Eps 1 Nanda Journey: Ikhlas Bukan Berarti Sembuh

2024-12-25 16:53:23 | Diperbaharui: 2024-12-25 16:53:23
Eps 1 Nanda Journey: Ikhlas Bukan Berarti Sembuh
Eps 1 Nanda Journey

Katanya ikhlas adalah kunci untuk melanjutkan hidup, tetapi kenapa setelah aku mengikhlaskan rasa sakitnya tidak pernah benar-benar hilang?

Ikhlas. Kata yang terdengar sederhana, tetapi prosesnya tidak pernah mudah. Aku sering mendengar bahwa jika aku bisa ikhlas, maka aku akan sembuh. Nmaun, kenyataannya meski aku sudah berusaha mengikhlaskan, rasa sakit itu tetap ada dan tertinggal disudut hati yang tak bisa kugapai untuk kuhilangkan. Aku memang ikhlas, ikhlas untuk kehilangan, ikhlas untuk menerima kenyataan. Namun, apakah itu berarti aku sembuh? tidak. Luka itu masih ada, meski aku mencoba menutupinya dengan senyuman.

Mereka bilang waktu akan menyembuhkan segalanya, tetapi sejujurnya waktu hanya mengajari aku cara hidup berdampingan dengan luka. Setiap harinya, aku belajar untuk tidak menangis terlalu keras, untuk tetap tersenyum meski hati terasa hancur, dan untuk berpura-pura bahwa aku baik-baik saja. Ikhlas bukan berarti rasa kehilangan itu hilang. Ikhlas hanya berarti aku tidak lagi menggenggam sesuatu yang sudah pergi.

Aku mencoba memahami bahwa hidup ini memang penuh dengan kehilangan dan kekecewaan. Orang-orang yang aku sayangi akan pergi, impian yang aku bangun mungkin runtuh, dan hal-hal yang aku harapkan kadang tak pernah terwujud. Tapi ikhlas bukanlah obat ajaib. Ia tidak menghapus rasa sakit atau mengembalikan apa yang hilang. Ia hanya membantu kita menerima bahwa ada hal-hal yang tidak bisa kita ubah, tidak peduli seberapa keras kita mencoba.

Terkadang aku iri pada mereka yang terlihat tegar. Aku bertanya-tanya apakah mereka benar-benar sembuh atau hanya lebih pandai menyembunyikan lukanya. Bagiku, luka itu seperti bayangan yang selalu ada, meski tak terlihat. Bahkan ketika aku merasa telah melupakan, hal-hal kecil sering kali membawaku kembali ke momen-momen yang menyakitkan. Sebuah lagu, aroma tertentu, atau tempat yang pernah aku datangi bersama seseorang yang kini sudah tiada.

Tapi meski begitu, aku tidak menyesali perasaan ini. Luka ini meski menyakitkan adalah bukti bahwa aku pernah benar-benar mencintai, pernah benar-benar berjuang dan pernah benar-benar hidup. Aku mungkin tidak pernah sembuh, tetapi aku belajar untuk lebih kuat. Aku belajar bahwa tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja bahwa proses penyembuhan tidak harus sempurna dan bahwa luka tidak selalu harus hilang untuk membuat kita merasa utuh kembali.

Ikhlas adalah proses, bukan tujuan akhir dan aku masih dalam perjalanan itu. Aku belajar menerima bahwa aku tidak perlu memaksa diriku untuk sembuh sepenuhnya karena terkadang luka yang kita bawa adalah bagian dari siapa kita. Mereka mengajarkan kita untuk lebih menghargai cinta, waktu, dan momen-momen kecil yang sering kali kita anggap remeh.

Jadi meskipun aku belum sembuh, aku tahu bahwa aku sedang berjalan maju dan mungkin itu sudah cukup karena pada akhirnya yang benar-benar penting bukanlah seberapa cepat kita sembuh, tetapi bagaimana kita tetap bertahan, tetap hidup, dan tetap mencintai meski hati kita penuh dengan bekas luka.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
1 Orang menyukai Artikel Ini
avatar