Cara Mudah Meregulasi dan Merelease emosi

2025-04-15 09:03:36 | Diperbaharui: 2025-04-15 09:03:36
Cara Mudah Meregulasi dan Merelease emosi
Caption

Persoalan dalam kehidupan ini sebenarnya berasal dari dalam diri kita sendiri, loh bukannya orang lain yang menyebabkannya?, bisa iya bisa tidak. Setiap apa yang datang dalam kehidupan pribadi dimulai ketika kita terlalu fokus memikirkan dunia luar dan membiarkannya berlama-lama di dalam hati dan pikiran hingga merusak kebahagiaan kita sendiri. Saya sering melihat orang-orang yang tersiksa oleh perasaannya sendiri ketika ia terkuasai oleh kebencian dan rasa iri kepada orang lain. Dalam kasus ini siapa yang harus disalahkan?, apakah orang yang ia lihat? atau dirinya sendiri?.

Ada pula seseorang yang selalu bersedih ketika kehidupannya diusik oleh orang lain yang iri padanya, menurut kamu kenapa ia bersedih?, yang menyakitinya orang yang iri kepadanya. Lalu ia terus bertanya kenapa orang itu jahat kepadanya, padahal ia sudah baik kepada orang tersebut tapi balasannya hanya penghinaan dan celaan saja. atau mungkin di kasus lainnya seperti kenapa ia dijauhi oleh orang lain padahal ia tidak memulai masalah apapun dengan orang tersebut. Gimana menurut kamu?, ada apa sebenarnya?.

Kesimpulannya, masalahnya bukan ada padamu tetapi ada pada diri mereka sendiri. Mereka memberi makan kebenciannya sendiri hingga membesar, mereka tidak berusaha untuk meredakannya atau membiarkan rasa benci dan irinya itu kelaparan hingga mati. Mematikan virus kebencian dan iri itu memang tidak mudah karena fokusnya hanya kepada kehidupan orang lain, bukan pada kehidupannya sendiri. Mereka membutuhkan bantuan untuk menganalisis virus kebencian itu dan mengobatinya segera sebelum virus itu terus menggerogotinya lebih dalam lagi.

Ketika kita diprovokasi oleh orang-orang yang seperti itu, tentunya akan mempengaruhi emosi kita menjadi negatif. Apa tips untuk meregulasi emosi selain dari hipnoterapi?. Apakah tips ini efektif untuk meredakan atau merelease emosi negatif menjadi positif kembali?, seberapa perlu meregulasi emosi serta dampak yang ditimbulkan kepada kesehatan fisik dan psikis manusia? dan mengapa mereka merasa iri padamu hingga membencimu tanpa sebab?.

Meregulasi dan Merelease Emosi Tanpa Menimbulkan Dampak Negatif Pada Orang Lain  

Mengatur emosi tidak cukup dengan olah nafas, manusia perlu mengenali emosi apa yang sedang ia rasakan, kepada siapa dan kenapa ia emosi. Namun ketika emosi baru saja terjadi, kita tidak sempat mencernanya karena telah tersulut ego yang ada di dalam diri. Diam terlebih dahulu atau tidak memberikan respon secara langsung adalah cara yang tepat untuk menghindari kerusakan yang bisa saja terjadi. 

Pernahkah kamu mendengar stoicism?. Stoicism adalah aliran pemikiran yang berkembang pada zaman yunani dan romawi kuno yang dikenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Zeno. Teknik ini bertujuan untuk berperilaku dan bersikap tenang serta menjunjung tinggi nilai moral, stoicicm ini mengajarkan manusia untuk bisa melihat sebuah masalah dari berbagai sudut pandang, tidak hanya berhenti pada asumsi dan persepsi pribadi.

Cara kita melihat masalah dari berbagai arah bisa menenangkan kita atau meredakan pikiran buruk kepada orang lain, misalnya ada seseorang yang uring-uringan di depan kita, menurut asumsi pribadi, kita menganggap ia benci pada kita padahal bisa jadi sebenarnya ia sedang sakit, atau kesal dengan pasangan atau tetangganya dan berbagai kemungkinan lainnya. Lalu kita bereaksi dengan membentaknya atau malah meninggalkannya. Masalah baru sedang kita ciptakan untuk diri sendiri dan orang lain ketika kita salah mempersepsikannya.

Pernah melihat pohon yang sebagian tertutup matahari sedangkan dibagian lain tidak?, atau angka 6 dan 9 ketika kita pindah ke tempat lain angka tersebut menjadi 96?, begitulah sudut pandang, yang ada di dalam pikiran kita tentang suatu objek tidak selalu benar. Kita perlu mempelajari dan menerapkan stoicicm ini dalam kehidupan agar hidup terasa lebih ringan dengan persepsi yang baik dan meredakan pikiran-pikiran negatif terhadap banyak hal.

