Hi, Koteker dan Kompasianer. Apa kabar? Masih sehat dan bahagia, bukan.

Nggak terasa, tahun 2024 sudah berganti dengan tahun baru, 2025.

Minggu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana dan Pesanggrahan Indonesia e.V. sudah mengundang mbak Gana Stegmann yang sedang berlibur di Glasgow untuk mengajak kita jalan-jalan "live streaming" langsung dari Glasgow, Skotlandia.

Tentu saja, ini menjadi acara jalan-jalan yang mengasyikkan walau jarak jauh. Pemandangan di sekitar Glasgow sangat berbeda dibanding di Indonesia atau di Jerman,  bukan.

Mengapa mbak Gana ke sana? Pertama karena diundang teman baiknya, Tary dan Stu. Mengingat mereka tinggal di Inggris dan mbak Gana di Jerman, dipilih tengah-tengah di Skotlandia. Apalagi, ada acara tahunan besar "Hogmanay" yang biasa dikunjungi orang sejagad. Sebelumnya Tary dan Stu selama satu minggu tinggal di rumah mbak Gana di Jerman. Kunjungan balasan ini, dibagikan ke kita semua dalam Kotekatalk-208.

Bagaimana dengan visa? Tahu sendiri, paspor Indonesia tidak memiliki kemudahan seperti paspor merah hati dari Jerman, yang dimiliki anggota keluarga mbak Gana. Susah juga, ya. Mbak Gana harus menuju Munich, 3 jam perjalanan dengan mobil dari rumah. Ditambah harus menginap di hotel dan bea bensin yang nggak murah. Uang yang dirogoh untuk mendapatkan visa 6 bulan itu sebanyak 295 pound (total dari uang yang dibayar kepada kedutaan Inggris dan agen yang ditunjuk).

Apa saja yang dinikmati mbak Gana selama di Glasgow?

• Pub tertua di Glasgow (ini tempat Dick and Doof, pelawak terkenal di Jerman tampil dan mengawali karirnya tahun 1906).
• "Ratusan" mall dan toko yang tersebar di pusat kota.
• Masjid utama Glasgow
• Sungai Clyde yang membelah kota
• Sosis dan Shortbread, makanan khas Skotlandia

Fakta yang ditemukan selama di sana:

• Tiap hari hujan dan basah
• Banyak orang (mulai dari anak-anak sampai dewasa) memakai celana pendek, walau dingin menggigit.
• Walau bisa bahasa Inggris, kita nggak serta merta mengerti apa yang penduduk lokal ucapkan, karena aksen yang berbeda.
• Orang Skotlandia rata-rata sopan dan ramah
• Kebun Raya dan banyak museum gratis untuk dikunjungi turis

Meskipun Glasgow disebut sebagai satu dari 10 kota di Eropa yang berbahaya untuk dikunjungi karena tingkat kriminalitasnya yang tinggi, mbak Gana sekeluarga sangat menikmati jalan-jalan di sana.

Dari Glasgow, Mimin masih mengajak kalian untuk ngobrolin jalan-jalan di Skotlandia. Kali ini Edinburgh. Ibukota Skotlandia ini menjadi kota berikutnya yang disambangi mbak Gana sekeluarga dan teman-teman. 

Dengar-dengar, Edinburgh adalah kota yang diburu orang seluruh dunia pada malam tahun baru, mengingat peringatannya sangat besar, menarik dan artistik. Sayang banget, acaranya gagal. Mengapa dibatalkan? Apa yang dilakukan orang-orang dari banyak negara, yang jauh-jauh ke sana tapi nggak bisa merayakan meriahnya malam tahun baru seperti yang diharapkan? Bagaimana dengan keamanan selama malam tahun baru di kota yang memiliki kastil dan istana indah itu? Bagaimana dengan transportasinya selama malam itu? Benarkah remaja di bawah 18 tahun tidak boleh minum alkohol atau masuk pub/bar hari itu?

Untuk tahu jawabannya, gabung di acara Kotekatalk-209 pada:

• Hari/ Tanggal: Sabtu, 4 Januari 2025
• Pukul: 16.00 WIB Jakarta, 10.00 CET Berlin
• Link: DI SINI

"Buah durian harum baunya, buah manggis manis rasanya. Bersama Komunitas Traveler Kompasiana, kita keliling dunia."

Semoga, dengan digelarnya acara Kotekatalk yang tak hanya menggelar seri "Wonderful Indonesia" tapi juga cerita jalan-jalan ke negara-negara di seluruh dunia, akan memberikan motivasi untuk hidup hemat dan nabung untuk budget jalan-jalan. Atau setidaknya mengambil hikmah dan contoh baik dari pariwisata negara yang dibicarakan.

Sampai jumpa Sabtu sore.

Salam Koteka. (GS)