Oleh : TIM KEAI
Lomba yang diadakan oleh forum Krator Era AI (KEAI) tadi malam (Senin, 10 November) resmi ditutup. Peserta mencapai 724 orang yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Mereka merupakan profesional, aktivis, mahasiswa, hingga pelajar. Lomba digelar untuk menyambut Hari Sumpah Pemuda dengan tema “Mungkinkah AI MenggantikanPemimpin Manusia?”.
Forum Kreator Era AI adalah wadah yang digagas oleh Denny JA sebagai ruang refleksi dan edukasi publik dalam merespons perkembangan pesat kecerdasan buatan. Forum ini secara rutin mengadakan webinar dua kali setiap bulan, membahas tema-tema aktual seputar etika, seni, literasi, dan masa depan manusia di tengah era digital.
Lomba menulis ini sendiri merupakan tradisi tahunan Forum Kreator Era AI. Tahun lalu, lembaga ini menggelar kompetisi kreatif dalam tiga bentuk: menulis, melukis, dan membuat video baca puisi dengan bantuan teknologi AI. Tahun ini, KEAI memusatkan kegiatan hanya pada lomba menulis, dengan harapan dapat memperdalam tradisi berpikir kritis dan menulis reflektif di kalangan peserta.
Ketua KEAI, Elza Peldi Taher, menyebutkan bahwa besarnya jumlah peserta memperlihatkan tingginya animo masyarakat untuk menulis di era digital. “AI bukan pengganti manusia, melainkan mitra berpikir. Kita ingin menegaskan bahwa manusia tetap menjadi pusat kebijaksanaan,” ujarnya.
Pemenang lomba akan diumumkan pada 17 November 2025. Juara pertama akan menerima hadiah Rp. 5 juta, juara kedua Rp. 3 juta, dan juara ketiga Rp. 2 juta. Selain itu, 20 pemenang harapan akan memperoleh masing-masing Rp. 500 ribu. Naskah pilihan ini akan dibukukan oleh KEAI sebagai dokumentasi semangat menulis dan berpikir reflektif di era kecerdasan buatan.
Pada loma ini peserta diminta untuk merespon tulisan Denny JA dengan judul “Dan Artificial Intelegencen Pun Diangkat Menjadi Menteri”. Tulisan Denny JA mengisahkan peristiwa simbolik yang mengguncang dunia: pemerintah Albania mengangkat Artificial Intelligence bernama Diella sebagai “menteri” untuk memerangi korupsi. Diella digambarkan sebagai sosok digital perempuan berbaju adat, dirancang untuk memantau setiap tender dan pengadaan publik—menggantikan peran manusia yang kerap tergoda oleh suap dan nepotisme.
Dalam imaji Denny JA, Diella menjadi lambang pemerintahan bersih: tak bisa disuap, tak kenal lelah, dan tak tunduk pada jaringan kekuasaan. Namun di balik optimisme itu, Denny JA mengajukan pertanyaan moral yang menggugah: AI mungkin efisien, tetapi bisakah ia bijak? Ia mampu menghitung dengan tepat, namun tak dapat merasakan penderitaan atau air mata manusia.
Tulisan Denny JA tersebutlah yang direspons dan direfleksikan oleh peserta lomba. Pemenang lomba akan diumumkan tanggal 17 November 2025 melalui berbagai media online dan media sosial resmi KEAI. Dewan juri lomba terdiri dari penyair Ahmad Gaus AF, wartawan dan Ketua Harian Satupena Jonminofri, Sekretaris Forum KEAI Milastri Muzakkar, serta Elza Peldi Taher selaku Ketua Forum Kreator Era AI. Mereka akan menyeleksi ratusan tulisan dan menentukan siapa yang paling layak menjadi juara.
Menurut Milastri Muzakkar, lomba ini bukan sekadar ajang menulis, melainkan latihan berpikir etis di era digital. “Tulisan Denny JA memancing refleksi yang jarang kita temui. Peserta bukan hanya diminta berpikir tentang teknologi, tetapi juga tentang nilai-nilai kemanusiaan yang mendasari peradaban,” ujarnya.
Forum Kreator Era AI berkomitmen menjadikan lomba ini sebagai agenda tahunan yang menggabungkan semangat literasi, teknologi, dan kemanusiaan.