Tampil Rapi Ala Staf Hotel, Lain Dulu Lain Sekarang

2023-08-02 14:08:41 | Diperbaharui: 2023-08-03 10:12:47
Tampil Rapi Ala Staf Hotel, Lain Dulu Lain Sekarang
Foto Chamber of Tourism Establishments Request Support - Youtube

Siang ini pertemuan penting dengan pelanggan di Wisma PI, tak mungkin ditunda.

Briefing dengan bos tadi pagi bikin ketar-ketir. Efeknya masih terbawa panik ketemu klien saat blusukan.

Benar saja, waktuku mepet jam makan siang.

Lolos di pintu gerbang gedung langsung ke resepsionis. KTP ditahan dan klik, difoto dulu.

Saya tergopoh, kuatir terlambat.

Saat ku berlari kecil, ada seorang pria berjas hitam. Sepertinya menunggu seseorang, tangannya menahan pintu lift.

Dia tersenyum, saya ge-er. Ternyata ia menungguku. Di lift ada 3 orang menuju lantai 15.

“Makasih”, kataku.

“Miss, dari hotel….?

“Universal, Mas dari mana?, kubalik tanya.

Kami saling bertukar kartu nama.

Benar juga tebakanku, Ben Sales manager Hotel Kusuma Malaysia, bukan nama asli. Ke Jakarta dalam rangka promosi hotel baru.

Usai pertemuan, saya langsung menuju lobi. Di lobi tampak Ben dengan 2 koleganya.

Semua berjas hitam, yang wanita memakai rok hitam, stoking hitam. Seragamku pun mirip. Bedanya saya berstoking abu-abu.

Tampil cantik molek, tampan, rapi, memang gaya keseharian karyawan-karyawati hotel. Ciri khas staf  perhotelan.

Di hotel, aturan grooming termasuk prioritas. Apalagi bagi petugas hotel di front liner.

Grooming dalam bahasa Indonesia tersimpul dalam dua kata. Saya menyebutnya penampilan rapi.

Jika Anda dilayani staf berbaju kucel, nama hotel ikut disorot. Padahal bisa jadi si dia saja yang tampak kumal.

Itulah sebabnya di pintu loker sekaligus ruang ganti karyawan, utusan dari departemen personalia akan memeriksa grooming staf front liner. Itu dulu. Kini?

Bila kita urut dari pintu gerbang hotel, ada petugas sekuriti, doorman, bellboy, doorgirl, guest relation officer sampai ke resepsionis.

Di outlet restoran akan disambut resepsionis, waiter, waitress, kapten, manager restoran. Housekeeping, engineering, gardener. Mereka berseragam. 

Tak ketinggalan tim marketing, meski masuk dalam back office ikut berseragam agar terlihat kompak dan percaya diri. Itu pada masa awal karirku. Kini?

Baju seragam harus modis. Ya setuju. Perkembangan desain pakaian kerja sangat pesat. Aneka baju ke kantor lebih praktis, simpel.

Di dunia perhotelan, mode fashion yang ngetren tak terlalu berpengaruh. Terpenting warna bagus, rapi, bersih. Kelar.

Dari masa ke masa, takada perubahan menyolok kecuali desain kekinian.

Tampil percaya diri dari pakaian berseragam dan etika grooming memunculkan aura positif para staf yang berkelintaran di hotel. Pandangan seakan tak ingin berkedip.

Namun berpenampilan pun ada etikanya. Tanpa disadari, semakin kekinian, kian tergusur peradaban zaman.

“Ojok dibanding-bandingke”, kata silent reader. Gak juga. Ini perihal etika berpakaian karyawan-karyawati hotel yang semakin bias dari masa ke masa.

Penampilan tempo dulu vs masa kini

Saya mengamati perubahan pesat dalam hal grooming. Boleh disebut euforia dari tren mode di zaman now.

Sekedar pengetahuan, begini penampilan sales marketer sekitar tahun 1990 – 2010-an.

·       Staf wanita: Rambut pendek, rambut panjang harus rapi. Rambut panjang dicempol. Dilarang dicat warna pirang, coklat

·       Lipstick tipis, bedak tipis, rias wajah tipis.

·       Wajib memakai stoking abu-abu. Larangan memakai stoking hitam.

·       Dilarang memakai asesoris menyolok.

·       Memakai blazer hitam. Panjang rok selutut.

·       Dilarang berkuku panjang. Dilarang memakai cat kuku. Jika dicat kuku, harus berwarna putih bening.

