Menulis dan Integritas: Tugas, Karakter, atau Amanah?

2025-10-17 00:32:24 | Diperbaharui: 2025-10-17 00:32:34
Menulis dan Integritas: Tugas, Karakter, atau Amanah?
Caption Sumber: Bond University (2022), digunakan untuk tujuan edukatif dan nonkomersial. Dimodifikasi dengan sumber lainnya (17 Oktober 2025)

 

 

Menulis dan Integritas: Tugas, Karakter, atau Amanah?

Oleh: A. Rusdiana

Dalam dunia akademik, tugas menulis sering kali dipandang sebatas formalitas: sesuatu yang harus dikumpulkan sebelum tenggat waktu tiba. Namun di balik rutinitas itu, tersimpan nilai yang jauh lebih dalam  yaitu latihan kejujuran, tanggung jawab, dan refleksi diri. Menulis bukan sekadar menuntaskan tugas, tetapi membangun integritas. Bagi komunitas Pena Berkarya Bersama (PBB) yang genap berusia satu bulan pada 17 Oktober 2025 dengan 1.069 anggota, refleksi ini penting. PBB bukan hanya wadah menulis, melainkan ruang untuk menumbuhkan nilai akademik dan spiritual dalam berkarya. Menulis dengan integritas menjadi pondasi agar komunitas tumbuh sehat, beretika, dan berdaya. Berikut tiga pilar dari Menulis dan Integritas:

Pertama: Menulis Melatih Kejujuran dan Integritas Akademik; Menulis adalah latihan kejujuran. Setiap kali kita mencantumkan sumber, mengutip dengan benar, dan menolak plagiasi, kita sedang menegakkan nilai integritas akademik. Menurut Tracey Bretag (2016), integritas akademik mencakup lima nilai: kejujuran, kepercayaan, keadilan, rasa hormat, dan tanggung jawab. Nilai-nilai ini bukan hanya etika kampus, tetapi bekal kehidupan.

Dalam konteks ini, menulis sejajar dengan anti-gratifikasi: menolak jalan pintas demi hasil instan. Ketika kita menulis dengan jujur, kita sedang mendidik diri untuk tidak curang baik dalam akademik, pekerjaan, maupun ibadah. Integritas dalam tulisan adalah cermin integritas dalam kehidupan.

Kedua: Menulis Membentuk Karakter Kritis dan Mandiri; Menulis bukan sekadar mengulang teori, tetapi menguji pemahaman dan membangun pendirian. Dengan menulis, mahasiswa dan anggota komunitas belajar berpikir kritis, menimbang argumen, dan berani berbeda pendapat dengan tetap santun.

Pandangan Vygotsky (1978) tentang social learning menjelaskan bahwa pembelajaran menjadi lebih bermakna ketika dilakukan dalam interaksi sosial. Saat anggota komunitas saling membaca, mengomentari, dan berdiskusi, proses berpikir itu menjadi pembentukan karakter. Tulisan bukan lagi produk, tetapi proses membentuk otonomi intelektual.

Ketiga: Menulis sebagai Amanah: Membangun Komunitas dan Peradaban; Bagi PBB, menulis bukan hanya ekspresi pribadi, tetapi amanah untuk berbagi ilmu. Ketika tulisan diunggah ke Kompasiana, ia menjadi bagian dari ekosistem pengetahuan yang lebih luas. Dari sini, menulis berubah fungsi: dari tugas akademik menjadi kontribusi sosial.

Komunitas yang aktif menulis, saling memberi umpan balik, dan menjaga adab diskusi akan menjadi sumber daya kreatif bangsa. Dalam jangka panjang, kebiasaan menulis dengan integritas mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan pondasi menghadapi bonus demografi 2030.

Singkat kata; menulis adalah cermin nilai diri. Ia mengajarkan kejujuran, melatih berpikir kritis, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab moral. Dalam setiap kata yang ditulis dengan hati, tersimpan amanah ilmu yang kelak berbuah keberkahan. Komunitas Pena Berkarya Bersama telah membuktikan bahwa menulis bisa menjadi ibadah intelektual: dari tugas menjadi karakter, dari karakter menjadi amanah. Semoga komunitas ini terus tumbuh bukan sekadar dalam jumlah anggota, tetapi dalam makna karya dan ketulusan niat.

Wallahu a’lam.

✍️


📚 Daftar Sumber

·        Bretag, T. (2016). Defining Academic Integrity: International Perspectives. Journal of Higher Education Policy and Management, 38(3), 228–240.

·        Calhoun, C. (1995). Standing for Something. The Journal of Philosophy, 92(5), 235–260.

·        MacIntyre, A. (1981). After Virtue: A Study in Moral Theory. Notre Dame: University of Notre Dame Press.

·        Fishman, T. (2014). The Fundamental Values of Academic Integrity. International Center for Academic Integrity.

·        Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Cambridge, MA: Harvard University Press.

·        Rusdiana, A. (2025). Menulis sebagai Proses, Bukan Produk. Kompasiana.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
0 Orang menyukai Artikel Ini
avatar