Keseruan Kopaja 71 Ngetem di Monas dan Galeri Nasional

2024-01-21 11:41:22 | Diperbaharui: 2024-01-21 11:58:24
Keseruan Kopaja 71 Ngetem di Monas dan Galeri Nasional
Oleh : Nur Taufik

Sabtu 20 Januari 2024, Kopaja71 kembali Ngetem. Kali ini, Ngetemnya di dua tempat, yaitu Monumen Nasional (Monas) dan Galeri Nasional Indonesia.

Sesuai arahan ketua Kopaja71, bang Horas, peserta berkumpul di halte bus Transjakarta IRTI pukul 08.00 WIB, sebelum naik ke puncak Monas dan masuk ke Galeri Nasional.

Billy, tiba di titik kumpul sekitar pukul 07.52, sudah ada bang Horas, mbak Novia, mbak Fenni, bu Emma, pak Wibhi, dan pak Inayat. Seperti biasa, bang Horas, menyapa Billy dan memperkenalkan mbak Fenni dan bu Emma. Sesudah itu, Billy menyalami mereka satu per satu.

Bang Horas menawarkan roti dan air minum kemasan ke Billy yang baru datang. Para peserta saling mengobrol sejenak, sembari menunggu beberapa peserta lain datang.

Tak berselang lama, menyusul 3 peserta lain, yaitu bu Uli, mbak Dewi, dan Omjay. Total peserta yang berkumpul adalah 10 orang. Tepat pukul 08.00, rombongan berjalan kaki menuju pintu masuk Monas.

Keseruan saat Mengeksplorasi Puncak Monas

Cuaca sangat panas, padahal masih pagi. Meskipun panas, rombongan tetap semangat berjalan kaki menuju pintu masuk.

Terlihat banyak bus dari luar kota yang parkir di sekeliling Monas. Rupanya, ada acara Hari Lahir (Harlah) ke-101 Nahdlatul Ulama (NU) dan Harlah Msulimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Mungkin, karena banyak kendaraan ini, transportasi khusus Monas gak beroperasi.

Di sepanjang perjalanan, beberapa peserta menyapa para tamu yang datang seperti dari Jombang, Surabaya, dan beberapa daerah lain di Jawa. Salah satu peserta yang paling aktif mengobrol dengan para tamu adalah Omjay.

Beberapa peserta terlihat antusias mengambil gambar dengan latar belakang Monas. Bang Horas dan pak Inayat berjalan paling depan. Sesekali, mereka berhenti untuk menunggu peserta lain.

Rombongan Kopaja71 terus berjalan menuju pintu masuk. Setiba di pintu masuk, rombongan harus menuruni anak tangga menuju ruang pembelian tiket. Sekadar informasi saja, bahwa tiket naik ke puncak Monas adalah Rp 24.000 per orang. Cukup murah.

Ketika sedang menunggu antrean masuk, bang Horas, tiba-tiba mendapat kabar dari Mas Taufik - salah satu peserta Kopaja71 yang dijadwalkan akan ikut bersama rombongan naik ke puncak Monas sedang dalam perjalanan masuk ke Monas.

Kebetulan, antreannya masih cukup panjang, jadi rombongan masih bisa menunggu Mas Taufik beberapa saat, sebelum naik ke puncak Monas. Tak lama berselang, Mas Taufik muncul dengan nafas terengah-engah seperti baru habis lari maraton. Semua peserta menyambut riang kedatangan Mas Taufik.

Ketika sedang asyik ngobrol, terdengar panggilan nomor antrean 1 sampai 30 untuk bersiap-siap naik lift ke puncak Monas. Seluruh peserta Kopaja71 yang mendapat nomor urut 28 bersiap di depan lift bersama dengan rombongan lain. Karena liftnya hanya 1 dan hanya bisa muat sekitar 8 orang, maka rombongan Kopaja71 dipisah menjadi 2 kelompok.

Sayang sekali, ketika hendak memasuki lift, tiba-tiba Mas Taufik merasa pusing, sehingga batal naik ke puncak Monas. Lift membawa rombongan Kopaja71 di ketinggian 115 meter.

Dari puncak Monas ini, rombongan bisa melihat keindahan kota Jakarta dengan gedung-gedung pencakar langit. Beberapa peserta mencoba melihat gedung-gedung dengan bantuan alat teropong yang tersedia di setiap sudut.

Meskipun, angin bertiup sangat kencang dan berpotensi masuk angin, namun tak mengurangi semangat peserta rombongan Kopaja71, terutama Omjay.

Menurut Omjay, yang merupakan guru penggerak dan blogger, baru diusianya yang ke-52 tahun berhasil naik ke puncak Monas. Padahal, Omjay besar dan kuliah di Jakarta.

“Belum sah jadi warga Jakarta, kalau belum naik ke puncak Monas,” kata Omjay. Mendengar cuitan ini, sontak semua peserta rombongan tertawa.

Setelah puas melihat pemandangan kota dan berfoto-foto di puncak Monas, rombongan kembali turun ke bawah. Rombongan turun menggunakan lift, melawati lantai 2, lalu berjalan turun melewati anak tangga ke ruang museum di lantai 1. Billy, Omjay, dan Pak Inayat sempat ke toilet sebentar, sebelum keluar Monas.

Keseruan saat Mengeksplorasi Galeri Nasional Indonesia

Sekitar pukul 10.35, rombongan keluar Monas. Berdasarkan agenda, setelah naik ke puncak Monas, rombongan Kopaja71 akan menghadiri pameran Pascamasa di Galeri Nasional Indonesia. Pameran ini adalah ajang bagi 12 seniman kontemporer untuk memamerkan karya seni terbaik mereka.

