Salam Buat Para-KOMBATAN!

2023-06-08 22:28:11 | Diperbaharui: 2023-08-29 14:13:25
Salam Buat Para-KOMBATAN!
Formasi Lengkap Para-KOMBATAN, 2018 | Dok. KOMBATAN

"Tak kenal maka tak sayang!"

Begitulah bunyi salah satu sesanti paling populer dalam kazanah budaya ber-muammallah dengan sesama (hablumminannas) masyarakat di Nusantara, sebuah kearifan yang pada dasarnya mengajak kita semua untuk terus bersilaturahmi, sebentuk pengejawantahan dari QS. Al Hujurat ayat 13, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".

Silaturahmi! Itulah yang mendasari berdirinya KOMBATAN akronim dari Kompasianer Banua Kalimantan Selatan yang dideklarasikan pada tanggal 24 Agustus 2016 atau tepat sebulan sebelum ulang tahun Kota Banjarmasin yang ke 490 di Blackbox Cafe, Banjarmasin.

Deklarasi KOMBATAN saat itu berbarengan dengan even literasi nasional dari induk KOMPASIANA, yaitu Kompas Gramedia ke berbagai kampus di Indonesia, termasuk di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Dalam acara deklarasi yang juga dihadiri Crew Kompasiana, Mas Yuda Pratomo itu, memang tidak banyak Para-KOMBATAN (sebutan untuk anggota KOMBATAN) yang hadir, hanya Mas Kaekaha (KorSem alias koordinator sementara KOMBATAN), Pak Zulfaisal Putera (Penulis Senior, Budayawan Banjar), Pak Alipir Budiman (Penulis Senior, Kepala Sekolah) dan Mas Ade Hermawan (penggiat literasi, Karyawan BUMN) yang kesemuanya tinggal di seputaran Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Momen Deklarasi KOMBATAN | Dok. KOMBATAN

Salah satu kendala paling akut bagi para-KOMBATAN untuk bisa kopdar alias kumpul-kumpul bukanlah alasan superklasik yang sudah umum, sibuk! Tapi lebih karena jarak antar kota tempat tinggal para-KOMBATAN yang terbentang begitu jauh. Harap maklum, konon rata-rata luas kabupaten di Kalimantan Selatan dan propinsi di Kalimantan lainnya bisa 2 atau 3 kali luas rata-rata kabupaten di Pulau Jawa. Jadi jarak antar kota juga semakin jauh. Untuk itulah, Mas Yuda waktu itu bilang "Untuk luar Jawa, bisa mengumpulkan 4 orang Kompasianer sih sudah cukup bagus mas!" Nah lho...

Karena itulah, wadah pertama kumpul-kumpul bagi Kompasianer di seputaran Kalimantan Selatan awalnya adalah grup di Facebook dengan nama KOMPASIANER BANJAR yang digagas dan dibuat jauh sebelum nama KOMBATAN lahir dan berdiri oleh Kompasianer senior "Ustadz" Alfi atau di akun Kompasiana beliau memakai nama pena, "Andin Alfigenk".

Baru, setelah penulis di Kompasiana dari Kalimantan Selatan terdeteksi oleh "Ustadz" Alfi semakin banyak dengan latar belakang profesi dan sosial budaya yang juga beragam, setelah melalui berbagai diskusi secara daring akhirnya kita putuskan untuk membentuk "rumah" bagi para Kompasianer di Kalimantan Selatan yang lebih serius dengan harapan bisa lebih bermanfaat baik bagi para-KOMBATAN maupun syukur-syukur juga bagi lingkungan kita, kampung kita, Kalimantan Selatan, hingga akhirnya lahirlah KOMBATAN dengan logo khas, berupa visual Pulau Kalimantan dengan wilayah Kalimantan Selatan yang diberi warna khusus, "biru" sebagai bentuk adaptasi dari warna kebesaran KOMPASIANA dan juga visualisasi khusus huruf O dan A pada label nama KOMBATAN.

Jika huruf O menghadirkan visualisasi logo KOMPASIANA yang bermakna bahwa KOMBATAN memang bagian dari KOMPASIANA, maka huruf A-nya merupakan bentuk stylish dari salah satu rumah tradisional khas Urang Banjar, Rumah Banjar Bubungan Tinggi, salah satu identitas kultural masyarakat suku Banjar di Kalmiantan Selatan.

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | Dok. KOMBATAN 

Sampai saat ini, setelah hampir 7 tahun berdiri,  KOMBATAN masih tetap eksis sebagai "ruang" diskusi dan berbagi berbagai wawasan serta pengetahuan, termasuk kepenulisan diantara sesama anggota, terutama secara daring melalui chat WA maupun grup Facebook.