Ketika kita bisa melihat semua persoalan dari berbagi sudut pandang tanpa berupaya melihat apa dan siapa yang paling benar, maka emosi negatif akan berubah menjadi positif. Meihat orang lain paling benar, kita akan merasa bersalah, sedih berkepanjangan dan saat kita merasa kita yang paling benar maka diri berubah menjadi sombong dan sulit menemukan kekurangan diri. Menyadari kekurangan diri bukanlah suatu dosa, tetapi justru memiliki sikap berjiwa besar berani mengakui kekurangan dan kesalahan.  

Persoalan ada karena kerasnya kita berpikir mengenai hal yang belum tentu benar, menduga-duga akhirnya ketakutan, sedih bahkan marah dan terus menerus terjadi setiap hari. Apa bisa emosi disimpan supaya orang lain tidak terluka dan emosi keluar dan terbuang begitu saja?, tidak bisa selagi hal tersebut terus dipikirkan, digenggam kuat dan tidak ingin melepaskannya . Emosi itu akan mengendap di dalam organ tubuh.

Emosi akan melemahkan organ tubuh apa yang sering digunakan dan terkena imbasnya. Contoh, ketika kita menyimpan emosi kemarahan supaya orang lain tidak merasakan sakit karena emosi, kita lebih memilih menyimpannya, apa yang akan terjadi?, jantung akan membengkak. Ketika emosi sedih disimpan karena terlalu banyak kesedihan yang tidak terlepas, yang terjadi kena masalah paru-paru. Saat emosi negatif berupa dendam apa yang akan terjadi?, orang tersebut akan merasakan sakit pada livernya hingga mengakibatkan sirosis. Emosi negatif juga bisa tersimpan di tempat-tempat lainnya di dalam tubuh.

Untuk Merealease emosi bisa kita lakukan dengan menulis semua uneg-uneg di kertas kosong atau membuat sebuah cerita lengkap sesuai isi hati lalu membakarnya. Berolahraga juga salah satu cara merelease emosi karena energi bertukar menjadi positif, toksin yang ada di dalam tubuh keluar melalui keringat dan berganti menjadi sel-sel yang sehat dan memicu hormon bahagia. Berinteraksi dengan alam terbuka, pepohonan, tanah dan air yang mengalir untuk melepaskan energi negatif kembali kepada alam.

Mengapa Mereka Iri Tanpa Sebab?

Rasa iri dikarenakan tidak bisa bersyukur dengan kehidupan yang ia miliki. Setiap usaha yang maksimal akan memberikan hasil, orang yang dipenuhi rasa iri di hatinya adalah orang-orang yang terlalu fokus pada dunia luarnya, tidak pernah melihat kelebihan apa yang ia punyai. Mereka melihat kebahagiaan dari versi orang lain, padahal kebahagiaan itu berbeda di setiap orang. Berani mensyukuri nikmat Allah yang diberikan padanya akan membuat ia mudah bersyukur dan jauh dari sifat iri dengki. 

Mereka melihat kelebihanmu, keberuntunganmu, kemudahan dalam hidupmu, kebahagiaanmu dan sayangnya hal ini justru menyakiti hati mereka. Kenapa harus merasa sakit dengan hidup orang lain?, bukankah setiap manusia berhak mendapatkan semua itu?, tidak akan terjadi sesuatu kalau tidak ada yang pernah mau untuk memulainya. Kebahagiaan tidak datang tiba-tiba, tetapi diciptakan. Lakukan hal yang membahagiakan, bukan hal yang menyenangkan, karena bergibah juga menyenangkan tetapi tidak membahagiakan.

Apa yang membuat kita bahagia, ingin uang yang banyak atau materi kita perlu berupaya bagaimana cara yang baik untuk mendapatkannya dan fokus saja dengan jalan itu tanpa menoleh kemana-mana supaya tidak terhenti. Ingin pasangan hidup yang mapan, pantaskan diri untuk bisa setara dengan calon yang akan didapat, menyamakan energinya. Ingin Pintar, perbanyak membaca dan mempelajari ilmu yang ingin dikuasai, semua ada jalannya, tidak datang tiba-tiba, ada proses yang harus dilalui.

Bila kita mengerti tentang hal ini, kita akan terhindar dari rasa iri dan dengki kepada orang yang dianggap lebih beruntung tanpa harus menghancurkannya atau menjatuhkanya dengan berbagai cara. Semua berhak mendapatkan kebahagiaan, masalah profesi hanyalah sebuah cara dan pilihan untuk menuju hal yang diinginkan, fokus saja dengan peran hidup yang sedang kita jalani dan yakinlah suatu saat kehidupan akan berubah ketika kita berlari menuju ke arah yang kita inginkan.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
0 Orang menyukai Artikel Ini
avatar