Menulis Pakai Timer: 7 Menit Sehari yang Bisa Mengubah Hidupmu

2025-02-27 08:48:42 | Diperbaharui: 2025-02-27 08:48:42
Menulis Pakai Timer: 7 Menit Sehari yang Bisa Mengubah Hidupmu
ilustrasi (sumber: pinterest/ avamallory

 

Kamu mungkin pernah mendengar tentang journaling, terapi menulis, atau teknik ekspresi diri lewat tulisan. Tapi bagaimana kalau aku bilang kamu hanya butuh 7 menit sehari untuk menulis dan itu bisa mengubah hidupmu?

Kedengarannya terlalu sederhana, ya? Tapi justru di situlah letak keajaibannya.

Kenapa 7 Menit? Kenapa Bukan 10 atau 30?

Karena otak kita suka menipu.

Kalau aku bilang, "Coba menulis selama satu jam," kemungkinan besar kamu akan mengeluh, "Aduh, mana ada waktu segitu?" Tapi kalau aku bilang, "Cuma 7 menit, kayak nunggu mie instan matang," otak akan berpikir, "Ya sudah, dicoba saja."

Waktu yang singkat ini membuat otak tidak punya kesempatan untuk mencari alasan. Tidak ada waktu buat overthinking, tidak ada ruang untuk perfeksionisme. Yang ada hanya kamu, pena (atau keyboard), dan kata-kata yang mengalir begitu saja.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Sederhana. Ambil timer—bisa dari ponsel atau jam dapur—setel selama 7 menit, lalu mulailah menulis. Tidak ada aturan, tidak ada tema khusus. Kamu bisa menulis tentang hari yang buruk, kopi yang terlalu pahit, atau bahkan tentang betapa absurdnya dunia ini.

Yang penting: jangan berhenti. Jangan berpikir terlalu lama. Biarkan tanganmu bergerak lebih cepat daripada otakmu.

Teknik ini mirip dengan free writing, di mana kamu menulis tanpa sensor dan tanpa mengedit. Perbedaannya hanya pada batas waktu yang ketat. Ini bukan soal menghasilkan tulisan sempurna, tapi tentang melepaskan apa yang ada di dalam kepalamu tanpa hambatan.

Bagaimana Teknik Ini Bisa Mengubah Hidupmu?

Pertama, ini bisa jadi cara ampuh untuk meredakan overthinking. Kalau biasanya kamu terlalu sibuk menganalisis segala sesuatu, menulis cepat akan memaksamu untuk berhenti berpikir dan mulai menuangkan isi hati tanpa filter.

Kedua, ini membantumu menyalurkan perasaan tanpa tekanan. Terkadang, kita menahan emosi karena takut dianggap berlebihan. Dengan teknik ini, kamu punya ruang aman untuk meluapkan apa saja—tanpa takut dihakimi.

Ketiga, ini adalah cara terbaik untuk melatih kreativitas. Menulis tanpa jeda akan melatih otakmu untuk terbiasa berpikir spontan. Dan siapa tahu, dari tulisan 7 menit itu, kamu bisa menemukan ide-ide brilian yang selama ini tersembunyi?

Tapi Aku Tidak Pandai Menulis…

Siapa bilang menulis harus bagus?

Kamu tidak perlu jadi penulis berbakat untuk melakukan ini. Tidak ada yang akan membaca tulisanmu (kecuali kamu ingin membagikannya). Tidak perlu tata bahasa yang sempurna, tidak perlu alur yang rapi. Ini bukan tentang membuat mahakarya sastra, tapi tentang memberi ruang bagi diri sendiri untuk berbicara.

Bayangkan ini seperti berbicara dengan sahabat. Bedanya, sahabatmu adalah selembar kertas atau layar kosong.

Apa yang Harus Ditulis?

Apa saja.

Kalau bingung, coba mulai dengan pertanyaan sederhana:

  • "Apa yang sedang aku rasakan sekarang?"
  • "Hal apa yang mengganggu pikiranku akhir-akhir ini?"
  • "Jika aku bisa mengatakan apa pun tanpa takut dihakimi, apa yang akan kukatakan?"

Atau, kalau mau lebih kreatif, buat cerita pendek dalam 7 menit. Mungkin tentang alien yang tiba-tiba muncul di warteg atau tentang sepatu tua yang punya ingatan. Tidak ada batasan.

Tantang Diri Sendiri: 7 Hari, 7 Menit Sehari

Coba lakukan ini selama seminggu. Hanya 7 menit sehari. Tidak ada alasan tidak punya waktu.

Dan lihat apa yang terjadi.

Mungkin kamu akan menemukan pola dalam pikiranmu. Mungkin kamu akan merasa lebih lega karena akhirnya ada tempat untuk menuangkan uneg-uneg. Mungkin kamu akan menyadari bahwa selama ini kamu memiliki suara yang lebih kuat daripada yang kamu kira.

Atau mungkin… kamu akan menemukan sesuatu yang benar-benar mengubah cara kamu melihat dirimu sendiri.

Siapa tahu? Yang pasti, 7 menit tidak akan merugikanmu. Tapi bisa jadi, 7 menit itu akan memberimu sesuatu yang berharga.

Jadi, sudah siap menekan tombol timer?

 
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
2 Orang menyukai Artikel Ini
avatar