Pembelajaran menulis di buku, menulis sambung, serta kegiatan hands on lainnya tetap dipentingkan. Jangan merubah semua hal jadi sarwa digital tanpa ada riset ilmiah yang mendasarinya. Demikian menurut Kepala Unit Pelayanan Teknis Laboratorium Microteaching, Dr. Desak Made Dharmawati, MM. kepada tim dari sekolah. Teknologi bisa dibeli, namun yang penting adalah mendidik anak, yang tidak semua orang bisa melakukannya.

Rombongan juga didampingi oleh Dr. Gufron Amirullah, M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Uhamka yang juga menjabat sebagai pimpinan di Majelis Dikdasmen & PNF Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Abdurrahman Wahid, M.Pd., Pimpinan dari PT. Utama Uhamka. Rombongan mendapatkan penjelasan bagaimana untuk mewujudkan fasilitas sekolah yang akan menjadi daya tarik bagi siswa dan wali siswa dalam memilih sekolah. Sekolah Muhammadiyah di daerah Rawamangun memiliki nama besar sejak jaman dahulu, namun sekarang di sekitar situ juga telah berdiiri sekolah-sekolah swasta saingan dengan pangsa pasar yang sama. Oleh karena itu, pimpinan cabang merasakan perlunya ada perubahan-perubahan di dalam sekolah, sehingga sekolah bisa berkembang menjadi lebih baik lagi, dan menjadi pilihan utama bagi masyarakat sekitar untuk menyekolahkan putra-putrinya.

Menurut situs resminya, Cabang Muhammadiyah Rawamangun Pulogadung didirikan dengan kegiatan awal berupa pengajian di garasi Bapak HM Syarief yang dihadiri kurang lebih 15 orang jamaah pertama antara lain Letkol Bakri Syahid, HS Projokusumo, dan Amiruddin Siregar. Saat ini terdapat 3 amal usaha di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Rawamangun yaitu SD Muhammadiyah 24 Jakarta, SMP Muhammadiyah 31 Jakarta, dan SMA Muhammadiyah 11 Jakarta.

Plutarch, seorang esais, sejarawan dan biographer Yunani yang lahir pada 66 Sebelum Masehi menyatakan “The mind is not a vessel to be filled but a fire to be ignited”. Sekolah Muhammadiyah didirikan dengan tujuan-tujuan mulia dari Sang Pencerah KH Ahmad Dahlan. Mendirikan sekolah berkemajuan, berkemurnian, dan mencerahkan. Gagasan – gagasan pencerahan harus menjadi bagian penting dalam sistem berfikir para pemangku kepentingan pendidikan di sekolah. Sekolah bukan hanya mendidik akal, tetapi menginspirasi. Sekolah mendidik pembentukan warga negara Indonesia yang tercerahkan oleh alam pikiran transformatif berkemajuan ala Muhammadiyah sebagai rahmatan lil alamin. Menunjukkan bahwa umat Islam adalah umat washatan yang mampu untuk maju sejajar dengan umat dan bangsa lain, tanpa harus meninggalkan nilai-nilai keagamaan.

 KH Ahmad Dahlan adalah seorang man of action, demikian seorang pemikir menyimpulkan. Karena sangat sedikit tulisan yang beliau hasilkan, tetapi pemikiran dan tindak nyatanya telah menjadi inspirasi bagi berkembang pesatnya organisasi Muhammadiyah sampai saat ini. Beberapa sekolah Muhammadiyah dan perguruan tinggi miliki Muhammadiyah – serta ‘Aisyiyah, telah mencapai mutu tertinggi. Terakreditasi Unggul. Telah menjadi pilihan favorit bagi para siswa atau mahasiswa dalam memilih tempat studi lanjut. Tetapi di beberapa aspek, masih banyak sekolah dan perguruan tinggi yang masih berstandar menengah bahkan rendah. Karena sumber daya dan pengelolaan yang masih kurang profesional. Birokratisasi bisa menjadi salah satu hambatan dalam kemajuan sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah – ’Aisyiyah di berbagai lokasi. Pada diskusi dengan pengurus Forum Guru Muhammadiyah DKI Jakarta mengemuka bahwa dari 90 sekolah milik persyarikatan di DKI Jakarta, setengah lebih masih dibawah standar (pengelolaan/manajemen/kualitas). Oleh karena itu, diperlukan kerja nyata dari pengurus Muhammadiyah dari berbagai unsur untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Muhammadiyah ibukota negara ini, sebelum berpindah ke IKN.

Muhammadiyah berbeda dengan yayasan biasa karena cakupannya yang luas d seluruh Indonesia, bahkan ke luar negeri. Kemampuan manajerial di amal usaha juga beragam. Mengelola amal usaha dan bergerak di organisasi Muhammadiyah perlu disinergikan agar keduanya bisa saling menguatkan. Pada tulisan Mustafa Wahid Hasyim di Suara Muhammadiyah 108 (2023) mengemuka bahwa untuk mendorong kemajuan Muhammadiyah diperlukan Kader Petarung. Mereka-lah yang akan mendorong Muhammadiyah bergerak lebih cepat dan ”sudah selesai dengan dirinya sendiri.” Sesuatu yang layak dijadikan renungan oleh aktifis Muhammadiyah saat ini.

 

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
0 Orang menyukai Artikel Ini
avatar