Minggu, 26 November 2023 pukul 16.00 WIB atau pkl 10 CET Berlin (Central European Time) Komunitas Traveller Kompasiana/Koteka mengadakan Acara bincang-bincang yang ke-153 dengan judul "Makan Durian di Jalan Alor, Malaysia' menampilkan narasumber Gana Stegmann selaku Kompasiana of The Year 2020 dan Repa Kustipia sebagai admin Gastronomi Kompasiana dengan dipandu moderator St. Asia selaku Sekretaris Koteka/Artis Bonn.
Pengantar dari Gana Stegmann : Kuliner Jalan Alor - Malaysia , Penikmat Durian, dan Wisata Durian
Jika kompasianer melihat profil media sosialnya Gana Stegmann di instagram, kompasianer akan disuguhkan dengan dokumentasi visual keliling berbagai negara, Gana sudah menjelajahi lebih dari 30 negara dan catatan inspirasi seorang Gana Stegmann bisa dibaca pada Kompasiana dengan Akun : Gaganawati Stegmann , prestasinya pun tidak main-main karena pengalaman Gana sudah kompleks karena kesupelannya yang bisa menginspirasi dari perjalanan hidupnya, melalui pengalaman menjadi seorang pengajar bahkan dinobatkan sebagai Kompasiana of The Year 2020.
Gana berbagi pengalamannya berwisata kuliner di Jalan Alor, Malaysia. Gana membagikan cuplikan referensi jika kompasianer ingin melihat bagaimana keadaannya, cuplikannya bisa disimak pada video berikut : Jalan Alor Street Food in Bukit BIntang Kuala Lumpur Malaysia, Night Market Walking Tour Vlog (sumber : Youtube Wind Walk Travel Videos). Tak hanya itu Gana membagikan pengalaman kulinernya seperti menikmati durian, ada beberapa durian yang dicoba oleh Gana disana dengan sensasi rasa khas durian, selama Gana di Jalan Alor, gana mendokumentasikan pada reels instagramnya Gana Stegmann : What I found in Jalan Alor , Gana melihat banyaknya orang-orang yang berkunjung, berkuliner, menikmati jalan alor dengan kegiatannya, menemukan durian yang segar langsung, durian goreng, Air mata kuching, putu mayam, air tebu, air kelapa, seafood, lobster jumbo, berbagai makanan penutup dan dimsum tentunya karena menurut Gana, jalan Alor-Malaysia ini sangat kental dengan akulturasi budaya, jadi dirinya dipuaskan dengan beberapa hal yang ada di sana.
Tidak disangka ketika Gana bercerita tentang masa remajanya yang masih berusia 19 tahun, dirinya menghabiskan durian lebih dari porsi normal, hal ini ketika ditelusuri secara klinis, bahwa tubuh Gana sangat bisa menerima berbagai jenis zat gizi dari komoditas-komoditas pangan, contohnya durian, Gana tidak memiliki alergi sama sekali pada durian, yang ada Gana amat sangat doyan, dan baginya durian memiliki wangi "paradise" atau wangi surga, Gana pun tidak pemilih, apapun jenis duriannya, Gana bisa menikmatinya, bahkan mau durian kampung sekalipun Gana punya pengalaman mencicipinya. Gana tidaklah tinggal di Indonesia, bersama keluarganya tinggal di Jerman, ketika Kotekatalk ke-153 ini tentunya Gana adalah pelopor promotor durian bagi keluarganya, bahkan suaminya yang orang Jerman jadi ketagihan menikmati durian gara-gara Gana sering menikmati durian sendirian, sekarang kata Gana bercerita :
"Sekarang beli durian jadi dinikmati berdua, aku dan suamiku"
Ini membukatikan bahwa pengalaman cita rasa seseorang bisa mempengaruhi selera orang lain, contohnya Gana.
Gana dan keluarga di Jerman cukup sering membeli dan menikmati durian, terkadang durian yang dinikmatinya berbagai jenis, kebanyakan impor dari Thailand dan seputar negara Asia Tenggara, yang terkenal itu durian Monthong karena ketebalan kulitnya dan rasa yang digandrungi karena dominan manis. Gana yakin potensi durian untuk wisata kuiner masih banyak penggemar dan peminatnya, karena penikmat durian selalu memiliki rasa senang, bahagia saking terkesannya pada durian. Mengapa penikmat durian bisa sering bahagia ?
