Pemilihan Senat

2024-05-07 07:06:22 | Diperbaharui: 2024-05-07 07:06:22
Pemilihan Senat

Senat di Perguruan Tinggi menjadi isu menarik. Menggambarkan arah kekuasaan dan politik pada suatu lembaga. Pada Perguruan Tinggi yang dimiliki oleh Yayasan, maka arah politik sejalan dengan keinginan yayasan. Sesuai dengan visi dan misi yayasan. Pada Perguruan Tinggi milik pemerintah, hal itu juga tercermin. Semisal pemilihan rektor Universitas Negeri Makassar. Dilaksanakan beberapa kali pemilihan, pemerintah memiliki suara yang cukup signifikan, sampai terpilih kandidat yang berbeda dari suara mayoritas sebelum nya. 

Perguruan Tinggi milik pemerintah dibawah Kementerian Agama, juga mempunyai tradisi pemilihan rektor yang sesuai dengan visi dan misi yang berkembang vdi kementerian tersebut. Sehingga sangat jarang ada Rektor yang berafiliasi dengan yang berbeda dengan visi Menteri Agama. Kalaupun ada, menjadi minoritas secara jumlah. 

Senat diatur oleh Statuta. Statuta adalah sejenis anggaran dasar. Jika statuta perguruan Tinggi berubah, maka pengaturan senat juga bisa berubah. Kedudukan senat sebagai legislatif berperan penting dalam kelembagaan. Perguruan tinggi sangat berambisi menjadi world class university, research university dan akreditasi internasional. Namun situasi dan kondisi internal akan membatasi harapan-harapan tersebut. Perguruan tinggi swasta memiliki sumber daya yang terbatas. Pendanaan dari pemerintah bisa diakses, tetapi tidak sebanyak yang bisa diakses oleh Perguruan Tinggi Negeri. 

Pemerintah membuka peluang bagi Perguruan Tinggi Swasta untuk berkembang seperti pada Perguruan Tinggi Negeri. Jumlah Swasta melampaui Negeri berlipat-lipat. Maka pemerintah mengatur nya melalui LLDikti, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi, yang dahulu bernama Kopertis, Koordinator Perguruan Tinggi Swasta. 

 Fungsi senat adalah bagian yang perlu dikembangkan agar ada check and balance di Perguruan tinggi. Perguruan Tinggi adalah milik para pemangku kepentingan, dan generasi muda pemimpin masa depan adalah pemilik sebenarnya, yang perlu mendapatkan pendidikan yang layak sebagai pemimpin dunia dan pemimpin lokal yang siap bersaing dan berkolaborasi dengan para pihak lainnya demi dunia yang berkelanjutan dan berkemajuan dilandasi nilai-nilai kemanusiaan universal 

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
0 Orang menyukai Artikel Ini
avatar