Hi, Koteker dan Kompasianer. Apa kabar? Masih sehat dan bahagia?
Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana dan Pesanggrahan Indonesia e.V sudah mengajak kalian menyimak obrolan dengan Kompasianer Suharyadi Suharjan. Lantip atau lansia aktif itu sudah menggambarkan apa yang bisa kita lakukan ketika berada di Cepu dan Blora. Dua kota yang menjadi ladang minyak sejak zaman kakek-nenek. Sebagai informasi, Lantip adalah komunitas para lansia di Indonesia. Komunikasi antara ribuan anggotanya, melalui Whatsapp group. Kegiatannya antara lain adalah di bidang sosial.
Selama ngobrol, diputar video yang mengisahkan asal mula Cepu. Itu ternyata berasal dari "nancep ing pupu" atau menancap di paha. Konon zaman kerajaan dulu, adipati Cepu menyerang Brawijaya yang menjadi keturunan kerajaan Majapahit. Akibatnya, Brawijaya melarikan diri ke Gunung Brawijaya dan mengutuk keturunan adipati: tidak bisa sampai ke puncak Lawu. Selanjutnya, dalam peperangan adipati Tuban dengan adipati Bojonegoro, yang dimenangkan Tuban, menginginkan putri cantik Retno Sari. Sang putri nggak mau dan lari, hingga dipanah adipati Tuban. Pahanya terpanah, sampai berteriak "kapok, tuan ..." dan menjadi tempat bernama Kapak Tuan. Cepu sudah terkenal dengan minyak dan kayu jatinya, sejak zaman Belanda. Bayangkan kita jalan-jalan di sebuah hutan jati yang penuh misteri. Pasti seru menantang sekali.
Wisata lokal Cepu lainnya adalah rumah SOS, Sukolegi, maam Belanda di Wonorejo dan eksplorasi blok Cepu, gua stalaktit dan stalagmit, gua terawang yang berusia 10 juta tahun di Kedungwungu, gua Kidang, gua Manuk, waduk Tempuran di mana para atelt suka latihan mendayung., budidaya ikan di kolam pemancingan, sumur tua bak Texas-nya Wonosolo.
Jika ada dari kalian yang ingin ke Blora, silakan menggunakan transportasi udara. Blora punya bandara, yang terbang dari Halim Perdanakusumah. Kereta api dari Jakarta - Surabaya, turunnya di Blora juga.
Sedangkan Blora, rupanya juga memiliki kekayaan budaya, seperti suku Samin. Di sana ada ladang minyak dan gas sejak abad 18. Selain itu, ada kekayaan budaya lain seperti batik Blora yang menjadi daya tarik wisatawan. Ke sana, bawalah oleh-oleh batik. Sedangkan herbal atau empon-empon juga dibudidayakan di sana. Ini menjadi pemberdayaan perempuan dan generasi muda yang tertarik untuk mengolah kekayaan alam lokal Blora, selain minyak dan gas.
Mbak Deby dari Belanda tapi memiliki darah Blora dari sang ayah, ikut nimbrung. Ia menambahkan bahwa ada sebuah desa wisata bernama Gubug Anugerah. Itu juga pantas untuk disambangi. Bersama Blora Mustika, ia mengirim daun kelor, produk Blora ke Belanda. Untuk kawan-kawan yang ingin mencicipi kuliner, ada ikan bakar nila, opor ayam pak Pangat dan keripik tempe yang nggak boleh dilupakan. Penari itu juga bangga bahwa ada restoran Blora di Denhaag. Pemiliknya adalah orang Jogja.
Dari Cepu dan Blora, Indonesia, kita terbang ke Jerman. Ada mbak Siti Asiyah aka St. Asia yang baru saja menjadi panitia bagian ticketing di festival musik "Ruhr in love" di Oberhausen.
Festival yang digagas oleh orang Swiss bernama Nikolaus Schaer itu pertama kali diselenggarakan athun 2003 dengan 17.000 penonton. Festival digelar dengan setting beberapa panggung yang menampilkan DJ tekno, trance dan house. Ada juga diskotek after party dari beragam wilayah yang diundang. Pada saat pandemi 2020-2021 festival tidak diselenggarakan, demi mencegah penyebaran virus Covid-19.
Berapa harga tiket masuknya? Apakah tiap peserta mendapatkan gelang sebagai tanda masuk atau karcis? Berapa jumlah penonton? Mulai dari usia berapa boleh masuk festival? Siapa saja artis yang ditampilkan tahun 2024? Kuliner apa yang bisa dicicipi selama hadir di sana? Sesuai judulnya, Ruhr in love, apakah nanti kalau sepulang dari festival merasa berbunga-bunga dipenuhi cinta?
Untuk tahu jawabannya, Mimin undang kalian untuk bergabung dengan mbak Siti, besok pada:
- Hari/Tanggal: Sabtu, 13 Juli 2024
- Pukul: 16.00 WIB/ 11.00 CEST Berlin
- Link: Di sini
Kita akan melihat foto dan video shootingan mbak Siti melalui HP yang diposting di medsos. Ini pasti akan bermanfaat buat kalian yang tertarik dengan sosbud negeri sosis itu. Siapa tahu, suatu hari nanti kalian akan bertandang ke Oberhausen dan ingin menikmati festival?
"Ke Bogor jangan lupa mampir ke istana. Di Bogor ada bunga Raflesia. Bersama Komunitas Traveler Kompasiana, kita bangkitkan pariwisata Indonesia."(Menparekraf RI Sandiaga Uno dalam Kotekatalk-83, 2 April 2022).
Sampai jumpa Sabtu.
Salam Koteka. (GS)