Apakah Menulis Menumbuhkan Kebebasan Intelektual yang Sebenarnya?

2025-10-20 01:42:46 | Diperbaharui: 2025-10-20 01:58:12
Apakah Menulis Menumbuhkan Kebebasan Intelektual yang Sebenarnya?
Caption Sumber: 5 Ways to Increase Students' Engagement in Writing | Edutopia Tersedia di https://chatgpt.com/c/68f4d08b-bb50-8320-a08b-4fbac4c456dc

Apakah Menulis Menumbuhkan Kebebasan Intelektual yang Sebenarnya?

Oleh: A. Rusdiana

Menjelang satu bulan berdirinya komunitas Pena Berkarya Bersama (PBB) sejak 16 September 2025, dengan sudah 1.141 anggota hingga 20 Oktober 2025, muncul pertanyaan penting: untuk apa komunitas ini ada selain dari sekadar jumlah anggota? Dalam dunia akademik, menulis sebagai tugas tidak sekadar melatih gaya bahasa, tetapi juga menumbuhkan kebebasan intelektual kemampuan untuk berpikir sendiri, mengartikulasikan pandangan dunia, dan mempertahankan argumen secara etis.

Menurut teori tentang kebebasan intelektual (intellectual freedom) yang mengacu pada hak individu untuk berpikir, memperoleh, dan menyampaikan ide tanpa rasa takut atau hambatan keaktifan dalam menulis menjadi bagian penting dari praktik itu. Sage Research Methods Community+1 Namun, sering terjadi gap: banyak mahasiswa yang hanya melihat menulis sebagai kewajiban nilai, bukan sebagai ruang refleksi dan ekspresi diri. Tulisan ini bertujuan mengeksplorasi tiga pembelajaran mendalam dari aktivitas menulis sebagai tugas akademik yang bermakna khususnya bagi komunitas PBB, untuk mengajak seluruh anggota tetap aktif menulis, bukan sekadar memenuhi kewajiban. Berikut tiga Pembelajaran Mendalam dari Menulis Menumbuhkan Kebebasan Intelektual:

Pertama: Menulis Membebaskan Pemikiran dari Hafalan; Saat tugas menulis hanya diikuti dengan hafalan atau penyusunan ulang materi tanpa refleksi, kebebasan intelektual tertahan. Sebaliknya, ketika mahasiswa diberi ruang untuk menyusun argumen, mempertanyakan asumsi, dan menghubungkan ide dengan pengalaman mereka sendiri, maka menulis menjadi proses pembebasan berpikir. Melalui forum PBB, anggota bisa merumuskan gagasan sendiri tidak hanya mengulang referensi sehingga tumbuh kapasitas untuk berpikir kritis dan mandiri.

Kedua: Menulis sebagai Ekspresi Identitas dan Pandangan Dunia; Menulis memberi ruang bagi mahasiswa untuk mengartikulasikan siapa mereka apa latar belakang, apa cita-cita, apa perubahan yang ingin mereka bawa. Bahkan tugas simpel pun bisa menjadi modal nyata bagi pengembangan intelektual: “mengapa saya memilih tema ini?”, “apa yang akan saya lakukan berdasarkan tulisan ini?” Komunitas PBB dapat mendorong anggotanya untuk saling berbagi tulisan, memberi respons, dan memperkaya wawasan. Dengan begitu, menulis bukan hanya tugas senyap di laptop, tetapi dialog terbuka antar-anggota yang menumbuhkan identitas kolektif intelektual.

Ketiga: Menulis Melatih Tanggung Jawab Etis dan Publik; Kebebasan intelektual tidak berarti bebas tanpa batas; ia juga mengandung tanggung jawab terhadap data, terhadap referensi, terhadap hak orang lain, dan terhadap integritas ilmiah. Ketika mahasiswa menulis dengan sadar bahwa setiap argumen akan dibaca, dikritik, dan berdampak maka mereka belajar etika menulis, menyusun bahan, mengecek fakta, dan mempertanggungjawabkan pilihan kata. Dalam konteks PBB, misi komunitas ini bukan sekadar menulis lebih banyak, tetapi menulis lebih bermakna, dengan kualitas dan kejujuran. Hal ini menjadikan menulis sebagai latihan kebebasan intelektual yang bertanggung-jawab.

Menulis sebagai tugas akademik bisa berhenti di angka kata dan format, atau bisa menjadi ruang kebebasan intelektual yang hidup ketika diarahkan secara benar. Bagi komunitas PBB, tiga pembelajaran ini harus dijadikan pijakan: membebaskan pemikiran, mengekspresikan identitas, dan melatih tanggung-jawab etis. Rekomendasi bagi komunitas PBB: 1) Adakan tantangan menulis mingguan dengan tema reflektif (misalnya: “apa yang saya pelajari dari tugas saya?”); 2) Bentuk kelompok saling feedback antar-anggota agar tulisan menjadi dialog, bukan monolog; 3) Publikasikan sebagian tulisan terbaik sebagai edisi khusus PBB agar anggota merasa dielu-elu dan termotivasi.

Menulis bukan sekadar memenuhi tugas kampus ia adalah pintu menuju kebebasan intelektual. Komunitas PBB berdiri tidak hanya untuk menambah jumlah postingan, tetapi untuk menumbuhkan generasi penulis yang berpikir merdeka. Maka, mari tetap aktif menulis, tetap berbagi, tetap bertumbuh. Wallahu A’lam.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
1 Orang menyukai Artikel Ini
avatar