Pengantar dari Repa Kustipia (Zat Gizi Durian, Kandungan Toksik Durian, dan Pariwisata Gastronomi Durian)
Kembali pada pertanyaan, Mengapa penikmat durian bisa sering bahagia ?
Jika menelusuri kandungan gizi durian , tentu saja antioksidannya cukup tinggi sehingga berfungsi menangkal radikal bebas dan memberikan rasa bahagia karena zatnya, tidak heran ketika penikmatnya sering merasa bahagia karena pengaruhnya. Namun jika berbicara hal umum pada dasarnya durian juga memiliki dualisme zat gizi dan penikmatnya, durian bisa menjadi musuh karena kandungan alergennya, maka dari itu selain pecinta durian ada juga pembenci durian dalam hal ini memang dari tubuhnya tidak bisa menerima kandungan gizi durian, hal ini harus menggunakan perspektif klinis, zat ini memanglah alergen protein dimana jika berlebihan dan tidak cocok dengan personal nutrition seseorang, dirinya bukan bahagia mengkonsumsi durian malah jadi banyak gejala mulai dari muntah-muntah, pusing, ruam-ruam sampai keracunan makanan akibat durian, hal ini sebaiknya dihindari.
Dunia pariwisata memanglah selalu dinamis, terkhusus pariwisata gastronomi, durian tidak diketahui asal-usulnya, namun jejak terbanyak komoditas durian dari berbagai varietas tersebar di kawasan Asia, dan ternyata cocok untuk dibudidayakan hingga akhirnya komoditas durian berlimpah. Pariwisata gastronomi durian bisa dieksplorasi dari sisi etnobotani (ilmu tumbuhan dan pengetahuan masyarakat), durian tidak hanya dikonsumsi untuk pangan saja, tapi ada kandungan obat terlebih anti diabetes jika dilakukan ekstraksi dengan memanfaatkan teknologi pangan, selain itu durian menarik untuk dicicipi jika sudah diolah seperti : sambal tempoyak, pie durian, cake durian, bahkan kopi durian yang memberikan cita rasa tersendiri dari campuran komposisi yang ditambahkan. Potensi durian lokal mulai dari durian petruk, sijaluak, monthong, merah udang, dan durian kampung masih potensial jika musim durian/duren yang dinanti para penggemarnya.
Akhirnya berbagi pengalaman pun usai, saatnya berdiskusi. Ada pertanyaan menarik yang sempat dijawab yaitu kehalalan durian yang beralkohol. Hal ini bisa merujuk pada fatwa MUI saja bahwa kadar makanan/minuman jika lebih dari 0.5% maka dikatakan sudah tidak halal karena alkoholnya menyebabkan mabuk dan tidak sadarkan diri. Bagaimana dengan durian ? Secara fisik alkohol/etanol bisa dirasakan dari aroma/bau yang menyengat dan kental yang menyebabkan pusing, hal ini karena pengaruh fermentasi. Durian bisa mengandung alkohol jika ada kesalahan dalam penyimpanan, pengolahan, dan perlakuan yang tidak tepat. Maka dari itu untuk mencegah kandungan alkohol durian bisa dinikmati sebelum kandungan alkoholnya banyak dan dinikmati pada suhu yang tepat dan waktu yang tepat. Tentang kehalalan makanan dan minuman tentu saja sebagai rujukan untuk kelengkapan kompasianer bisa membaca buku : Bahaya Makanan Haram Bagi Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohani yang ditulis oleh Thobieb Al-Asyhar.
St Asia selaku Moderator pun menyimpulkan pertemuan ini :
- Jalan Alor Malaysia memberikan pengalaman kuliner yang beragam.
- Durian di Jerman bisa didapatkan dengan harga yang beragam.
- Penikmat durian bisa bahagia karena pengaruh kandungan antioksidan.
Demikian kotekatalk ke-153 tentang durian telah terselenggara.