Intip Rahasia "Working and Holiday Visa" di Australia dalam Kotekatalk-194
Cari tahu pengalaman Susanti ikut program Working and Holiday Visa di Australia, yuk!(dok. JM Studio)

Intip Rahasia "Working and Holiday Visa" di Australia dalam Kotekatalk-194

Mulai : Sabtu, 21 September 2024 16:00 WIB
Selesai : Sabtu, 21 September 2024 16:40 WIB
Zoom
00
00
00
00
Hari Jam Menit Detik
0 Peserta Mendaftar

Hi, Koteker dan Kompasianer. Apa kabar? Masih sehat dan bahagia, bukan.

Minggu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana dan Pesanggrahan Indonesia e.V sudah mengundang salah satu pengunjung pasar Senggol, Cologne, Jerman. Adalah mbak Nieke von Fischern, lulusan S2 Sosiologi di Münster, NRW itu sudah menceritakan awal mula mendatangi pasar di mana Komunitas Traveler Kompasiana juga membuka stand untuk mempromosikan wisata dan kuliner tanah air kepada para pengunjung diaspora dan orang lokal Jerman. 

Lokasi di alun-alun Engelshof di kota Cologne memakan waktu dua jam perjalanan. Itu tidak mengurangi semangat mbak Nieke yang juga ingin bertemu tante di kota yang sama. Untung saja, transportasi Jerman sangat mendukung mobilitas. Sehingga dengan waktu 2 jaman sudah sampai tempat. Dimulai dengan naik kereta S Bahn no 5 ke Cologne sampai Heumarkt lalu berganti nomor 7, sampai! Harga tiketnya 49 euro, bisa dipakai sebulan penuh memanfaatkan kereta dan bus di seluruh antero Jerman. Deutsche Bahn tiket murah meriah, ya? Coba kalau ini diterapkan di Indonesia, tiket sebulan bisa ke seluruh Indonesia, pasti banyak orang yang melihat keindahan di Indonesia aja. Nggak perlu mengeluh mahalnya tiket pesawat terbang lokal. Mimpi memang sangat indah!

Di pasar, ternyata, mbak Nieke nggak hanya berburu makanan dan minuman nusantara ataupun souvenir bahkan sajian tari dan musik. Rupanya ia tertarik untuk datang karena ada warung konsuler dari KJRI Frankfurt, sehingga ia bisa berkonsultasi dengan masalah formalitas yang ia perlukan seperti pasport, surat keterangan dan lainnya. Praktis banget karena dari Cologne ke Frankfurt masih jauh pakai banget.

Selama acara berlangsung, mbak Nieke jajan di tenda-tenda yang tersedia bersama tantenya. Sampai habis 100 euroan atau Rp 1,6 juta an. Banyak, ya? Untuk orang Indonesia yang biasa membeli di warung-warung pinggir jalan, itu pasti mahal. Ternyata untuk ukuran orang Jerman murah tuh, sudah tinggal makan. Kalau mau masak sendiri saja harus keluar uang banyak karena bahannya impor, belum lagi capeknya masak seharian dan membersihkan dapur. Makanya nggak kapok untuk datang lagi tahun depan....

Menurutnya, tampilan panggung di balai sebelah pasar sangat menggugah semangatnya sebagai diaspora berdarah Indonesia. Seneng banget melihat mbak Gana Stegmann, admin Komunitas Traveler Kompasiana yang jaga stand sekaligus menari tarian Srikandi Yuda dari Sunda. Angklung dari ibu-ibu KJRI Frankfurt juga luar biasa. "Zugabe." Sampai diminta penonton untuk main lagi walau sudah selesai memainkan bambu dari tanah air itu. Pencak Silat dan merdunya suara mbak Siti Asiyah, admin Komunitas Traveler Kompasiana dari Bonn, juga berkesan di hatinya. Sayang tariannya kurang banyak, maklum lah, sudah 20 tahun nggak pulang kampung.

Dari Cologne, Mimin ajak kalian ke Australia. Adalah Susanti, lulusan farmasi Universitas Padjajaran tahn 2016 itu punya banyak pengalaman sebelum ke Australia. Di antaranya adalah menjadi pharmacist di PT Meprofarm tahun 2016, tutor bahasa Inggris di Brilliant Education Centre tahun 2017, apoteker di  apotik Mangga Farma tahun 2017, guru bahasa China di Avava School Karimun tahun 2019-2021, pharmacist di puskesmas Atari Jaya tahun 2021-2023. Iapun punya pengalaman sebagai pemetik stroberi, pekerja di Darwalla group dan pelayan restoran China yang ia jalani sampai hari ini dari Juni 2024.

Mengapa Australia? Bagaimana cara menjalani program Working and Holiday Visa di Australia? Apa saja syaratnya? Berapa dana yang harus dipersiapkan di awal keberangkatan? Dari mana ia mendapatkan informasi tentang hal itu? Bagaimana rasanya tinggal di Australia? Kalau kangen Indonesia, apa yang ia lakukan? Tinggal di mana di Australia? Visanya susah nggak? Makanan fave apa yang dikunyah selama tinggal di sana? Berapa upah yang didapat? Bebas pajakkah? Bagaimana komunikasi dengan keluarga dan teman di Indonesia? Apa kesan Susanti tentang Koteka? Susanti adalah peserta yang sering hadir di Kotekatalk selama ini. 

Untuk tahu jawabannya, Komunitas Traveler Kompasiana akan menyelenggarakan zoom bertajuk Kotekatalk-194 "Working and Holiday Visa di Australia" pada:

  • Hari/Tanggal: Sabtu/ 21 September 2024
  • Pukul: 19.00 AEDT Sydney/ 16.00 WIB Jakarta/ 11.00 CEST Berlin
  • Link: Di SINI
  • Meeting ID: 84323382466
  • Password: 2fmgDa

Bagi kalian yang ingin mengepakkan sayap hingga ke negeri kanguru ini, silakan merapat. Atau  barangkali info ini bermanfaat bagi orang-orang tercinta kamu, bisa diteruskan.

Buah durian  harum baunya, buah manggis manis rasanya. Bersama Komunitas Traveler Kompasiana, kita keliling dunia. 

Sampai jumpa Sabtu.

Salam Koteka. (GS)

 

0 Peserta Mendaftar


Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
0 Orang menyukai Artikel Ini
avatar
<a href="https://middleeastcleanenergy.com/">spaceman slot</a>
2024-09-21 11:13:21