Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas yang Berbobot

2023-04-14 15:27:42 | Diperbaharui: 2023-04-14 15:27:42
Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas yang Berbobot
Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas yang Berbobot, sumber gambar: Mbah Ukik

Sejak meninggalkan bacaan karya Agatha Christie sekitar tahun 78, saya langsung banting haluan membaca cerpen-cerpen Kompas Minggu. Kebetulan, seingat saya pertengahan tahun 78 Kompas Minggu baru terbit.

Gaya bahasa yang ringan dengan alur cerita mudah dipahami membuat semakin tertarik. Ditambah lagi kisah-kisah yang tersaji sesuai dengan kehidupan masyarakat negeri kita ini. Bukan kisah yang ada di atas kepala yang sulit dipahami karena budaya yang jauh berbeda.

Ada dua cerpen yang sangat terkesan hingga hari ini, yakni "D'n Gun Zentation" (mungkin tulisannya keliru) dan "Bibir Merah, Basah, dan Setengah Terbuka".

Judul "D'n Gun Zentation" terinspirasi oleh sebuah iklan mobil sedan kelas atas saat yang berusaha memikat kaum jetzet muda glamor pada masa itu.

Cerpen ini mengisahkan perjuangan sebuah kelompok kesenian tradisional Ketoprak yang berusaha tetap bertahan di Jakarta yang sedang kelimpungan menghadapi serbuan budaya barat. 

Dengan penonton yang sedikit dan itu-itu saja, sang pemilik kelompok Ketoprak ini berusaha mati-matian mempertahankan penggemarnya dengan layanan prima. 

Sungguh tak disangka, seorang eksekutif muda yang menjadi salah satu penggemarnya memesan salah satu penari wanita untuk diajak tidur bersama. Sang pemilik kelompok kesenian ini tak dapat menolak karena butuh duit.

Tertarik akan layanan prima memenuhi nafsunya, si eksekutif muda ini malam selanjutnya datang lagi. Betapa hancurnya perasaan si eksekutif muda ini, ternyata kelompok kesenian telah meninggalkan Jakarta. Termasuk si pemilik dan penari wanita yang telah ditidurinya. Dan wanita tersebut adalah istri si pemilik kelompok kesenian tersebut.

Mempertahankan kesenian tradisional di tengah derasnya masuknya budaya barat bukanlah hal mudah. Seperti kisah dalam cerpen di atas, saya pun mengalami hal demikian saat masih menjadi penari yang berusaha mencari duit dari hotel ke hotel. Tentang kisah ini pernah saya tulis di Kompasiana dengan judul "Pengalaman Menjadi Pengamen".

Cerpen kedua berjudul "Bibir Merah, Basah, dan Setengah Terbuka" adalah karya Seno Gumira Ajidarma. Sama seperti "D'n Gun Zentation", cerpen ini mengisahkan kehidupan kaum urban yang hidup keras penuh perjuangan, tetapi juga kemunafikan di balik wajah lembut dan alim.

Kisah-kisah kaum urban, kaum pinggiran yang tersisih, seniman dan budayawan dan setidaknya pernah saya lihat pada masa-masa kelam setelah peristiwa Gestok, membuat saya lebih tertarik mengabadikan kehidupan mereka lewat foto dan tulisan yang kuposting di Kompasiana.

Cerpen-cerpen yang dimuat di Kompas Minggu kini menjadi koleksi, tapi berupa Cerpen Pilihan Kompas yang diterbitkan KOMPAS - Penerbit Buku Kompas.

Sumber gambar: Mbah Ukik

Kreator Konten:

Mbah Ukik.

Orang desa pemerhati dan pengamat seni dan budaya, pertanian dan lingkungan hidup.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
9 Orang menyukai Artikel Ini
avatar
Saya senang baca cerpen Kompas hari Minggu, bahkan saya kliping di rumah..terima kasih mba ukik atas grup ini
2023-04-15 14:18:54
Dulu saya juga kliping. Perkembangan jaman dan harga buku terjangkau lalu beli buku saja. 🙏🏻
2023-04-17 12:28:08
Cerpen pertama, terdengar menghujam hati pembaca, ya Pak Ukik. Tidak terbayang jika membaca langsung di masa terbitnya.
2023-04-14 19:44:03
Begitulah kenyataan saat itu. Miris.
2023-04-14 23:04:45
Nah ini baru ulasan tajam cerpen tahun 1978 masih meninggalkan kesan dalam bagi Mbah Ukik.
2023-04-14 16:09:08
Ada kesamaan pengalaman dari tokoh fiksi ya. 😊
2023-04-14 19:01:31
Ternyata kita sama ya, Mbah, sama-sama pencinta kumcer pilihan Kompas. Toss!
2023-04-14 15:30:45
Mungkin kita sepemikiran. 😊🤝
2023-04-14 15:46:58