Gara-gara Maps, Waktu Tempuh Riding Tangerang-Bogor Mencapai 8 Jam

2023-09-15 21:06:25 | Diperbaharui: 2023-09-17 07:58:44
Gara-gara Maps, Waktu Tempuh Riding Tangerang-Bogor  Mencapai 8 Jam
Istirahat di daerah Parung (dokpri)

Bogor. Kota terdekat dari Jakarta yang bisa dijadikan alternatif untuk jalan-jalan. Secara normal jarak Jakarta-Bogor bisa ditempuh dalam waktu 2 jam 35 menit. 

Mimin sudah beberapa kali melakukan solo riding ke Bogor. Namun baru kali ini riding terlama. 8 jam perjalanan baru tiba ditujuan. Padahal lokasinya tidak jauh dari pusat kota. Semua gara-gara maps.

Ceritanya Mimin bersama seorang kawan, mba Utami akan bersilaturahmi ke rumah salah satu teman di Bogor yaitu mas Ony. Beliau Kompasianer dan anggotan Koteka. Tempat tinggal tepatnya di daerah Pasir 

Beliau mengadakan syukuran dan santunan anak yatim. Acara sebenarnya baru dimulai pukul 16.00 WIB. Berhubung cukup jauh dari rumah di Tangerang, Mimin putuskan berangkat lebih pagi. 

Kalau usai Zuhur baru berangkat terasa menyengat. Karena cuaca sedang panas-panasnya. Maka begitulah, perjalanan ke Bogor dari Tangerang dimulai pukul 10.00 WIB. Sekitar pukul 12.00 WIB mampir menikmati es kelapa kemudian lanjut untuk salat Zuhur.

Setelah beres semua, Mimin kembali melanjutkan perjalanan. Perlahan tapi pasti sampailah di kota Bogor. Berhubung masih siang, maka diputuskan untuk makan siang terlebih dulu di sekitar Jalan Padjadjaran. Berhubung sudah mendekati waktu salat asar maka diputuskan untuk salat terlebih dulu. 

Cek maps, sekitar 30 menitan sampai tujuan. Okelah, salat asar dulu. Usai salat langsung pasang maps dan meluncurlah sesuai arahan maps. Dari sini drama dimulai. Karena ternyata arah maps berputar di situ-situ saja. Seputar Lapangan Sempur.

Mimin coba ulangi lagi memasang maps. Meluncurnya di sana lagi. Jika sebelumnya Mimin mengambil arah ke kanan maka kali ini Mimin coba memilih arah ke kiri. Hasilnya? Motor diarahkan ke kampung Labirin. 

Mimin kebingungan mencari jalan keluar ke jalan raya. Bertanya pada warga sekitar, hasilnya menemukan jalan raya tapi harus melalui jalan menanjak yang tinggi sekali. Sempat ragu-ragu apakah motor yang Mimin kendarai kuat nanjak atau tidak? Apalagi sambil membonceng teman. 

Kalau balik arah berarti masuk kampung Labirin lagi. Oh, tidak. Pilihan yang tidak mengenakkan semua. Akhirnya bismillah saja. Mimin coba terabas tanjakan yang cukup tinggi. Alhamdulillah berhasil. 

Dari sini Mimin ubah lagi arah maps. Menyusuri Jalan Padjadjaran sampai Warung Jambu ambil arah kiri menuju stasiun kereta api. Karena pertama kali Mimin berkunjung ke rumah mas Ony lewat sana. 

Dengan percaya diri Mimin meluncur ke arah stasiun mengikuti maps. Hasilnya? Ya ampun. Mimin kembali ke lapangan Sempur. Ya ampun. Kok gini amat sih. Mimin mulai putus asa. Karena hari semakin sore. Acara sudah hampir selesai. 

Mimin ulang lagi arah mapsnya. Ternyata menyusuri Jalan Padjajaran dan berulang lagi sampai ke lapangan Sempur. Asli. Ini sih benar-benar dipermainkan oleh maps. Sementara hari semakin gelap. Akhirnya Mimin ganti alamat lagi. Mimin tulis alun-alun saja.

Mimin bersama tuan rumah (dokpri)

Pokoknya ikuti maps saja biar sampe alun-alun. Akhirnya memang sampai juga di alun-alun setelah melewati pasar dan bermacet-macet ria. Dari sana tanpa melihat maps mulai lancar. Sayang acaranya sudah berakhir. Karena sudah lewat magrib. 

Pada akhirnya Mimin tiba ditujuan dan bertemu dengan tuan rumah. Tapi ya gitu. Seharian dari Tangerang ke Bogor. Padahal aslinya 2 jam saja sampai. Semua karena maps. 

Ada yang pernah tersesat gara-gara Maps? Yuk, share cerita Ridser di sini.

 

Salam satu aspal

 

 

 

 

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
0 Orang menyukai Artikel Ini
avatar