Hari semakin siang, matahari pun semakin menyengat, namun sama sekali tidak melunturkan semangat peserta rombongan Kopaja71 untuk mengunjungi pameran Pascamasa di Galeri Nasional. Lokasinya cukup dekat dengan Monas, persis di depan Stasiun Gambir, Jakarta Pusat.

Karena lokasinya berdekatan dengan Monas, rombongan hanya perlu berjalan kaki sebentar, kecuali bu Uli yang harus pulang duluan karena ada keperluan pekerjaan.

Tepat pukul 11.00 WIB, rombongan sudah tiba di area Galeri Nasional Indonesia. Sebelum masuk ke dalam ruang pameran, peserta terlebih dahulu menscan tiket masuk di ruang registrasi di bagian depan sebelah kiri. Masing-masing peserta rombongan mendapat stiker masuk berwarna biru.

Petugas registrasi sempat meminta beberapa peserta meninggalkan tas ranselnya di ruang registrasi, termasuk tas Billy. Kemudian, peserta berjalan kaki menuju ruang pameran di bagian tengah.

Pengunjung pameran didominasi oleh anak sekolahan. Semakin siang, semakin banyak yang datang. Sebelum memasuki ruang pameran, rombongan sempat berfoto ria di depan Gedung Galeri Nasional Indonesia.

Memasuki ruang pameran, rombongan Kopaja71 disambut oleh seorang pria muda agak gemuk persis di pintu masuk. Pria tersebut, memberikan arahan singkat termasuk memberitahu berapa lama waktu yang harus dihabiskan di dalam ruang pameran.

Selanjutnya, peserta rombongan berpencar untuk mengeksplorasi karya seni dari ke-12 seniman kontemporer tersebut. Beberapa peserta, termasuk Billy, tampak kebingungan melihat bentuk dari karya seni. Terlihat pak Wibhi dan Mas Taufik yang mencoba menjelaskan maksud dari setiap karya seni yang ada.

Sementara itu, beberapa peserta lain, mencoba mencari tahu maksud dari karya seni tertentu dari para pemandu galeri. Billy, termasuk salah satu peserta yang terkagum-kagum dengan penjelasan salah satu pemandu mengenai Instalasi Multimedia karya Tomy Herseta.

Dalam karya ini, Tomy Herseta, menyuguhkan ide konstan yang selalu ia coba sampaikan kepada penonton: mempertanyakan peran internet dalam distribusi informasi kepada “prosumer” saat ini, sekaligus menantang persepsi audiens melalui komposisi spasial, audio, dan visual dengan pendekatan skenografik. Sungguh menarik!

Sementara itu, Omjay nampak mulai kelelahan, sehingga memilih untuk duduk-duduk saja di kursi. Tak berselang lama, salah satu pemandu mengumumkan bahwa waktu bagi pengunjung sudah selesai, tepat pukul 11.45.

Momen Makan Siang di Kantin Galeri Nasional

Bang Horas, kemudian mengajak rombongan untuk makan siang di kantin Galeri Nasional. Peserta yang sudah mulai kelaparan, langsung memesan mie dengan telur rebus, juga minuman dingin. Sementara itu, Billy memesan mie gelas.

Sambil menunggu pesanan, Omjay dan Pak Wibhi berbagi pengalaman hidup mereka. Omjay lebih kepada pengalaman menulis di Kompasiana. Omjay sempat berjanji bakal mentraktir anggota Kopaja71, apabila jumlah gaji dari K-Rewardsnya naik. Spontan seluruh peserta bertepuk tangan.

Sedangkan, Pak Wibhi berbagi tentang pengalamannya sebagai wartawan. Semua peserta terinspirasi oleh sharing Omjay dan Pak Wibhi.

Di akhir sesi makan siang, Bang Horas menekankan pentingnya kebersamaan di dalam Komunitas Kopaja71. Bang Horas berharap, Kopaja71 bisa berkumpul lagi di momen-momen yang akan datang. Juga, mengapresiasi kesediaan para peserta yang sudah memberikan waktu luangnya untuk berkumpul.

Sekitar pukul 13.10, peserta rombongan berpisah dan kembali ke rumah masing-masing. Ada yang naik Grab, ada yang naik Transjakarta, ada pula yang naik kendaraan pribadi. Nah, itulah kegiatan Ngetem Kopaja71 pada Sabtu kemarin. Semoga menginspirasi!

Oh ya, jika ingin mengetahui lebih jauh mengenai pameran Pascasama di Galeri Nasional Indonesia, anda bisa mengunjungi artikel kedua anggota Kopaja71, yaitu mas Taufik dan mbak Novia berikut ini:

Baca juga:  Keunikan Ragam Karya Pameran “Pascamasa” di Galeri Nasional Jakarta.
Baca Juga: Jelang Hari Terakhir Pameran Seni Rupa PASCAMASA

Sampai jumpa di event berikutnya,

Admin Kopaja71

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
12 Orang menyukai Artikel Ini
avatar
seru ya...next event ikuut ah
2024-01-24 04:07:13
Sangat silakan ya. Mari bergabung. Sampai jumpa!
2024-01-26 09:14:29
Kopaja 71 always gas pooll
2024-01-22 00:33:49
luar biasa seru dan asyik ikut KOPAJA71.. salam semangat sselalu
2024-01-21 20:23:43
luar biasaaaa semangat selalu.... kalau begini jadinya KOPAJA71 bisa menjadi terdepaaannn
2024-01-21 13:40:32
Sehat-sehat buat semua keluarga Kopaja71 yes, lanjut lagi ngetem-nya kuy. Semangat 👍
2024-01-21 12:49:01
Lihat 5 komentar