KutuBuku Reborn

2023-04-09 17:33:03 | Diperbaharui: 2023-04-09 18:27:00
KutuBuku Reborn
Empat Kompasianer dari KutuBuku bersama para guru peserta workshop dari Nurul Ilmi. Sejak awal hingga akhir, semua berlangsung dengan penuh suka-cita. Ini bagian dari perjalanan kreativitas untuk menggairahkan spirit literasi di lingkungan pendidikan. Foto: isson khairul

Perkenalkan, namaku Ikhwanul Halim. 

Aku pertama kali bergabung dengan Kompasiana tanggal 3 Agustus 2015. Pertama kali menghadiri Kompasianival juga pada tahun itu dan berkenalan dengan pendiri KutuBuku, mas Thamrin Sonata yang akrab dengan panggilan Mas TS. Mas TS menyarankan agar aku membukukan tulisan-tulisanku, dan jadilah beberapa bukuku terbit di Peniti Media, penerbitan milik Mas TS.

Selanjutnya, Mas TS mengajakku untuk bergabung dengan Komunitas KutuBuku, yaitu komunitas kompasianers yang berminat untuk mengulas buku, tentu saja buku-buku karya para penulis di Kompasiana. Beberapa nama besar Kompasianer, seperti Tjiptadinata Effendi, Roselina Tjiptadinata, Iskandar Zulkarnain, Thamrin Dahlan, Sugiyanto Hadi Prayitno, Taufik UieksKang Nasir, dan masih banyak lagi yang sudah menerbitkan buku di Peniti Media. 

Penulis, Thamrin Sonata, dan Wedha (dok. IH)

Bersama bang Isson Khairul, mas TS giat menyebarkan 'virus' literasi ke mana-mana. Aku pernah diajak beliau-beliau untuk berbagi ilmu kepenulisan untuk guru-guru di Bekasi dan ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagiku   

 Setiap kali aku ke Jakarta atau Mas TS ke Bandung, maka kami pastikan untuk bertemu. Entah di seputaran Dago, Stasiun Bekasi, Stasiun Jatinegara, Stasiun Kemayoran, Palmerah Selatan, Taman Ismail Marzuki, atau di mana pun kami berkesempatan. 

Setiap ada kegiatan KutuBuku seperti BedahBuku; event Kompasiana (Kompasiana Nangkring, Kompasianival, Indonesia Community Day); atau event budaya di Bentara Budaya, Mas TS akan mengajakku untuk hadir.

Bagaikan disambar petir, Selasa, 4 September 2019, aku menerima kabar bahwa Mas TS meninggal dunia. Rasanya seperti berita hoaks, karena baru dua hari sebelumnya kami bertemu di seputaran Stasiun Bekasi. Mas TS bercerita tentang minuman jeruk nipis produksi keponakannya yang membuatnya merasa lebih sehat setelah meminumnya. Kami bertemu juga dalam rangka proyekku sebagai ghost writer yang bukunya terbit cetak di Peniti Media. 

Aku kehilangan seorang sahabat dan mentor sekaligus. Dari Mas TS aku belajar dunia kepenulisan dan penerbitan.

Seperti yang kusebutkan, aku masih punya pekerjaan yang berkaitan dengan Peniti Media, tetapi bukan itu yang membuatku mendatangi rumah almarhum. Pada pertemuan terakhir kami, aku berjanji kunjungan berikutnya adalah ke kediaman beliau. Dan alhamdulillah, sampai sekarang, tali silaturahmi kami (keluargaku dan keluarga Mas TS) tetap terjalin dengan baik.

Kepergian Mas TS membuatku kebingungan. Ke mana lagi aku akan menerbitkan buku? Anak-anak Mas TS tidak tertarik untuk meneruskan Peniti Media.   

Memang sebelumnya sudah terbersit keinginan untuk mempunyai lini penerbitan, tapi sampai hari itu masih berupa angan-angan. Akhirnya aku membuat keputusan nekat dengan mendirikan PIMEDIA. 

Ternyata bukan hanya aku seorang yang memutuskan untuk membuat usaha penerbitan. Ada beberapa penulis sekaligus 'murid' Mas TS yang juga memutuskan untuk melakukan hal yang sama denganku. Inilah warisan Mas TS yang nyata. Kompasianer kini punya banyak pilihan untuk mengabadikan karyanya.

Tetapi, masih ada satu yang belum terselesaikan. 

Bagaimana dengan KutuBuku? Sebagai motor Persatuan Penulis Indonesia, Mas Isson kelihatan sibuk melanglang Nusantara. Orang-orang Mas TS sepeti Mbak Arum tidak tahu ke mana rimbanya. Tamita WIbisono juga punya kesibukan yang luar biasa. Aku sendiri, selain terus menulis dan menerbitkan buku, punya komunitas penulis sendiri.

Maka ketika Kompasiana membuka pendaftaran komunitas, aku mengharapkan ada melanjutkan legacy Mas TS dengan yang menghidupkan lagi KutuBuku. Aku mengharapkan para kompasianer yang memiliki penerbitan, penulis yang (ingin) menerbitkan buku, peminta bedah buku, untuk menghidupkan lagi komunitas ini. 

Dua buku Kumcer Thamrin Sonata di Kompasiana yang diterbitkan posthumous oleh Pimedia sebagai penghormatan kepada beliau. (dok. pri. I.H) 

Terima kasih.

I.H

     

   

 

 

          

   

 

        

 

 

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
24 Orang menyukai Artikel Ini
avatar
Mohon diperkenankan menjadi anggota 🙏🙏
2023-06-14 19:11:42
Ikut berduka cita. Moga mendapat kebaikan disisi.Nya. Aamiin.
2023-04-20 09:47:30
Semoga dimudahkan usahanya, Mas. Salam kenal, saya dari Bekasi.
2023-04-20 09:15:16
Izin menyelamatkan komunitas kutu buku
2023-04-19 05:24:58
ijin bergabung..., salam kenal semua..
2023-04-14 06:24:30
Salam kenal kembali
2023-04-18 15:41:37
Lihat 11 komentar