Sedangkan untuk kumpul-kumpul beneran, biasanya hanya beberapa para-KOMBATAN yang secara reguler bisa hadir, terutama yang tinggal di seputaran Kota Banjarmasin.

Meskipun begitu, sebenarnya militansi para-KOMBATAN tidak bisa dianggap enteng lho ya! Terbukti, sejarah pernah mencatat juga, aktifitas kopdar terbesar para-KOMBATAN di seputaran tahun 2017-2018 saat berlangsungnya even nasional yang diselenggarakan oleh KOMPASIANA bekerjasama dengan beberapa institusi ternama di Banjarmasin.

Suasana Kopdar di Eatbox Cafe, Banjarmasin, 2018 | Dok. KOMBATAN

Salah satunya adalah even kerjasama antara KOMPASIANA dengan JNE yang saat itu berhasil "memaksa" Kompasianer dari berbagai penjuru Kalimantan Selatan untuk "turun gunung", hadir dan berkumpul bersua dengan para-KOMBATAN lainnya. Luar biasanya, ada beberapa diantaranya yang harus menempuh perjalanan antara 5 sampai 8 jam dengan kendaraan umum untuk menuju Banjarmasin. Wooow! 

Saat itu, selain Mas Kaekaha selaku korsem KOMBATAN, hadir juga  Kompasianer yang juga budayawan Banjar sekaligus kolumnis senior, Zulfaisal Putera, Guru kita Kyai Sarbani Haira bersama beberapa dosen UNUKASE yang sudah diprovokasi Sidin (beliau ; bhs Banjar) untuk menulis di KOMPASIANA seperti Ustad Suhardi dan juga Ustad Edi.

Selain itu hadir juga Pak Alipir Budiman (Penulis Senior), Pakde Ropingi (pujangga yang pada era 2018 pernah menjadi penyair paling produktif menulis di KOMPASIANA) dan juga jurnalis ganteng Puja Mandela yang keduanya sama-sama dari Batulicin, Tanah Bumbu.

Tidak hanya itu, hadir juga saat itu Kompasianer "Pujangga Cinta"  Syahrul Chelsky (brace, nominee kompasiana award best in fiction 2018-2019), juga aktivis mahasiswa Ahmad Marjuni, juga Ustad Zainudin dan juga Ustad Yulian Mahmud, duo dosen muda nan ganteng  dari beberapa perguruan tinggi di Kota Banjarmasin dan Kota Martapura serta yang lain-lainnya. Mudahan bisa segera reunian lagi ya BESTie!

Sekarang, menyesuaikan diri dengan mode "temu" di KOMPASIANA wadah khusus bagi semua komunitas yang secara teknis mengharuskan tiap komunitas menerima siapa saja yang "menyukainya" menjadi anggota, maka kami para-KOMBATAN berbesar hati untuk merangkul dan menerima siapa saja untuk ikut bergabung di rumah besar yang kita sebut sebagai KOMBATAN. Tentu kami akan sangat senang dan  bersyukur sekali jika teman-teman yang bergabung mempunyai visi dan misi yang sama untuk lebih memperkenalkan berbagai hal tentang Banjar, Kalimantan Selatan dan tentunya segala hal tentang Kalimantan kepada dunia.

Oya! Sebagai upaya memperkenalkan eksistensi KOMBATAN, di anjurkan kepada semua para-KOMBATAN yang menulis artikel di KOMPASIANA untuk selalu memasang logo KOMBATAN di bagian akhir artikel. Untuk logo bisa langsung di kopi paste dari artikel resmi KOMBATAN atau kalau ingin mendapatkan logo yang high res bisa kontak admin KOMBATAN via chat di akun KOMPASIANA, ya!

Begitu juga kalau ingin menulis di akun KOMBATAN di "TEMU" KOMPASIANA, silakan kontak admin KOMBATAN dengan cara yang sama!

Terima kasih, Mudahan Bermanfaat!

Salam Matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

 

Salam KOMBATAN!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
5 Orang menyukai Artikel Ini
avatar
Pak Alipir Budiman itu guru ulun di Tsanawiyah😅😅😅
2024-01-07 19:26:57
umpat gabung..salam kenal semuanya
2023-12-02 13:44:28
Salam dari Tambun Bungai.
2023-08-01 13:17:07
Yuk gabung KOMBATAN Kang Bagong... Salam matan Banjarmasin nan Bungas!
2023-08-17 21:17:54
Salam dari Amuntai..
2023-07-04 21:18:36