Saya merasa berdebar-debar membaca setiap aksara yang ditulisnya, seperti sedang membaca surat cinta. Semua aksara bercerita sesuai dengan tempatnya. Tak ada satu kata pun yang terbuang sia-sia. Semuanya mempunyai makna dalam cerita.
Sima, sebuah judul pendek untuk cerpen yang panjang dan berkesan. Ditulis oleh Sasti Gotama, penulis buku kumpulan cerpen "Mengapa Tuhan Menciptakan Kucing Hitam" dan "B".
Cerpen berjudul Sima, baru saja saya baca di JawaPos.com. Bercerita tentang seorang wanita yang menjadi gundik prajurit Belanda (Roemina) dan harimau Jawa (Sima) dengan setting dan latar tahun 1895.
Mungkin teman-teman juga pernah mendengar cerita atau dongeng tentang Harimau yang diasuh sekawanan domba, sehingga harimau tersebut lupa, jika ia adalah seekor harimau.
Nampaknya cerpen ini terinspirasi dari dongeng tersebut, hanya saja cerpen Sima ini begitu hidup. Jika benar, menurut saya ini adalah salah satu folklor terbaik yang pernah saya baca.
Dengan mengangkat sisi sensitif mengenai hak dan kewajiban perempuan yang sesuai dengan momen bulan April, tepatnya Hari Kartini. Di mana perempuan masih diperlakukan sewenang-wenang oleh kaum lelaki. Cerpen ini saya rekomendasikan untuk dibaca dan dipelajari.
Berikut saya lampirkan, paragraf yang paling mengena. Padat, menggugah, dan penuh makna.
Laki-laki, entah Londo atau rakyat jelata, sama saja. Mereka ingin menjadikan perempuan kucing-kucing rumah yang jinak dan gampang diatur. Perempuan hanya berguna jika dia membuka lebar kedua pahanya dan meluncurkan makhluk baru dari lubang peranakannya; atau ketika dia menyeduh kopi dan merapikan sepatu lelakinya yang berlumuran lumpur di pojok ruang tamu; atau ketika dia mengucek kerah-kerah bernoda di tepi sumur sambil memikirkan keadilan bagi kaumnya yang serupa sepasukan laron di musim hujan: hanya terbang singkat, lalu ada baiknya bersembunyi di lubang-lubang gelap.
Sima, harimau Jawa dalam cerpen ini adalah analogi jiwa perempuan. Di mana sebenarnya perempuan adalah harimaumu yang berani dan tangguh. Cerpen dapat dibaca di sini.
Demikian ulasan cerpen berjudul SIMA yang ditulis Sasti Gotama. Terima sudah membaca sampai akhir.
Salam
Mutia AH
Ruji, 19 April 2023