·       Staf pria: Rambut pria rapi, cepak. Dilarang berkumis.

Coba bandingkan dengan penampilan Sasha, sales manager masa kini. Tak banyak yang tampil demikian, tapi tak sedikit mereka yang gemar tampil glamor.

Rambutnya terurai sepinggang, bergelombang ala barbie, awut-awutan. Bulu mata templokan 2 cm. Cat kuku warna coklat hasil nail art.

Anting Sasha bergelantungan. Jika berbicara, anting ikut bergoyang. Memakai kalung, cincin, gelang. Jika berjalan, gemerincing. Wah. Bajunya? Blazer hitam dengan rok mini.

Dilihat dari penampilan Sasha yang aduhai, ia akan repot mengurus urusannya sendiri.

Motif seragam sesuai konsep hotel

Masih banyak hotel yang turut aturan grooming tempo dulu. Desainnya tak pernah ketinggalan zaman.

Tersebab jurusanku kerap ke hotel bisnis berkelas 4 dan 5, mode blazer hitam, sepatu pantofel 5 cm itu standar peraturan. Lebih dari itu? Tergantung di departemen mana kita bekerja.

Staf berkonsep villa, resort kebanyakan bergaya kasual, kaus pendek, sepatu kets. Tren model seragam selaras dengan konsep hotel.

Anda pernah ke Hotel Amaris, Hotel Harris? Karyawannya berkemeja lengan pendek, berkaus lengan pendek warna ceria sepatu sneakers. Bagi wanita memakai model paduan celana dan rok pendek.

Suasana staf ceria, sebab konsep hotel yang simpel. Inilah hasil adaptasi perubahan era.

Di hotel aturan panjang rok selutut itu standar. Bahkan kini semakin maraknya hotel berkonsep syariah, maka rok panjang semata kaki diwajibkan bagi setiap staf wanita.

Seandainya saja Shasa, sales manager baru itu tidak berbaju ketat dan mini, pastilah dirinya dipertahankan Mr. Ryan, sang bos.

Shasa kepala batu. “Duh, aku gak biasa deh pakai rok panjang”, katanya sambil membetulkan roknya. Hmm. Ya nasib buruk itu dibuatnya sendiri.

Coba tengok staf pria itu. Tampak awet muda meski usia sudah kepala 4. Klimis tanpa kumis.

Harus ada ketegasan dari top HRD, turut aturan atau dididik terus menerus. Kelar.

Kasihan juga bila aturan terlalu ketat. Sasha yang narsis jadi korban pansos.

Penampilan standar mendidik seluruh karyawan disiplin, menimbulkan percaya diri, menjaga image hotel,

Berpenampilan rapi itu menunjukkan jati diri. Selama karyawan terikat bekerja, wajib tampil rapi.

Bagaimana staf marketing dapat meyakinkan pelanggan jika penampilan asal-asalan?

Karenanya sales marketer gak asal comot. Rapi, cerdas, supel, gesit, kreatif, tahan banting alias gak baperan, itu diantara setumpuk syarat seorang penjual produk hotel.

Seabreg kriteria ini, jika dipikir bagai masuk lubang jarum. Profesi yang gak abal-abal. Seperti Ben yang melanglangbuana.

Untuk memikat, semestinya tak melunturkan etika. Gak zaman lagi seorang sales hotel berpenampilan norak, urakan.

Perubahan era baru tak terelakkan. Jika tak mau dibilang jadul, siap terima saja asalkan masih terbilang sopan.

Tampil rapi wajib dipatuhi sebagai standar hotel. Dari balik seragam tersimpul kecantikan, kebersihan, kerapian, keramahan, kesopanan dan percaya diri.

Tak hanya paras menawan sebagai daya tarik, pun penampilan yang selaras dengan profesi dan keramahan.

Salam hospitality

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
4 Orang menyukai Artikel Ini
avatar
mantap
2023-08-16 08:32:46
SEjauh ini sih, pengalaman bertemu marketing hotel bintang 3 ke atas, mereka tuh penampilannya boleh dibilang keren-keren semua ya.
2023-08-09 07:20:52
Terima kasih Kak
2023-08-09 11:48:43
Inilah yang tak bisa kulakukan dengan penampilan yang selalu sekenanya sebagai seorang petani.
2023-08-02 14:46:56
Hehe..ya gak dong Mbah. Tampil bersahaja saja. Nanti mimin temani nyangkul yah hehe
2023-08-02 15:37:40