Perkenalan Rimbalis: Suara Rimbawan dalam Lembaran Kata

2025-07-10 10:47:14 | Diperbaharui: 2025-07-10 10:50:38
Perkenalan Rimbalis: Suara Rimbawan dalam Lembaran Kata
Perkenalan Rimbawan Menulis (Rimbalis)

Halo, salam rimba!

Perkenalkan, kami adalah Rimbawan Menulis, atau akrab disapa Rimbalis, sebuah komunitas penulis dan pecinta literasi dengan semangat menjaga alam dan merawat hutan melalui tulisan.

Komunitas ini lahir pada tahun 2022 dari keresahan dan harapan. Keresahan karena masih sedikit suara rimbawan yang terdengar dalam media literasi populer, dan harapan bahwa kisah dari balik rimbawan dan pelestari alam bisa hadir, menginspirasi, serta menyentuh lebih banyak hati.

Kami berasal dari beragam latar belakang, mulai dari penyuluh kehutanan, petugas taman nasional, akademisi lingkungan, praktisi konservasi, mahasiswa kehutanan, pecinta alam, bahkan ibu rumah tangga yang cinta lingkungan.

Apa yang kami lakukan?

Di Rimbalis, tentu saja kami menulis. Tentang apa saja. Mulai dari cerita pengalaman di lapangan, kisah inspiratif dari hutan-hutan pelosok, opini soal kebijakan kehutanan, hingga puisi, fiksi, dan dongeng bertema alam. Semua kami rangkul sebagai bentuk ekspresi, edukasi, dan dokumentasi.

Sejak berdiri, Rimbalis telah melahirkan banyak karya tulis dalam bentuk buku antologi bersama, di antaranya:

  • Emak Rimbawan
  • Sang Giri
  • Rimbawan dalam Dasarupa
  • Foresterium
  • Dongeng Ayah
  • Rimba Rhapsody
  • Langkah di Belantara

Setiap buku ini cerminan kerja nyata dan pengalaman yang seringkali luput dari sorotan publik. Ini adalah bentuk kontribusi literasi dari para rimbawan untuk Indonesia.

Siapa yang boleh bergabung?

Kami membuka pintu bagi siapa saja yang merasa punya ikatan dengan hutan, lingkungan hidup, dan dunia tulis-menulis. Tidak harus penulis profesional. Tidak perlu gelar akademik tinggi. Yang kami cari adalah semangat untuk berbagi dan belajar bersama.

Kalau kamu pernah merasa takjub saat menatap lebatnya pohon, pernah khawatir melihat sungai mengering atau penuh sampah, atau ingin berbagi cerita saat mendampingi masyarakat di sekitar kawasan konservasi, maka kamu sudah punya cukup alasan untuk bergabung dan menulis bersama kami.

Di Rimbalis, kami percaya bahwa setiap orang punya sudut pandang unik yang layak dibaca.

Mengapa menulis?

Menulis bukan sekadar menuangkan kata. Menulis adalah cara berpikir, cara mengingat, dan cara melawan lupa. Menulis bisa menjadi bentuk advokasi, edukasi, hingga terapi.

Dalam teori Paulo Freire, pendidikan yang membebaskan adalah ketika seseorang mampu merefleksikan realitasnya dan bertindak untuk mengubahnya. Di sinilah menulis berperan sebagai alat refleksi dan perubahan sosial.

Bagi para rimbawan, menulis bisa menjadi cara untuk:

  • Merekam dinamika kerja lapangan
  • Menyuarakan aspirasi masyarakat sekitar hutan
  • Mengkritisi kebijakan kehutanan
  • Membagikan praktik baik konservasi
  • Menyalurkan keresahan dan harapan tentang dunia kehutanan dan lingkungan hidup, terutama di Indonesia saat ini.

Seorang antropolog sekaligus penulis ternama, Clifford Geertz, pernah berkata, "Menulis adalah cara untuk membuat hal-hal yang samar menjadi jelas." Maka, ketika rimbawan menulis, kita sedang menjelaskan rimba kepada dunia.

Literasi untuk konservasi

Literasi dan konservasi seharusnya berjalan beriringan. Namun dalam praktiknya, kegiatan konservasi masih didominasi pendekatan teknis dan visual, sementara narasi-narasi lokal, suara dari lapangan, dan cerita personal kerap luput terdokumentasikan.

Padahal, menurut UNESCO, literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga "kemampuan menggunakan pengetahuan secara kritis untuk memahami dan mengubah dunia." Dalam konteks ini, tulisan menjadi alat penting dalam memperkuat gerakan lingkungan hidup.

Lewat tulisan, isu-isu seperti deforestasi, perubahan iklim, konflik agraria, hingga kisah kearifan lokal bisa diangkat dan menjangkau lebih banyak audiens. Inilah yang ingin dibangun oleh Rimbalis, yaitu budaya literasi yang berpihak pada rimba dan masyarakat penjaganya.

Rimbalis di Kompasiana

Sebagai langkah lanjutan membangun jejak digital, kami telah membuka kanal komunitas resmi di Kompasiana:

Kompasiana Rimbalis

Instagram Rimbalis

Di sini, siapa pun bisa menulis dan membagikan artikel, baik itu opini, esai ringan, catatan lapangan, puisi, atau fiksi, selama berhubungan dengan kehutanan, lingkungan hidup, atau alam secara luas.

Kami juga rutin mengadakan pelatihan menulis daring setiap tahunnya, diskusi literasi, live instagram, dan review tulisan untuk saling belajar dan berkembang. Di Rimbalis, tidak ada tulisan yang dianggap remeh. Setiap paragraf adalah langkah kecil menuju perubahan.

Ayo gabung dan suarakan rimbamu!

Kalau kamu punya cerita tentang hutan, pengalaman unik di lapangan, atau sekadar renungan soal alam, jangan ragu untuk menulis dan membaginya bersama kami. Karena kami percaya, setiap rimbawan punya cerita. Dan setiap cerita, jika ditulis dengan jujur dan semangat, bisa mengubah cara orang memandang hutan dan kehidupan. Ditunggu ya...***

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
0 Orang menyukai Artikel Ini
avatar