Kotekatalk-236: Tips Aman Naik Gunung Dari dan Untuk Pemula
Selamat sampai tujuan (dok: Mala)

Kotekatalk-236: Tips Aman Naik Gunung Dari dan Untuk Pemula

Mulai : Sabtu, 12 Juli 2025 16:00 WIB
Selesai : Sabtu, 12 Juli 2025 16:40 WIB
zoom
0
05
26
13
Hari Jam Menit Detik
0 Peserta Mendaftar

Hi, Koteker dan Kompasianer. Apa kabar? Masih sehat dan bahagia, bukan? 

Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana dan Pesanggrahan Indonesia e.V Bonn, sudah mengundang mbak Siti Asiyah untuk mengisahkan serunya festival Balon di Bonn, Jerman.

Mirip tipis-tipis dengan festival Balon di Capadocia Turki, ya. Di Indonesia, juga marak festival serupa. Ah, seru.

Mbak Siti mula-mula menampilkan presentasi dengan power point tentang festival Balon ke-16 yang diadakan pada tanggal 6-9 Juni 2025 di Rheinaue. Menurutnya, peserta 40 itu semangat dalam mengikutinya. Mereka adalah dari negara Jerman, Belanda, Belgia, UK dan Swiss. Perempuan berputra 3 itu mengingatkan bahwa festival tahun depan akan diselenggarakan 12-14 Juni 2026. Rebutan tiket murah 199 Euro menanggung surat izin, piagam dan transport kembali ke start.

Menampilkan halaman dua dengan peta negara-negara yang disebut mbak Siti, kayaknya dekat sekali, ya. Di Eropa mau ke luar negeri, ternyata seperti ke luar kota. Bungkus!!!

Festival Balon ke-16 diselenggarakan di akhir pekan Pentakosta. Pemandangannya luar biasa di Rheinau! Ini dinikmati tak hanya peserta tapi juga pengunjung yang berkumpuk di padang rumputnya. 

Empatpuluh balon tampak mengudara di halaman 3. Dimulai pada hari Jumat, 6 Juni 2025 pukul 19:00 dengan pembukaan resmi dengan diluncurkannya balon secara massal. Sedangkan pada hari Sabtu, 7 Juli 2025, dibuka lebih awal pada pukul 11:00. Program keluarga dimulai pada pukul 06:00 dan 19:00. Sedangkan pada hari Minggu Pentakosta dan Senin Pentakosta atau di Jerman disebut Pfingsten, digelar pada tanggal 8 dan 9 Juni pukul 12:00. Program keluarga dibuka pukul 06:00 dan 19:00.

Namanya balon, pendaratan tergantung arah mata angin membawa balon. Biasanya start dari atas Bonn dan Siebengebirge, kaki bukit, lembah Rhine lalu menuju Remagen. Jika cuaca baik, penerbangan ke Bergisches Land atau Eifel juga memungkinkan. 

Gana Stegmann selaku moderator membenarkan. Pernah menjadi peserta balon udara di Jerman memang sesuatu. Walau takut ketinggian, ternyata naik balon itu menyenangkan, seperti berdiri di atas lantai biasa. Iya, lantai keranjang balon. Mula-mula, balon yang kempes direbahkan di atas padang rumput. Tim segera membantu dari segala arah. Pilot yang bertugas meniup gas supaya balon mengembang. Ketika mulai naik, tim membantu melepas tali yang mengikat balon ke tanah. Tidak ada kemudi di dalam keranjang. Seperti kata mbak Siti, arah angin yang menentukan perjalanan mau ke mana. Di dalam keranjang, ada satu pasangan manula, satu anak perempuan yang sepertinya cucu dan satu anak laki-laki. Ketika mendarat, penumpang dibaptis, sesuai nama tempat mendarat. Misalnya Gana Von Maisentäle (Mais=jagung, Taele/ Tall= lembah). Jadinya mendarat di ladang jagung menjadi penanda nama. Semua bersulang dengan sampanye, ujung rambut dipotong sedikit dan dibakar. Sertifikat dibagikan dan boleh pulang. 

Ketua Koteka masih membayar 125 Euro untuk penerbangan tahun 2009 itu. Di Bonn, mbak Siti menyebut angka 199 Euro dengan pemesanan daring. Harga 229 Euro untuk hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Khusus dua orang dibandrol 895 Euro dan akhir pekan BFB dimulai 795 Euro. Tertarik? Nabung, yuk!

Dari Bonn, Mimin ajak kalian ke Indonesia. Seri "Wonderful Indonesia" akan memboyong tema "Tips Aman Naik Gunung Dari dan Untuk Pemula." Sehubungan dengan kisah tragis Julia yang naik gunung Rinjani di Lombok, sempat menghebohkan dunia. Alhamdulillah, hasil otopsi di Brasil menguatkan bukti bahwa ia meninggal setelah 15 menit terjatuh di kedalaman 600 meter. Semoga ini meringankan beban mental Ali si guide dan pemerintah Indonesia. Ke depan, harus banyak persiapan dari pemda setempat di setiap tempat wisata nusantara. 

Nggak salah jika Mimin mengundang Mala Kamila. Pendaki pemula ini akan ngobrol banyak tentang hobi menantang alam ini. Mala Kamila alias Noor Syafaatul Udhma lahir di Kudus, 15 April 1992. Sempat bekerja sebagai jurnalis, kemudian ditunjuk menjadi redaktur dan terakhir sebagai General Manager di Jawa Pos Radar Kudus sekaligus Jawa Pos TV Jawa Tengah. Saat Mala yang ayu ini bekerja sebagai jurnalis lepas dan content writer. Penyuka novel-film genre detektif dan thriller ini juga suka naik gunung sekaligus travelling. Bersyukur ia menulis 3 buku non-fiksi bersama dan 2 buku fiksi bersama kawan-kawan penulis Kudus, penulis ensiklopedia Jawa Tengah dan Komunitas Penulis.

Mengapa ia memilih hobi naik gunung? Apa tanggapan keluarga dan kawan-kawan kalau ia naik gunung? Bisa cerita naik gunung Andong?Gunung mana saja yang sudah ia daki? Apa persiapan awal bagi pendaki pemula? Darimana ia mendapatkan perlengkapan naik gunung? Bagaimana ia mengatur budgetnya? Pernahkah perempuan berjilbab itu mengalami kecelakaan saat mendaki? Di gunung banyak sampahnya nggak, sih? Pernah ngobrol apa saja dengan sesama pendaki? Pernah mengalami hal-hal aneh? Ambil Edelweis di gunung nggak? Apa kesannya terhadap kasus Julia? Apa yang bisa kita pelajari dari tragedi?

Untuk tahu jawabannya, Mimin ajak kalian bergabung di Kotekatalk-236 pada:

  • Hari/Tanggal: Sabtu, 12 Juli 2025
  • Pukul: 16.00 WIB Jakarta/ 11.00 CEST Berlin
  • Link: DI SINI

"Ke Bogor jangan lupa mampir ke istana. Di Bogor ada bunga Raflesia. Bersama Komunitas Traveler Kompasiana, kita bangkitkan pariwisata Indonesia" (menparekraf RI Sandiaga Uno dalam Kotekatalk-83, 2 April 2022).

Jumpa Sabtu.

Salam Koteka. (Gana Stegmann).

0 Peserta Mendaftar


Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
0 Orang menyukai Artikel Ini
avatar