Kotekatalk-159: Libur Tahun Baru ke Dieng, Yuk!
Sabtu ini kita ke Dieng! (dok. Stevcreative/Heyapriliaa)

Kotekatalk-159: Libur Tahun Baru ke Dieng, Yuk!

Mulai : Sabtu, 6 Januari 2024 16:00 WIB
Selesai : Sabtu, 6 Januari 2024 16:40 WIB
Zoom
00
00
00
00
Hari Jam Menit Detik
1 Peserta Mendaftar

Hi, Koteker dan Kompasianer. Apa kabar? Masih sehat dan bahagia, bukan?

Sabtu lalu, Mimin sudah mengajak kalian jalan-jalan secara virtual ke pulau Mallorca, Spanyol. Pulau terbesar dari Ibiza dan Menorca itu ternyata layaknya negara kedua bagi sebagian besar masyarakat Jerman. Mengapa? Karena selain indah sekali, udaranya lebih hangat dari Jerman, apalagi untuk ke sana hanya butuh 1- 2 jam perjalanan dengan pesawat terbang. Indonesia pasti menjadi saingan berat destinasi ini. Salain jauh aka minimsl 16 jam perjalanan udara, tiket ke Indonesia sangat mahal. Walaupun sebenarnya keindahan negeri kita itu tiada tara, nggak ada matinya.

Tempat wisata Mallorca yang dipertontonkan secara live oleh narasumber Gana Stegmann, Kompasianer of the year 2020 sangat menarik. Mulai dari hamparan pantai pasir putih yang ada di depan apartemen tempat menginap, gulungan rumput laut yang mengering dan menggulung seperti telor, jajaran pohon Palma/palem di sepanjang promenade (trotoar di bibir pantai), turis yang sedang berolahraga air, bersepeda, naik becak sampai skutis. 

Makanan Jerman, rupanya masih menjadi sesuatu yang digandrungi para turis yang kebanyakan orang Jerman. Mulai dari cafe, bar, restoran, toko roti sampai toko daging menjajakan segala sesuatu serba Jerman. Ini membantu lidah orang Jerman untuk tetap aman selama di  negeri orang, Saking banyaknya dari mereka ini yang datang dari waktu ke waktu, para pedagang yang berkulit hitam pada pandai berbahasa Jerman.

Kuliner yang bisa dicicipi di sana adalah olive berwarna hitam dan hijau, makanan Jerman, Paella (nasi yang dicampuri seafood atau sayuran), sea food bakar, buah sitrus dan jeruk. Perlu diketahui bahwa beberapa jalan di sana memiliki pohon di kanan kirinya yang berbuah sitrus, jeruk atau oliv. Hanya saja narsum nggak tahu apakah memetiknya tanpa permisi bisa dituding sebagai pencuri. Buah-buah tersebut biasanya hanya dibiarkan terjatuh sia-sia.  

Menurut Gana, suasana natal tampak sepi, maklum hari libur di mana semua orang yang mayoritas beragama Katolik di sana merayakan natal bersama keluarga. Pernak-pernik natal tampak menghiasi setiap sudut. Hanya saja hiasan tahun baru tidak seseru di tanah air. Nggak ada umbul-umbul, nggak ada lampu-lampu hias yang menandakan kemeriahan menyambut pergantian tahun. Tempat-tempat yang ramai saat malam tahun baru adalah di katedral di mana pesta kembang api digelar, Bier Koenig sebuah bar yang banyak dikunjungi orang Jerman untuk minum bir, mendengarkan musik, menyanyi dan berjoget sampai pergantian tahun menuju bibir pantai untuk melihat pesta kembang api sekeliling pulau. Tradisi malam tahun baru yang unik adalah memakan 12 butir anggur saat jam menunjukkan pukul 00. Satu kali teng satu butir anggur. Itupun dilakukan di bawah meja dan konon memakai pakain dalam berwarna merah. 

Oh, ya. Sejak Juli 2020, Komunitas Traveler Kompasiana sudah menyelenggarakan Kotekatalk melalui zoom sebanyak 158 kali. Tahun 2024 ini, Kotekatalk pertama digelar dengan tajuk "Kotekatalk-159: Libur Tahun Baru ke Dieng, Yuk!" akan mengajak kita semua untuk mempromosikan  wisata dalam negeri. Di Indonesia Aja! Seri "Wonderful Indonesia" ini akan diisi oleh Daviq Rizal, M.Pd, dosen UIN Semarang. Pengajar dan traveler ini akan menginspirasi kita untuk liburan ke sana saat tahun baru. Untuk itu, kami undang kalian hadir pada:

  • Hari/Tanggal: 6 Januari 2024
  • Pukul: 16.00 WIB Jakarta / 10.00 CET Berlin
  • Link: DISINI

Dieng tak jauh dari Wonosobo. Dataran tinggi yang jalannya jauh dan berkelak-kelok itu pasti sangat romantis untuk dikunjungi. Kalian yang pernah mendengarkan legenda rambut gembel atau awan wedus gembel di sana, pasti berasa di zaman Majapahit alias zaman raja-raja. Indahhh dan klasik sekali.

Dieng sangat terkenal dengan culture festival tahunan tiap bulan September. Pesta lampion yang menjadi tradisi unik di sana, oleh-oleh paprika, jajaran candi dan telaga Warnanya adalah hal-hal yang nggak boleh kalian lewatkan jika ke sana. Lebih heboh lagi melihat pesta kembang api dan terbitnya matahari. Seperti berada di kahyangan saja. 

Semoga setelah nanti kita mendengarkan perjalanan mas Daviq dari Semarang ke Dieng, liburan tahun baru tahun depan bisa diagendakan ke sana. Bagi yang sudah ke sana, nostalgia lagi!

"Ke Bogor jangan lupa mampir ke istana. Di Bogor ada bunga Raflesia. Bersama Komunitas Traveler Kompasiana, kita bangkitkan pariwisata Indonesia." (Menparekraf RI Sandiaga Uno, Kotekatalk-83, 2 April 2022).

Sampai jumpa Sabtu.

Salam Koteka! (GS)

 

1 Peserta Mendaftar


Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
0 Orang menyukai Artikel Ini
avatar