Semarang - Upaya meningkatkan kualitas hidup pasien hipertensi kembali dilakukan oleh civitas akademika Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Dosen Spesialis Medikal Bedah, Prima Trisna Aji, memperkenalkan sebuah intervensi video edukasi self-management hipertensi yang dirancang khusus untuk membantu pasien mengelola stres psikologis. Karya audiovisual ini telah resmi tayang di kanal YouTube Unimus dan terdaftar sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Program ini menjadi bagian dari persiapan penelitian Dosen Internal LPPM Unimus, yang pelaksanaannya didukung pendanaan hibah internal universitas. Rencana implementasi riset akan dilakukan di wilayah Boyolali, Jawa Tengah, bersama dua anggota tim peneliti, yakni Dr. Muhammad Hasbi Nur, M.Biomed. dan Dr. Elinda Rizkasari, S.Pd., M.Pd.
Proses produksi video dilakukan secara profesional. Bagas Wicaksono bertindak sebagai sutradara sekaligus videografer, memimpin proses pengambilan gambar sejak pagi hingga siang hari. Ia menekankan bahwa visual dan alur penyampaian materi disusun agar terasa hangat, mudah dipahami, dan dapat memberi rasa tenang bagi pasien bukan sekadar materi medis yang kaku.
Dalam keterangannya, Prima Trisna Aji menegaskan bahwa stres kini menjadi salah satu pemicu utama lonjakan tekanan darah pada penderita hipertensi.
“Banyak penelitian terbaru menunjukkan bahwa stres memberi dampak besar terhadap peningkatan tekanan darah. Karena itu, pengelolaan stres tidak lagi bisa dianggap pelengkap. Ini adalah bagian terpenting dari penanganan hipertensi. Kami berharap video ini bisa menjadi panduan sederhana yang mudah diakses pasien kapan saja,” ujarnya.
Ia menambahkan, video ini dirancang sebagai pendamping pasien dalam keseharian, bukan hanya materi tontonan.
“Saat kecemasan muncul, pasien bisa memutar kembali video ini dan mengikuti langkah-langkahnya. Jika stres terkendali, tekanan darah pun lebih mudah stabil,” tambahnya.
Keunggulan utama intervensi ini terletak pada integrasi antara edukasi self-management hipertensi dengan pengelolaan stres psikologis melalui media video yang tervalidasi secara ilmiah, bernuansa humanis, dan terlindungi HKI. Tujuannya bukan hanya meningkatkan pengetahuan pasien, tetapi juga mengubah perilaku serta kesiapan mental mereka. Model edukasi ini pun disiapkan untuk dapat diterapkan di fasilitas layanan primer seperti puskesmas, sehingga memiliki peluang untuk direplikasi secara nasional.
Sementara itu, Bagas Wicaksono mengungkapkan bahwa pendekatan emosional penonton menjadi pertimbangan utama dalam proses kreatif.
“Kami ingin videonya terasa dekat dan menenangkan. Bukan menggurui, melainkan mengajak berdialog. Karena audiensnya adalah pasien yang sedang berjuang dengan kesehatannya,” tuturnya.
Peluncuran video ini mendapat sambutan positif karena dianggap menghadirkan harapan baru bagi pasien hipertensi yang kerap diliputi kecemasan maupun tekanan psikologis akibat terapi jangka panjang. Format digital membuat edukasi mudah diakses kapan saja dan di mana saja, termasuk dari rumah.
Melalui inovasi ini, Unimus menegaskan komitmennya untuk tidak hanya hadir di ruang akademik, tetapi juga menghadirkan solusi nyata berbasis ilmu pengetahuan bagi masyarakat. Edukasi kesehatan kini hadir dengan pendekatan yang lebih ramah, dekat, dan menyentuh sisi kemanusiaan pasien.