Dialog Dimas dan Hantu 1113 yang Tak Usai

2023-06-26 19:07:02 | Diperbaharui: 2023-06-26 19:07:02
Dialog Dimas dan Hantu 1113 yang Tak Usai
Ilustrasi Kamar 1113, sumber: Pxhere.com

Sebuah dialog antara tokoh dengan penghuni kamar hotel yang tak usai. Pembuka kalimat ini saya gunakan sebagai tanggapan atas cerpen karya Kusworo di laman Kompasiana.

Cerpen “Penghuni Kamar 1113” merupakan salah satu cerpen yang sangat menarik untuk dibaca. Olehnya, itu perlu dikembangkan dan dikemas dengan berbagai unsur pengembangan cerpen.

Penulis telah berupaya memberikan kabar atas sebuah hal ganjil yang ditemui. Tulisan tersebut pun telah dikemas dengan runut dan terstruktur dari awal hingga akhir cerita.

Sebagai pembaca, rasanya ingin menunggu hasil dialog tokoh yang mestinya berujung damai dengan penghuni kamar hotel 1113. Di mana tokoh menyinggung soal penghuni kamar yang dianggapnya mengusik pengunjung. Mungkin sebuah amanat baik yang ingin disampaikan Pak Kusworo kepada pembaca budiman.

Dalam cerpen tersebut, sedianya penulis menyampaikan amanat lain bahwa pelayan yang ramah dan sebagainya. Selanjutnya, ada beberapa hal yang juga sebaiknya dimunculkan yakni unsur psikologis dan sosiologis tokoh hantu sehingga ia bertengger di kamar tertentu.

Misalnya, ada hal yang belum tuntas atas sengketa hotel atau ada kasus besar yang terjadi dengan pengunjung sebelumnya seperti pernah pesta narkoba atau jadi ruang prostitusi.

Saya sangat mengapresiasi sebuah tulisan yang lahir atas rekaman perjalanan seseorang penulis. Sebab tidak semua orang dapat melakukannya bahkan penulis merekamnya dengan alot, tergambar saat angka-angka kamar yang ditulis.

Namun, terlepas dari itu, bahwa sebagai pembaca sedianya memberikan masukan kepada penulis yang bersangkutan. Bahwa dalam cerpen tersebut masih terdapat beberapa kesalahan teknis penulisan tanda baca, kata, frasa, maupun kalimat.

Antara lain penulisan kata dan di awal kalimat sebanyak lima kali. Penggunaan kata dan frasa dalam bahasa asing yang seharusnya dimiringkan (Italic). Pembaca juga menemukan ada satu kalimat yang menggunakan kata menyala hingga tiga kali, sebaiknya dihindari.

"Ia menyalakan power untuk menyalakan semua lampu di kamar. Tapi ternyata hanya satu lampu yang menyala." 

"Ia menekan tombol merah untuk menyalakan semua lampu kamar, tapi ternyata hanya satu yang berfungsi."

Demikian ada ketidakkonsistensi penulis dalam menggunakan sudut pandang orang pertama antara kata aku dan saya. Meski hanya sekali melakukan kesalahan, namun terasa ganjil dalam membacanya.

Hal lain juga yang mesti diperhatikan bahwa sebaiknya penulis menyamarkan nama tokoh, latar tempat, dan latar suasana hotel untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan pengelola.

Demikian pembaca akan merekam apa yang telah ditulis sehingga dapat memengaruhi psikologisnya. Sehingga ke depan, jika penulis berniat membukukan, sebaiknya dilakukan peninjauan kembali dan pengeditan agar dapat lebih menarik lagi dibaca. Sebab cerpen seperti ini sangat dinanti pembaca dan tentu sedikit menguji adrenalin pembaca.

Terima kasih,
Andi Samsu Rijal

Andi Samsu Rijal, dokumentasi: Andi Samsu Rijal

Dosen Sastra Inggris Universitas Islam Makassar. Mahasiswa S3 Ilmu-Ilmu Humaniora FIB UGM. Seorang pegiat literasi.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Suka dengan Artikel ini?
2 Orang menyukai Artikel Ini
avatar
Terima kasih atas masukannya yang luarbiasa dan bermanfaat buat saya sebagai penulis pemula cerpen. Saya memberikan apresiasi yang sebesarnya kepada Pak Andi S. Rijal atas masukan yang telah diberikan. Terima kasih.h
2023-06-26 21:17:07
Terima kasih kembali pak,
2023-06-27 10:30:51