Hi Koteker dan Kompasianer. Apa kabar? Masih sehat dan bahagia, bukan.
Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana dan Pesanggrahan Indonesia e.V sudah mengajak kalian menyimak cerita mbak Siti Asiyah aka St. Asia, artis Bonn yang ikut nimbrung dalam perayaan Idul Adha di Bonn bersama IMB Indonesia Moslem Bonn.
Acara tahunan yang juga dirayakan masyarakat Indonesia di seluruh penjuru tanah air itu ternyata juga diadakan di luar negeri, seperti Jerman. Di Bonn, ternyata yang datang dari Hannover, Essen, Köln dan sekitarnya. Jadi nggak melulu yang tinggal di Bonn, seperti mbak Siti rupanya.
Penyanyi dari Purworejo itu mengatakan bahwa pendaftaran sebelum kedatangan adalah melalui Whatsapp dan ada konfirmasinya melalui email. Untuk urusan makanan, ada ketua pengajian ibu Lia Khalil. Ia mendata siapa saja yang akan membawa makanan dan apa jenis makanannya. Ada menu lontong, gule kambing, tempe, krupuk dan lain-lain. Mbak Siti paling suka gule karena ini Idul Qurban banget. Jarang juga memakannya di Jerman.
Dalam penyelenggaraan di Bonn itu, rupanya nggak ada penyembelihan seperti ritual yang ada di tanah air. Namun jika ada yang mau menyumbang atau berkorban, bisa diorganisir untuk disalurkan ke suatu lembaga di tanah air. Di Jerman, memang soal potong- memotong hewan sangat diperhatikan. Selain banyak vegetarian, sisi kenyamanan hewan juga diutamakan. Misalnya, apakah hewannya nanti merasa disakiti ketika disembelih atau tidak dan seterusnya. Makanya di Jerman, ada tempat pemotongan hewan khusus bagi mereka yang ingin memotong hewan apapun itu. Jadi ada aturannya, ada ahlinya.
Sementara itu para peserta juga ikut berbagi informasi. Farissa di Aceh misalnya, mengatakan bahwa di daerahnya masih sangat sakral soal penyembelihan di acara Idul Adha. Mulai dari sholat Ied, kotbah, repot mengurusi penyembelihan sampai pengirisan daging dan pembagiannya ke masyarakat. Sebagai panitia korban, akhirnya ia mendapatkan tiga jenis daging; sapi, kambing dan domba. Lain lagi dengan pak Syafrudin di Bandung, setelah sholat Ied, ada khotbah, mendengarkan pengumuman orang-orang yang berkorban dan mendoakan mereka bersama-sama. Lalu, menonton penyembelihan.
Dari Bonn, Jerman, kita pindah ke Neuhausen. Kota kecil di Jerman Selatan, di wilayah negara bagian Baden-Wuerttemberg ini ternyata ada sebuah festival unik yang diadakan setahun sekali. Tahun ini datang artis keren seperti Ed Sheeren, Avril Lavigne, Tom Odell dan Alice Merton. Khusus untuk edisi Kotekatalk-182 ini akan membincangkan konsernya Ed Sheeren. Seru!
Berapa tiket masuk festival selama tiga hari dua malam itu? Mengapa semua dataran menjadi berlumpur? Apa saja yang harus dipersiapkan untuk datang ke sana? Di sana bisa ngapain saja, ya? Bagaimana dengan stand makanan dan minuman? Konon bisa camping di sana, gimana ceritanya ya? Ada ternyata penonton yang rela menggadaikan sepatu mahalnya, demi sepasang sepatu boot anti air dan anti lumpur. Mengapa? Untuk tahu jawabannya, Mimin ajak kalian hadir pada:
- Hari/Tanggal: Minggu, 30 Juni
- Pukul: 16.00 WIB atau 11.00 CEST Berlin
- Link: di sini
Neuhausen ob eck ini memiliki sejarah yang tertoreh sejak tahun 700 an. Di sana ada sebuah museum tua yang menggambarkan kehidupan masyarakat Jerman zaman lampau. Masih dengan bangku sekolah dengan bangku kayu besar, toilet dengan wujud satu lubang saja. Area ini memiliki obyek wisata bernama Napoleonischen Dreieck. Itu adalah tiga batas wilayah kekuasaan Napoleon pada awal abad 19. Neuhausen juga dekat dengan Tuttlingen, kota produksi alat kesehatan. Dari sana ke air terjun Rheinfall di Swiss pun tidak terlalu jauh. Sekali datang, satu dua negara terlampaui.
Yang menarik, sejak tahun 2020 walikotanya adalah seorang perempuan bernama Marina Jung.
"Buah durian harum baunya, buah manggis manis rasanya. Bersama Komunitas Traveler Kompasiana kita keliling dunia" (Koteka).
Jumpa Minggu.
Salam Koteka. (GS)