Hi, Koteker dan Kompasianer. Apa kabar? Masih sehat dan bahagia, bukan.
Hari Sabtu lalu, Mimin sudah mengajak kalian jalan-jalan ke Bosnia. Negeri berbentuk hati itu telah menawan hati mbak Hady aka Hadiati Kidam Putri, artis Amsterdam yang bersama suami ke sana dan menceritakan kepada kita semua pengalamannya keliling Bosnia.
Staff kedutaan Qatar di Den Haag itu merasa menjadi pusat perhatian ketika berada di sana. Barangkali jarang, ya, turis dari Asia berambut hitam sepertinya. Saat jalan-jalan, ia bertemu dengan mantan pemain PSIS Semarang yang menjadi walikota sebuah kota di Bosnia saat ini. Pak wali dikerumuni banyak orang di sekelilingnya. Makanya ia ikut.
Bosnia pernah menjadi tuan rumah olimpiade tahun 1987. Pantas saja karena mbak Hady sendiri melihat bentangan luas salju yang memesona di sana, tiada duanya. Latar belakangnya pun sangat indah. Mbak Hady berandai-andai punya rumah di sana, agar menikmati pemandangan surga itu setiap hari. Selain salju, wisata religi seperti masjid adalah keunggulan Bosnia. Jangan kelewatan untuk ke masjid terbesar di sana.
Soal kuliner nggak ada masalah karena di sana mayoritas penduduknya muslim. Harga makanan di sana juga lebih murah dibanding di Eropa, setengahnya! Jadinya nyaman banget kan buat orang Indonesia berwisata ke sana? Mbak Hady mengingatkan kita semua untuk menyiapkan kartu kredit dan cash. Maklum ada beberapa tempat yang kadang nggak menerima kartu.
Salah satu kesedihannya adalah melewati daerah Bosnia yang dekat dengan Kroasia. Di sana masih ada desa yang terbengkalai pasca perang dunia. Ingat sejarah, perang dunia pertama terjadi karena dibunuhnya panglima Austria di Sarajevo. Pecahhhh! Sedih, ya. Perang memang menyisakan duka dan trauma yang mendalam. Tapinya mbak Hady bahagia karena melihat banyak orang Bosnia yang masih terlihat menikmati kehidupan sehari-hari yang apa adanya.
Dari Bosnia, Komunitas Traveler Kompasiana dan Pesanggrahan Indonesia e.V mengajak kalian ke Paris, Perancis. Negara di EU ini pastinya sudah nggak asing lagi bagi kalian. Negeri yang konon banyak menawarkan romantisme manusia, keindahan menaranya yang menjadi simbol cinta yang luar biasa dahsyat dalam hidup di bumi ini. Kalian percaya bahwa ke sana, bisa dinikmati dengan budget murmer. Tempat gratis mana saja yang bisa dikunjungi selama di sana? Resto mana saja yang bisa kita hampiri untuk lapar dan dahaga yang mendera? Berapa bea perjalanan dengan naik mobil dari Bonn, Jerman ke Paris? Bagaimana gambaran keindahan Paris di malam hari? Semua akan dikupas mbak Siti Asiyah aka St. Asia, si artis Bonn yang juga sekretaris Koteka? Simak penuturannya pada:
- Hari/Tanggal: Minggu, 3 Maret 2024
- Pukul: 16.00 WIB Jakarta/ 10.00 CET Berlin
- Link: DISINI
Nah, mumpung Minggu-minggu, ada dari kalian yang lagi nggak ada acara dan berminat ke Paris suatu hari nanti, Mimin tunggu kehadiran kalian untuk ngobrol tentang pengalaman mbak Siti. Mbak Siti dulu adalah mantan backpacker yang keliling dunia dengan sepeda bersama suaminya. Sekarang ini aktif di jagad seni, memperkenalkan seni Indonesia di Eropa, khususnya Jerman lewat komunitas Pesanggrahan Indonesia. Selain jalan-jalan, ibu dari dua anak laki-laki itu juga pandai memasak masakan Indonesia dan mempromosikannya di Jerman. Seru pasti menikmati kisahnya.
"Buah durian harum baunya, buah manggis manis rasanya. Bersama Komunitas Traveler Kompasiana, kita keliling dunia" (Koteka).
Sampai jumpa hari Minggu sore.
Salam Koteka. (GS)